Tips

Mengenal Victim Playing: Ciri-cirinya, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

Apa arti playing victim? Yuk, ketahui di sini!

Kita sering sekali beranggapan hidup ini menyedihkan, bahkan terasa seperti kamu selalu jadi korban dan orang lain selalu menyalahkanmu. Kamu bisa saja memang sedang sial dan bernasib jelek, namun bisa jadi sebenarnya kamu memiliki sifat playing victim.

Kalau memiliki mentalitas korban, nih, kita akan menyaring segala hal yang terjadi menggunakan pikiran sempit saat harus memahami orang lain dan realitas kehidupan.

Source: pexels.com

Memang berat melihat orang dengan sifat playing victim karena dia selalu menyalahkan orang lain atas semua hal yang terjadi pada dirinya sendiri. Padahal hal ini terjadi karena dia memberikan kontrol hidupnya kepada orang lain agar dia tidak perlu bertanggung jawab atas hidupnya.

Apakah kamu sendiri seperti itu? Coba cek dulu, yuk, bagaimana ciri-ciri orang yang melakukan self victim! Namun, sebelumnya kita ketahui dulu arti playing victim berikut ini.

Apa Itu Arti Playing Victim?

Source: pexels.com

Mentalitas victim playing adalah kondisi psikologi seseorang menunjukkan cara berpikir yang tidak berfungsi dengan baik. Pikiranmu akan selalu berusaha mencari alasan bahwa kamu sedang disiksa untuk mencari perhatian maupun menghindari tanggung jawab.

Orang yang memiliki mentalitas playing victim, selalu merasa bahwa hidup di luar kontrol mereka, bahkan orang-orang berusaha menyakiti mereka. Sebenarnya ‘kepercayaan’ ini muncul karena mereka dulu selalu disalahkan oleh orang lain yang memicu amarah maupun pesimisme.

Biasanya mereka yang selalu merasa jadi korban dan menjadi playing victim adalah termasuk orang berpikiran negatif dan suka komplain. Mereka selalu menemukan hal negatif dan merasa nggak pantas mendapat hal baik dalam hidup. Mungkin hidupnya akan terasa gelap banget, tuh!

Penyebab Orang Melakukan Playing Victim

Source: pexels.com

Nah, sekarang kita sudah mengetahui apa arti playing victim! Namun, sebenarnya apa, sih, alasan seseorang melakukan hal tersebut?

Jika seseorang merasa tidak disayang oleh keluarga dan teman saat kecil maka dia akan merasakan ada hal yang nggak beres dalam dirinya. Hal ini membuat kamu ‘keras’ terhadap diri sendiri, bahkan selalu jadi pengkritik nomor satu. Alhasil kamu memiliki kebiasaan untuk menghancurkan diri sendiri, tuh.

Orang yang terus merasa jadi korban memang terdengar seperti orang depresi, ya? Nggak salah, sih, karena mereka biasanya depresi terhadap caranya sendiri saat menghadapi masalah. Biasanya ‘si korban’ dulunya adalah korban penindasan fisik, seksual, maupun emosional.

Source: pexels.com

Kamu mungkin nggak menyadari sifat yang suka mengkritik diri sendiri ini karena tidak sepenuhnya sayang kepada dirimu sendiri. Kamu sering kali kabur dari emosimu karena kebiasaan menyabotase diri sendiri. Perasaan inilah yang membuatmu jadi menyiapkan banyak alasan agar nggak perlu menghadapi hidup.

Apa yang terjadi pada masa lalu mungkin memang di luar kendali kamu. Namun, sekarang kamu bertanggung jawab atas kebahagiaanmu sendiri dan nggak selalu menyalahkan orang lain jika kadang menderita.

13 Ciri Orang yang Suka Melakukan Playing Victim

Setelah memahami arti playing victim dan penyebabnya, mungkin kamu jadi bertanya-tanya bagaimana ciri-ciri seseorang yang playing victim. Kita telaah di bawah ini, yuk!

