Dikremasi adalah proses pembakaran jenazah sehingga menjadi abu.
Kematian jadi salah satu hal yang nggak bisa dihindari dan pastinya akan terjadi pada setiap mahluk hidup, termasuk manusia.
Setelah kematian terjadi, pihak yang ditinggalkan wajib memakamkan jenazah dengan cara yang baik dan benar. Saat ini, pilihan untuk mengkebumikan jenazah nggak hanya dilakukan dengan dikubur, ada yang namanya proses dikremasi.
Dikremasi merupakan tradisi dan kepercayaan yang mengharuskan jasad manusia melalui proses pembakaran. Tradisi ini dianggap lebih praktis karena nggak memerlukan perawatan makam hingga wasiat dari mendiang.
Lantas apa yang dimaksud dengan kremasi? Bagaimana proses kremasi? Simak penjelasannya di bawah ini, ya!
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KKBI), dikremasi adalah pembakaran mayat sehingga menjadi abu; pengabuan. Sementara menurut bahasa, kata kremasi diambil dari bahasa Inggris yaitu ”cremate”. Kata ini berasal dari bahasa Latin “cremare” pada akhir abad ke-19 yang berarti bakar.
Proses kremasi meninggalkan rata-rata 2,4 kg sisa-sisa mayat yang dikenal sebagai abu. Namun, nggak semua bagian tubuh mayat menjadi abu karena terdapat fragmen mineral tulang yang nggak terbakar. Biasanya ini digiling menjadi bubuk.
Sisa bubuk tersebut nggak akan dikubur karena dapat menimbulkan risiko kesehatan. Biasanya sisa bubuknya, dikebumikan di situs peringatan, disimpan oleh kerabat, atau disebar dengan berbagai cara.
Tradisi dikremasi sendiri diperkenalkan oleh orang-orang Yunani pada awal tahun 1000 Sebelum Masehi. Tradisi ini menjadi bagian integral dari kebiasaan penguburan Yunani yang rumit.
Mereka mengadopsi proses kremasi dari beberapa orang utara sebagai keharusan perang, untuk memastikan tentara yang terbunuh di wilayah asing. Mayat dibakar di medan perang, kemudian abunya dikumpulkan dan dikirim ke tempat asala untuk dimakamkan secara seremonial.
Seiring perkembangan zaman, praktik dikremasi kian dikenal dan dilihat. Banyak yang memiliki proses ini saat meninggal. Setelah masuknya agama Kristen di Dunia Barat, praktik ini sempat dilarang karena Gereja Kristen percaya akan kebangkitan pada Hari Akhir.
Setelah beberapa masa, memasuki abad ke-19, praktik ini sering dilakukan lagi. Tahun 1963, Paus memperbolehkan praktik pembakaran mayat lagi untuk umat Katolik dan sejak tahun 1966, para pastor diperbolehkan orang mengiringi tata cara pengabuan.
BACA JUGA: 21 Referensi Ucapan Turut Berduka Cita yang Mendalam
Saat keluarga memutuskan untuk memakamkan jenazah dengan dikremasi, ada beberapa proses yang perlu dilakukan untuk melancarkan proses kremasi.
Begitupun dengan tata cara kremasi modern yang perlu diketahui. Apa saja tata cara dikremasi secara proses modern? Berikut ini ulasannya.
Saat memutuskan untuk memakamkan jenazah dengan dikremasi, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah keluarga secara sadar memberi izin penuh untuk mengurus kremasi.
Nggak hanya itu, keluarga juga harus melengkapi dokumen dan formulir untuk menentukan siapa yang bertanggung jawab untuk mengambil sisa abu dan jenis wadah apa yang digunakan.
Selanjutnya, ada prosedur identifikasi jasad yang melibatkan anggota keluarga untuk mengonfirmasi identitasnya. Setelah itu, jenazah diberi tag ID dari bahan logam yang ditempatkan di badan untuk mencegah kekeliruan identitas.
Setelah proses identifikasi jasad dan pemberian otoritas penuh dari keluarga selesai, jenazah akan dimandikan, dibersihkan, dan dikenakan pakaian.
Biasanya, jasad tak dibalsem sebelum dikremasi, kecuali ada permintaan khusus dari pihak keluarga. Perhiasan maupun barang-barang lain juga akan dilepas untuk mencegah reaksi selama proses kremasi.
Kini proses identifikasi jasad sudah selesai, jenazah akan dimasukan ke dalam ruang kremasi yang memiliki suhu antara 760-1000°C. Saat proses kremasi, panas yang dihasilkan akan membantu mereduksi tubuh menjadi elemen-elemen dasar dan fragmen tulang kering.
Jenazah sendiri akan tetap ditempatkan di peti mati. Peti ini nantinya ikut terbakar bersama jenazah yang ada di dalamnya. Saat proses kremasi, panas api akan mengeringkan tubuh, membakar kulit dan rambut, membakar jaringan otot, menguapkan jaringan lunak dan tulang-tulang hingga semuanya hancur.
Durasi proses kremasi biasanya memakan waktu antara 1,5 hingga 3 jam. Waktu proses ini juga tergantung pada beberapa faktor, antara lain berat atau ukuran tubuh, presentase lemak tubuh terhadap massa otot, suhu ruang kremasi, serta jenis mati jenazah.
Setelah proses kremasi selesai, proses selajutnya adalah penempatan abu kremasi. Biasanya, abu dikumpulkan dalam baki. Sementara, sisa residu dari jasad yang masih tersisa di bilik akan dibersihkan segera setelah ruangan kremasi mendingin suhunya.
Selanjutnya, abu ditempatkan pada tempat khusus dan diserahkan ke pihak keluarga.
Nah, itulah penjelasan apa itu proses kremasi serta tata cara dari awal hingga akhir. Mana tata cara yang paling diperhatikan saat proses kremasi? Coba share di kolom komentar.
Cari kost di Jabodetabek, Bandung, dan Surabaya dengan fasilitas eksklusif dan harga terjangkau? Rukita pilihan tepat! Rukita memiliki berbagai keistimewaan yang berbeda dari kost biasa lainnya. Yuk, tonton video di atas untuk selengkapnya.
Agar cari kost lebih mudah, gunakan aplikasi Rukita yang bisa kamu download di Play Store atau App Store. Mau tanya-tanya tentang kost Rukita? Bisa hubungi langsung ke Nikita (customer service Rukita) di +62 811-1546-477 atau kunjungi www.rukita.co.
Jangan lupa follow Instagram Rukita di @Rukita_indo dan Twitter @Rukita_id supaya nggak ketinggalan diskon dan update terkini!
In this post, we'll explore various HTML elements and how you can style them effectively…
Introduction to Styling in WordPress In this post, we'll explore various HTML elements and how…
Mengenal weton Rabu Pahing untuk laki-laki dan wanita, dari watak, rezeki, garis hidup dan jodoh…
Apa saja manfaat minyak zaitun untuk rambut rontok dan bagaimana cara penggunaannya? Yuk, simak penjelasannya…
Macam-macam kurma terbaik dan berbagai manfaatnya untuk kesehatan. Ada apa saja? Yuk, cek di sini.