Cari tahu apa itu penyakit sepsis sebelum terlambat!
Sepsis adalah suatu kondisi gawat darurat yang disebabkan oleh respon tubuh berlebihan pada infeksi. Saat tubuh kamu terinfeksi suatu virus atau bakteri, sistem imun akan melindungi tubuh dan melawan infeksi.
Saat terjadi sepsis, peradangan yang terlalu luas dapat mengakibatkan reaksi imun terhadap infeksi nggak terkendali sehingga pada akhirnya aliran darah ke anggota tubuh dan organ vital berkurang.
Hal ini juga nyatanya berpotensi mengancam nyawa dan juga merupakan suatu komplikasi dari sebuah infeksi. Pasien penderita sepsis mengalami peningkatan risiko kematian akibat komplikasi disfungsi multi organ dan kegagalan sistem sirkulasi yang disebabkan penurunan tekanan darah mendadak atau septic shock.
Selain itu, sepsis adalah suatu keadaan darurat medis dimana harus ditangani secara serius dengan inap darurat, terutama pada unit perawatan intensif.
Menurut data yang dikeluarkan Centers of Disease Control and Prevention (CDC), ada sekitar 1,7 juta kasus sepsis yang terjadi setiap tahunnya. Sepsis akan berkembang jika infeksi yang terjadi memicu respons sistem kekebalan yang ekstrim pada tubuh kamu.
Agar lebih memahami mengenai penyakit satu ini, berikut ini merupakan penjelasan lengkap mengenai gejala, pengobatan, dan cara pencegahan dari penyakit sepsis.
Penyebab Sepsis
Penyebab yang paling utama dari sepsis adalah adanya respon inflamasi akibat bakteri, virus, dan jamur. Infeksi tersebut alhasil menghasilkan protein bernama sitokin yang memicu perkembangan infeksi di dalam tubuh, hingga mengganggu metabolisme serta fungsi sel pada organ tubuh.
Beberapa bakteri yang seringkali menjadi penyebab dari penyakit sepsis adalah Staphylococcus Aureus, Escheria Coli, Streptococcus Pneumoniae, Enterococcus, hingga Klebsiella.
Selain itu, ada beberapa penyakit lainnya yang dapat memicu penyakit sepsis seperti di bawah ini.
- Infeksi kulit (selulitis)
- Infeksi paru (pneumonia)
- Influenza
- Infeksi saluran pencernaan (pankreatitis, peritonitis, dan apendisitis atau usus buntu)
- Infeksi saraf (ensefalitis dan ensefalopati)
- Dan, tindakan pasca operasi
Jenis-Jenis dan Tanda dari Sepsis
Ada 5 jenis sepsis yang perlu diketahui yaitu, SIRS atau Systemic Inflammatory Response Syndrome, syok hipovolemik, syok kardiogenik, syok sepsis, dan MODS atau Multiple Organ Dysfunction.
Gejala sepsis adalah meliputi demam di atas 38 derajat celcius atau suhu di bawah 36 derajat celcius. Sepsis juga biasanya ditandai dengan detak jantung yang menjadi lebih tinggi dari 90 denyut per menit.
Selain itu, biasanya penderita sepsis tingkat pernapasannya lebih tinggi dari 20 napas per menit. Gejala lainnya dari sepsis adalah adanya suatu kemungkinan atau konfirmasi infeksi. Biasanya dokter akan mendiagnosis sepsis jika seseorang memiliki dua dari gejala ini.
Cara Mencegah Penyakit Sepsis
Akibat sepsis yang disebabkan oleh infeksi, maka kamu harus benar-benar menjaga tubuh agar nggak terkena infeksi. Meski kamu sduah terlanjur mengalami infeksi, maka perlu segera diupayakan agar infeksi tersebut nggak menyebar dalam tubuh.
Berikut ini berbagai cara mencegah sepsis yang bisa kamu lakukan. Jangan lupa untuk menerapkannya.
1. Vaksinasi
Memang sepsis suatu penyakit yang nggak bisa sepenuhnya dicegah, namun setidaknya kamu bisa menurunkan risiko terjadinya infeksi dengan melakukan vaksin. Terlebih, sepsis ini dapat terjadi dari beberapa penyakit seperti influenza.
Melakukan vaksin bertujuan untuk membantu tubuh kita dalam melawan bakteri maupun infeksi yang terjadi, bahkan dapat mencegah sepsis atau infeksi yang lebih parah. Jenis vaksin yang digunakan biasanya memang berbeda-beda.
Namun, utamanya adalah vaksin influenza dan vaksin pneumococcus yang mampu menurunkan risiko sepsis pada orang dewasa.
