Spotlight effect adalah istilah dalam suatu fenomena psikis, simak penjelasannya!
Pernahkah kamu mengalami overthinking mengenai pendapat orang-orang, khususnya yang bersifat negatif, atas hal-hal yang menyangkut dirimu? Melelahkan bukan? Tentu saja.
Hal ini sesungguhnya kurang bagus buat kamu, dan sebaiknya perlu lekas ditangani. Gejala ini dikenal dengan istilah spotlight effect, satu fenomena psikis yang bisa bikin siapa saja yang mengalaminya, kelelahan secara mental. Mari simak ulasannya lebih lanjut di bawah.
Dalam bidang psikologi sosial, spotlight effect adalah sebuah istilah yang mengacu pada anggapan seseorang yang berpikir bahwa ia begitu diperhatikan oleh banyak orang lain di sekitarnya.
Padahal, nyatanya nggak demikian. Kondisi ini, berlaku dalam berbagai kemungkinan, entah itu positif maupun negatif.
Misalnya saja, nih, sebagai contoh yang positif, kamu berpikir bahwa semua orang terkesan atas presentasi yang baru saja kamu lakukan di kelas.
Sebaliknya untuk contoh yang negatif, gara-gara ada sedikit kesalahan misal, kamu beranggapan kalau semua teman sekelasmu mengolok-olok hasil presentasimu tadi di dalam hati mereka.
Baik contoh yang pertama maupun yang kedua, sama saja tak baiknya. Sebab, pada dasarnya spotlight effect adalah laku psikis yang cenderung delusif.
Ia mendorongmu secara berlebihan buat berprasangka mengenai sesuatu yang belum tentu sesuai dengan yang sesungguhnya. Bila terus berlarut-larut dalam kondisi demikian, mentalmu sendirilah yang bakal kelelahan.
Pada dasarnya, tiap kali kita memikirkan apa yang orang lain pikirkan tentang kita, kita kerap melebih-lebihkan.
Kita cenderung punya anggapan bahwa diri kita adalah pusat perhatian dari semua orang, terutama saat kita melakukan kesalahan atau hal yang bodoh. Sebetulnya, anggapan yang demikian keliru belaka.
Pada tahun 2000, Tom Gilovich dan rekan-rekannya melakukan riset yang kemudian dipublikasikan dalam “Journal of Personality and Social Psychology”.
Riset ini menguji sekelompok anak yang masing-masing diberi tugas yang berbeda, dan satu anak yang diminta untuk memakai sebuah kaos Barry Manilow yang dianggap memalukan bagi anak-anak kampus ketika itu.
Gilovich ingin melihat seberapa banyak orang yang menyadari anak itu dan kaos yang memalukannya. Maka begitulah, penelitian ini pun dilakukan.
Hasilnya, anak yang memakai kaos Barry Manilow menyangka bahwa setengah dari orang-orang di ruangan tersebut memerhatikan dirinya memakai kaos itu. Sementara faktanya, hanya sekitar 25% dari orang-orang di ruangan tersebut yang melihat dan memerhatikan kaos yang dipakai si anak.
Dari penelitian tersebut, kita bisa mengantongi bukti, bahwa saat kita sibuk mencemaskan apa yang orang lain pikirkan tentang kita, nyatanya, sebagian besar orang nggak peduli dengan penampilan dan apa yang kita lakukan.
Hal ini jelas karena orang lain pun sedang fokus dengan pikiran mereka masing-masing.
Kamu mungkin menyangka bahwa orang lain yang duduk di sebelahmu di bis dalam perjalanan pulang ngantor, sedang memerhatikan penampilanmu. Padahal, bisa saja yang ada dipikirannya adalah menu makan malam yang akan dia pesan segera, setibanya dia di rumah.
Menurut pakar psikologi sosial, spotlight effect disebabkan terutama oleh bias egosentris. Artinya, ada kecenderungan untuk mengait-kaitkan sudut pandang orang lain dengan sudut pandang kita.
“Kita adalah pusat dunia diri kita sendiri,” menurut Nathan Heflick, dosen senior di Unversity of Lincoln. Hal inilah, pada taraf tertentu, yang menyebabkan kita menyangka kalau orang lain pun menganggap kita sebagai pusat perhatian mereka.
Jika hal ini dibiarkan terus menerus tanpa mendapatkan penanganan lebih lanjut, kemungkinannya bisa membawa kita pada kondisi psikis yang lebih buruk juga.