  • Kamu akan selalu merasa orang lain mau menyakitimu. Apa pun yang mereka lakukan, kamu selalu merasa diserang.
  • Kamu melihat semua masalah yang terjadi di hidupmu itu musibah besar yang tidak bisa kamu kendalikan.
  • Kamu selalu pesimistis terhadap semua hal.
  • Nilai hidupmu: hidup selalu mencoba menghancurkanmu!
  • Kamu selalu menyalahkan orang lain atas situasi atau hal yang membuatmu merasa menderita.
  • Kamu merasa nggak punya tenaga untuk menghadapi masalah hidupmu.
  • Kamu nggak mau mendengarkan saran atau pun pendapat orang lain ketika kamu menghadapi suatu masalah. Kalau diberi kritikan yang membangun, tuh, kamu merasa diserang.
  • Ketika hal baik terjadi dalam hidupmu pasti kamu selalu menemukan alasan untuk komplain.
  • Kamu terus-terusan menceritakan kisah menyedihkan, terutama kisah yang memposisikan dirimu sebagai korban.
  • Kamu percaya bahwa kamu satu-satunya yang diperlakukan tidak adil.
  • Kamu suka mengasihani dirimu sendiri dan merasa orang lain memang lebih baik dari kamu.
  • Kamu merasa bahwa kamu nggak bertanggung jawab terhadap hidupmu dan membiarkan mereka mengontrol hidupmu. Dengan berlaku seperti ini maka apabila sesuatu buruk terjadi kamu tinggal menyalahkan orang lain.
  • Kamu memiliki kebiasaan menyalahkan, menyerang, dan menuduh orang-orang terdekat terhadap hal yang kamu rasakan.

BACA JUGA: 8 Cara Mudah Bangkit dari Kegagalan dan Usir Galau dengan Self Healing!

Contoh Playing Victim

Source: pexels.com

Contoh playing victim sendiri bisa kita temukan dalam pertemanan ataupun hubungan percintaan, lho! Bahkan mungkin kita tak menyadarinya.

Misalnya, contoh playing victim dalam hubungan percintaan seperti nggak pernah mau meminta maaf atas apapun ketika berubah salah. Padahal, dalam suatu berani meminta maaf merupakan hal penting untuk menjaga hubungan.

Lau, contoh playing victim dalam pertemanan misalnya selalu membesarkan masalah kecil. Seseorang tersebut juga merasa seolah-olah dunia berputar pada dirinya saja, padahal tak selalu seperti ini.

Cara Mengatasi Sifat Playing Victim

Source: pexels.com

Memiliki kecenderungan untuk victim playing tidak berarti kamu tidak bisa mengubahnya. Saat kamu mau lebih memiliki kendali terhadap hidupmu dan menjadi orang yang lebih baik, nih, pasti selalu ada jalan untuk mengubah sifat tersebut.

1. Lihat dirimu sebagai seorang pejuang, bukan korban

Source: pexels.com

Korban selalu melawan kehidupan, sedangkan pejuang menyambut kehidupan dan menungganginya. Korban selalu merasa tidak ada harapan dalam hidupnya, sedangkan penyintas selalu mencoba mengambil alih kendali dalam hidupnya.

Mentalitas korban memang enak karena rasanya diberi perhatian dan empati oleh orang lain. Kamu pun akan merasa nggak pernah salah, deh. Padahal sifat berhasil berjuang akan lebih membuat hidupmu jadi bermakna.

Source: pexels.com

Sekali kamu melihat dirimu sebagai orang yang selamat, kamu akan merasa hidupmu lebih baik. Kalau merasa berhasil tentu kamu akan menarik orang-orang yang tepat pula ke dalam circle-mu.

Sstt, mendengarkan seorang pejuang lebih menyenangkan dan inspiring daripada mendengarkan orang yang selalu mengasihani diri sendiri!

2. Ubah kata ‘kamu’ menjadi ‘aku’

Source: pexels.com

Kata “Kamu ini, kamu itu” akan memberikan kendali kepada orang lain. Sedangkan kalau mengubahnya dengan kata “aku atau saya” berarti kamu yang mengendalikan hidupmu sendiri. Trik ini dilakukan agar kamu mengerti bahwa kebahagiaanmu merupakan tanggung jawabmu sendiri.

Daripada bilang “Kamu membuatku sedih.” coba ubah menjadi “Aku merasa sedih ketika mendengarmu bicara seperti itu.”

3. Jangan keras terhadap dirimu sendiri

Source: pexels.com

Hati-hati dengan kebiasaan self victim, ya! Kamu bisa benar-benar menjadi korban karena selalu mencoba memperlakukan dirimu sebagai korban. Kamu memang tidak perlu mencobanya, sih, karena hal ini dibentuk dari masa kecilmu.

Kini jadilah pribadi yang lembut bagi dirimu sendiri dan lakukan praktik self-love. Coba ketahui luka utamamu dengan mencari bantuan profesional untuk memahaminya agar tidak salah. Pelajari alasan utama yang membuatmu percaya bahwa kamu selalu jadi korban.