2. Rajin membersihkan diri
Rajin menjaga kebersihan diri juga dapat membantu mencegah sepsis. Mulailah dari rutin mencuci tangan untuk membilas kuman dan bakteri yang menempel pada permukaan tangan.
Gunakan air mengalir bersuhu normal dan sabun saat kamu mencuci tangan. Pastikan gosok tangan hingga ke sela-selanya, termasuk di antara jari dan bawah kuku sehingga benar-benar nggak ada lagi kuman dan bakteri yang menempel.
3. Minum antibiotik
Setiap infeksi bisa berkembang menjadi sepsis, bahkan risiko komplikasi bisa terjadi ketika infeksi tersebut tak dapat diatasi dengan baik. Hal ini mungkin terjadi apabila seseorang berhenti mengonsumsi antibiotik secara tiba-tiba dan tak menghabiskannya.
Padahal, antibiotik memiliki manfaat untuk membantu membunuh bakteri penyebab infeksi di dalam tubuh. Jika dosisnya nggak sesuai atau dihentikan secara tiba-tiba, maka bakteri bisa jadi kebal dan semakin kuat di dalam tubuh.
Oleh karena itu, sebaiknya kamu selalu mengikuti aturan minum obat yang dianjurkan dokter, terutama antibiotik.
BACA JUGA: Ciri-ciri Demam Berdarah | Kenali Lebih Peka, Bisa Mirip Flu Biasa!
Pengobatan Sepsis
Diagnosis dari penyakit sepsis dinilai dari gejala klinis dan pemeriksaan kultur darah. Pemeriksaan darah dilakukan agar dapat menilai kadar trombosit, protrombin, kadar fibrinogen, trombosit, hingga adanya asidosis metabolik.
Selain itu, melakukan pemeriksaan urin dan cairan serebrospinal juga cukup berperan penting untuk menemukan jenis bakteri penyebab sepsis dan menilai vaskularisasi di dalam tubuh.
Bila ada kelainan pada organ, maka diperlukan pemeriksaan penunjang lain seperti analisis gas darah, fungsi hati, profil ginjal, tekanan paru, dan juga cardiac output.
Terapi awal kasus sepsis biasanya dilakukan dengan melakukan stabilisasi oksigen dan cairan. Berikut ini terapi lainnya yang harus dilakukan.
1. Terapi cairan
Terapi ini berfungsi untuk memperbaiki cairan didalam tubuh dan mengurangi demam dan vasodilatasi pembuluh darah.
2. Epinefrin
Epinefrin merupakan suatu terapi vasopresor yang berfungsi untuk menstabilkan sirkulasi jantung. Dopamina dan fenilefrin juga dapat digunakan dan memberikan efek yang serupa.
3. Transfusi darah
Apabila mengalami penurunan pada hemoglobin, maka dokter akan melakukan transfusi darah sebagai terapi utama.
4. Terapi insulin
Terapi ini bertujuan untuk dapat mempertahankan kadar glukosa dalam tubuh dengan mengurangi kerusakan multiorgan, seperti pada pankreas atau yang terjadi pada pasien riwayat diabetes.
5. Vasokonstriktor
Selain itu, dapat juga dilakukan dengan melakukan pengobatan menggunakan obat vasokonstriktor yang dapat berfungsi untuk meningkatkan tekanan darah bila terjadi hipotensi atau tekanan darah rendah.
Itulah beberapa penjelasan mengenai penyakit sepsis beserta penyebab, gejala, dan cara mengobatinya. Yuk, selalu jaga kesehatan dan kebersihan agar terhindar dari berbagai penyakit.
Kamu punya informasi tambahan mengenai penyakit sepsis ini? Coba bagikan di kolom komentar, yuk!
Cari kost eksklusif dengan kantor atau kampus mulai dari Rp1 jutaan? Yuk, kost di Rukita!
Kamu bisa menemukan Rukita di berbagai area strategis, di Jabodetabek, Bandung, Surabaya, dan Malang. Fasilitasnya yang lengkap dan modern akan membuatmu merasa #SenyamanDiRumah.
Agar cari kost lebih mudah, kamu juga bisa gunakan aplikasi Rukita yang bisa diunduh di Play Store atau App Store. Mau tanya-tanya tentang kost Rukita? Bisa hubungi juga langsung ke Nikita (customer service Rukita) di +62 811-1546-477 atau kunjungi www.rukita.co.
Pastikan juga kamu jangan lupa untuk follow akun Instagram Rukita di @Rukita_indo dan Twitter @Rukita_id supaya nggak ketinggalan promo diskon dan update terkini!