U

Ungkapkan Sayangmu dengan 5 Puisi Hari Ibu yang Menyentuh Hati Ini!

Ungkpakan rasa sayangmu di Hari Ibu dengan puisi menyentuh hati!

Ibu adalah orang yang sangat berharga di hidup kita. Saking berjasanya seorang ibu, sampai-sampai didedikasikan Hari Ibu untuk mengapresiasi kasih sayang dan jasa mereka.

Diperingati setiap tanggal 22 Desember, kamu sudah mempersiapkan hadiah untuk ibu belum? Nah, kamu juga bisa memberikan puisi untuk ibu, lho, untuk melengkapi hadiahnya.

5 Puisi Hari Ibu untuk Mengungkapkan Rasa Sayang

Kalau bingung mau menulis apa, coba intip lima puisi Hari Ibu berikut ini sebagai inspirasi. Dijamin, menyentuh hati banget!

1. Puisi Hari Ibu: Ibu oleh Zawawi Imron

puisi hari ibu
Source: Unsplash.com

Kalau aku merantau lalu datang musim kemarau

Sumur-sumur kering, daunan pun gugur bersama reranting

Hanya mata air air matamu ibu, yang tetap lancar mengalir

Bila aku merantau sedap kopyor susumu dan ronta kenakalanku

Di hati ada mayang siwalan memutikkan sari-sari kerinduan

Lantaran hutangku padamu tak kuasa kubayar

Ibu adalah gua pertapaanku dan ibulah yang meletakkan aku di sini

Saat bunga kembang menyemerbak bau sayang

Ibu menunjuk ke langit, kemudian ke bumi

Aku mengangguk meskipun kurang mengerti

Bila kasihmu ibarat samudera sempit lautan teduh tempatku mandi, mencuci lumut pada diri

Tempatku berlayar, menebar pukat dan melempar sauh

Lokan-lokan, mutiara, dan kembang laut semua bagiku

Kalau aku ikut ujian lalu ditanya tentang pahlawannamamu, ibu, yang kan kusebut paling dahulu

Lantaran aku tahu

Engkau ibu dan aku anakmu

Bila aku berlayar lalu datang angin sakal

Tuhan yang ibu tunjukkan telah kukenal

Ibulah itu bidadari yang berselendang bianglala sesekali datang padaku

Menyuruhku menulis langit biru

Dengan sajakku

2. Ibu Malaikatku oleh Mosdalifah

puisi hari ibu
Source: Unsplash.com

Ibu…

Di sini kutulis cerita tentangmu

Napas yang tak pernah terjerat dusta

Tekad yang tak koyak oleh masa

Seberapa pun sakitnya kau tetap penuh cinta

Ibu…

Tanpa lelah kau layani kami

Dengan segenap rasa bangga di hati

Tak terbesit sejenak pikirkan lelahmu

Kau terus berjalan di antara duri-duri

Ibu…

Tak pernah kuharap kau cepat tua dan renta

Tak pernah ku ingin kau lelah dalam usia

Selalu kuharapkan kau terus bersamaku

Dengan cinta berikan petuahmu

Ibu…

Kaulah malaikatku

Penyembuh luka dalam kepedihan

Penghapus dahaga akan kasih sayang

Sampai kapan pun itu.

Aku akan tetap mencintaimu…

Ibu, malaikatku.