Source: pexels.com

Ubah sifat membenci dirimu sendiri menjadi lebih pengertian dan mau menyayanginya. Jangan lakukan ini sendirian! Kamu selalu bisa mengandalkan orang lain, bahkan bisa melakukannya dengan pendampingan terapis.

Dengan begitu kamu akan melakukan self-care yang tepat dan perkembangannya pun bisa diamati dan ditelaah.

4. Pikirkan alasannya

Source: pexels.com

Semua rasa menderita sebenarnya berasal dari kepercayaan yang tidak teranalisa dalam pikiran kita. Kamu pasti punya pikiran-pikiran mengkritik dirimu sendiri dan sebagainya. Kamu nggak perlu mendengarkan pikiran negatifmu! Pikiran hanyalah sesuatu yang kita buat sendiri.

Coba berlatih meditasi agar kamu bisa mengerti betapa rumitnya pikiran yang kamu miliki. Ingat, tidak semua hal yang dikatakan oleh pikiranmu benar, lho. Pasalnya pikiran adalah hasil dari apa yang dirasakan, jadi kamu bisa mengendalikannya.

5. Bertanggungjawablah kepada dirimu sendiri

Source: pexels.com

Coba amati berbagai cara kamu menghindari tanggung jawab atas hidupmu selama ini. Jujurlah dalam menganalisa kalau kamu senang saat orang bersimpati. Simpati ini pasti akan membuatmu merasa spesial dan membuatmu menyalahkan orang lain kalau ada hal yang salah.

Kamu bisa bilang kepada dirimu sendiri setiap pagi seperti “Aku bertanggung jawab atas hidupku sendiri.” atau “Aku bisa membuat perubahan!”. Hal ini akan membantu pikiranmu berubah secara tidak langsung agar tidak playing victim terus.

Kamu juga harus menumbuhkan rasa percaya diri dan menunjukkan kalau dirimu mampu melakukan banyak hal. Bahkan, kamu juga bisa melihat masa lalu di mana kamu berhasil melakukan sesuatu, sekecil apa pun itu.


Setelah mengenal ciri-ciri dan penyebab sifat playing victim, nih, semoga kamu bisa mulai memperbaiki kualitas diri dan hidupmu.

Ayo bangkit dan tentukan kebahagiaanmu sendiri. Jangan menyerah, kendalikan hidupmu, serta terimalah kekurangan dan kelebihanmu demi kemajuanmu sendiri!

Apakah dirimu sendiri melakukan self victim, atau ada orang lain yang kamu kenal melakukannya? Yuk, berbagi cerita di kolom komentar di bawah ini.

Cari kost di Jabodetabek dengan fasilitas eksklusif, lokasi strategis, dan harga sewa worth it? Rukita pilihan tepat! Cek, keistimewaan Rukita dengan tonton video di atas dan klik tombol berikut!

Ingin cari kost lebih mudah? Yuk, gunakan aplikasi Rukita yang bisa kamu download di Play Store atau App Store. Mau tanya-tanya tentang kost Rukita? Bisa hubungi langsung ke Nikita (customer service Rukita) di +62 811-1546-477 atau kunjungi www.Rukita.co.

Jangan lupa follow Instagram Rukita di @Rukita_indo dan Twitter @Rukita_id supaya nggak ketinggalan diskon dan update terkini!

Chikitta Carnelian

Lifestyle content writer by day, and researcher by night. Care about mental health, the environment, and healthy lifestyle. Love pastries too much and enjoy trying different brunch places and nice bars. In the journey to consume less meat.

Recent Posts

Sample Post – Megs

In this post, we'll explore various HTML elements and how you can style them effectively…

1 year ago

Sample Post

Introduction to Styling in WordPress In this post, we'll explore various HTML elements and how…

1 year ago

Mengenal Weton Rabu Pahing, dari Watak hingga Jodoh untuk Laki-Laki dan Wanita

Mengenal weton Rabu Pahing untuk laki-laki dan wanita, dari watak, rezeki, garis hidup dan jodoh…

2 years ago

Manfaat Minyak Zaitun untuk Mengatasi Rambut Rontok | Bisa Digunakan Sebagai Masker Rambut!

Apa saja manfaat minyak zaitun untuk rambut rontok dan bagaimana cara penggunaannya? Yuk, simak penjelasannya…

2 years ago

9 Macam-Macam Kurma Terbaik dan Bermanfaat bagi Kesehatan

Macam-macam kurma terbaik dan berbagai manfaatnya untuk kesehatan. Ada apa saja? Yuk, cek di sini.

2 years ago