Beberapa risikonya, antara lain seperti mengalami panic attack dan anxiety disorder (gangguan kecemasan) sangat mungkin menimpa orang-orang yang mengalami spotlight effect ini.
Oleh karena itu, ketika kamu menyadari bahwa kamu mungkin punya kecenderungan spotlight effect, tak ada salahnya untuk pergi ke psikolog atau psikiater buat mendapat penanganan dari orang yang memang berkompeten
Lebih-lebih bila hal ini sudah kelewat mengganggu rutinitas keseharian. Misalnya kamu jadi kurang fokus dan sulit berkonsentrasi buat menyelesaikan pekerjaan, atau kamu jadi sering sulit tidur lantaran terlalu banyak hal, khususnya yang berhubungan dengan pendapat orang, bercokol di kepala.
Seperti lazimnya gejala psikis yang lain, ada banyak hal yang bisa kita lakukan buat menangani spotlight effect ini. Melansir laman psikologi Satupersen, berikut adalah beberapa di antaranya!
Mengatasi spotlight effect terkadang bisa sesederhana mengetahui bahwa fenomena ini ada. Kamu perlu menyadari, bahwa seperti dirimu, orang lain pun mungkin sibuk dengan pikiran mereka sendiri.
Maka, bila kamu merasa melakukan kesalahan dalam satu kesempatan, nggak perlu kelewat cemas. Tarik napas dan tenang saja.
Ingat saja bahwa kepala mereka pun bakal lebih memprioritaskan diri mereka sendiri ketimbang kamu. Cepat atau lambat, mereka bakal lupa dengan kekuranganmu itu.
Mendapat feedback dari orang lain secara langsung, cukup ampuh buat mengatasi bias egosentris yang jadi biang keladi spotlight effect.
Sebagai contohnya, misal, pada satu kesempatan, kamu dan temanmu sedang makan bakso di suatu tempat dan kaos putih yang kamu kenakan nggak sengaja terciprat saos. Kamu kuatir itu berdampak sekali pada penampilanmu di mata orang.
Tapi, coba, deh, tanya pada temanmu. Apakah benar demikian?
Nggak jarang, karena kelewat memikirkan pendapat orang, kita panik sendiri ketika melakukan satu kesalahan atau kebodohan. Padahal, mestinya kita bisa tenang saja.
Sebab, kesalahan atau kebodohan kita itu, asalkan tidak disengaja, ya lumrah belaka. Toh, namanya juga manusia.
Nah, terakhir, jangan sungkan atau ragu, ya, buat mengunjungi psikiater, bila kamu sudah mencoba beberapa hal di atas tapi tetap merasa kewalahan. Mereka adalah ahli yang punya kompetensi.
Dengan mengkonsultasikan masalahmu kepada mereka, penanganan lebih lanjut bisa secara cepat dan tepat dilakukan. Dan dengan demikian hal yang lebih buruk pun jadi bisa dihindarkan.
Itulah ulasan mengenai spotlight effect beserta sejumlah penjelasan dan cara menanganinya. Apakah kamu punya pengalaman atau referensi lain mengenai hal ini? Jangan ragu untuk share di kolom komen, ya!
Kamu lagi cari kost eksklusif dengan kantor atau kampus mulai dari Rp1 jutaan? Yuk, pindah ngekost di Rukita saja!
Kamu bisa menemukan Rukita di berbagai area strategis, di Jabodetabek, Bandung, Surabaya, dan Malang. Fasilitasnya yang lengkap dan modern akan membuatmu merasa #SenyamanDiRumah.
Agar cari kost lebih mudah, kamu juga bisa gunakan aplikasi Rukita yang bisa diunduh di Play Store atau App Store. Mau tanya-tanya tentang kost Rukita? Bisa hubungi juga langsung ke Nikita (customer service Rukita) di +62 811-1546-477 atau kunjungi www.rukita.co.
Pastikan juga kamu jangan lupauntuk follow akun Instagram Rukita di @Rukita_indo dan Twitter @Rukita_id supaya nggak ketinggalan promo diskon dan update terkini!
In this post, we'll explore various HTML elements and how you can style them effectively…
Introduction to Styling in WordPress In this post, we'll explore various HTML elements and how…
Mengenal weton Rabu Pahing untuk laki-laki dan wanita, dari watak, rezeki, garis hidup dan jodoh…
Apa saja manfaat minyak zaitun untuk rambut rontok dan bagaimana cara penggunaannya? Yuk, simak penjelasannya…
Macam-macam kurma terbaik dan berbagai manfaatnya untuk kesehatan. Ada apa saja? Yuk, cek di sini.