3. Ibu oleh Chairil Anwar

hari ibu
Source: Days of The Year

Pernah aku ditegur

Katanya untuk kebaikan

Pernah aku dimarah

Katanya membaiki kelemahan

Pernah aku diminta membantu

Katanya supaya aku pandai

Ibu…

Pernah aku merajuk, katanya aku manja

Pernah aku melawan, katanya aku degil

Pernah aku menangis, katanya aku lemah

Ibu… setiap kali aku tersilap

Dia hukum aku dengan nasihat

Setiap kali aku kecewa

Dia bangun di malam sepi lalu bermunajat

Setiap kali aku dalam kesakitan

Dia ubati dengan penawar dan semangat dan bila aku mencapai kejayaan

Dia kata bersyukurlah pada Tuhan

Namun… tidak pernah aku lihat air mata dukamu

Mengalir di pipimu, begitu kuatnya dirimu…

Ibu… aku sayang padamu… tuhanku… aku bermohon pada-Mu

Sejahterahkanlah dia

Selamanya…

4. Jangan Takut Ibu oleh W.S. Rendra

Source: Pexels.com

Matahari musti terbit.
Matahari musti terbenam.
Melewati hari-hari yang fana.
Ada kanker payudara, ada encok, dan ada uban.
Ada gubernur sarapan bangkai buruh pabrik,
Bupati mengunyah aspal,
Anak-anak sekolah dijadikan bonsai.
Jangan takut, Ibu!
Kita harus bertahan.
Karena ketakutan meningkatkan penindasan.

Manusia musti lahir.
Manusia musti mati.
Di antara kelahiran dan kematian,
Bom atom dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki,
Serdadu-serdadu Jepang memanggal kepala patriot-patriot Asia,
Ku Klux Klan membakar gereja orang Negro,
Teroris Amerika meledakkan bom di Oklahoma,
Memanggang orangtua, ibu-ibu dan bayi-bayi,
Di Miami turis Eropa dirampok dan dibunuh,
Serdadu Inggris membantai para pemuda di Irlandia,
Orang Irlandia meledakkan bom di London yang tidak aman.

Jangan takut, Ibu!
Jangan mau digertak.
Jangan mau diancam.
Karena ketakutan
Meningkatkan penjajahan.

Sungai waktu menghanyutkan keluh-kesah mimpi yang meranggas.
Keringat bumi yang menyangga peradaban insan.

Menjadi uranium dan mercury.
Tetapi jangan takut, ibu!
Bulan bagai alis mata terbit di ulu hati.
Rasi Bima Sakti berzikir di dahi.
Aku cium tanganmu, Ibu!
Rahim dan susumu adalah persemaian harapan.
Kekuatan ajaib insan
Dari zaman ke zaman.

BACA JUGA:

5. Puisi Hari Ibu: Ibu oleh Gus Mus

Source: Unsplash.com

Kaulah gua teduh
tempatku bertapa bersamamu
sekian lama
Kaulah kawan
dari mana aku meluncur dengan perkasa
Kaulah bumi
yang tergelar lembut bagiku
melepas lelah dan nestapa

Gunung yang menjaga mimpiku
siang dan malam
Mata air yang tak berhenti mengalir
membasahi dahagaku
Telaga tempatku bermain
berenang dan menyelam

Kaulah, Ibu, mentari dan rembulan
yang mengawal perjalananku
mencari jejak sorga
di telapak kakimu

Tuhan,
Aku bersaksi
ibuku telah melaksanakan amanat-Mu
Maka kasihilah ibuku
seperti Kau mengasihi
kekasih-kekasih-Mu
Amin


Itu dia lima puisi Hari Ibu yang bisa kamu berikan ke ibunda tercinta di hari spesial ini. Puisi yang mana, nih, yang mau kamu pakai? Atau kamu mau bikin puisi sendiri?

Cari kost yang nyaman dan estetik sekarang gampang. Tinggal buka aplikasi atau kunjungi website Rukita. Tersebar di berbagai kota di Indonesia, tinggal di Rukita dijamin #SenyamanDiRumah. Coba cek Rukita Jade Ketapang Gadjah Mada, deh.

Jangan lupa unduh aplikasi Rukita via Google Play Store atau App Store, bisa juga langsung hubungi Nikita (customer service Rukita) di +62 811-1546-477, atau kunjungi www.Rukita.co.

Follow juga akun Instagram Rukita di @Rukita_Indo, Twitter di @Rukita_Id, dan TikTok di @rukita_id untuk berbagai info terkini serta promo menarik!

Aziza Fanny Larasati

A book enthusiast, food lover, and movie addict. Sometimes I write, sometimes I create stories.

Leave a Reply