Ada apa dengan Sri Lanka? Simak penyebab Sri Lanka Bangkrut di sini!
Kabar tak mengenakkan datang dari Sri Lanka. Baru-baru ini, negara yang berbatasan dengan India ini baru saja disebut sebagai negara bangkrut lantaran tak bisa membayar utang luar negeri yang sudah jatuh tempo.
Banyak juga kebijakan dari pemerintah Sri Lanka yang dibuat tak tepat sasaran hingga menyebabkan pendapatan negara tak mampu membayar utang yang sudah jatuh tempo.
Kini, kehidupan masyarakat Sri Lanka bisa dibilang memprihatinkan. Ekonomi negara Sri Lanka benar-benar runtuh. Hal ini bisa dilihat dari langkanya pasokan bahan bakar, gas, listrik, hingga makanan.
Bahkan, di Ibu kota Sri Lanka, harga tabung gas yang awalnya seharga 2.675 rupe atau sekitar Rp110.000 kini bisa melonjak naik hingga 2 kali lipat.
Akhirnya, selama dua minggu, sebagian besar kantor, layanan pemerintah, hingga sekolah tidak beroperasi demi menghemat perjalanan serta bahan bakar.
BACA JUGA:
- Misteri Gunung Rinjani yang Bakal Punya Kereta Gantung Terpanjang di Dunia
- Polusi Udara jadi Highlight Hari Ulang Tahun Jakarta ke-495 | Yuk, Atasi Pencemaran Udara Bersama-sama!
- Inilah Fakta Unik Rusia, Satu Negara di Dua Benua!
5 Penyebab Utama Sri Lanka Alami Bangkrut
Kira-kira, alasan dan penyebab apa saja, ya, yang bisa membuat negara Sri Lanka bangkrut dan keadaan ekonominya memburuk? Simak selengkapnya di bawah ini!
1. Kebijakan pemerintah tak tepat sasaran
Rhenald Kasali, akademisi dan praktisi bisnis menyebutkan bawa pemerintah Sri Lanka memiliki larangan impor pupuk dan bahan kimia yang menyebabkan penurunan drastis pada hasil panen petani.
Alhasil, sepertiga dari ladang pertanian negara ditinggalkan oleh para petani dan produksi teh berkurang. Padahal, teh menjadi komoditas ekspor yang vital bagi negara ini. Walaupun pada akhirnya kebijakan tersebut dicabut pada akhir 2021 karena menuai protes dari para pekerja di bidang pertanian.
Selain itu, kebijakan presiden Gotabaya Rajapaksa untuk melakukan pemotongan pajak secara besar-besaran terhadap seluruh rakyat juga jadi penyebab kebangkrutan Sri Lanka karena pendapatan negara menurun.
2. Subsidi berlimpah
Sri Lanka diketahui mengubah sistem ekonomi dari welfare economic menjadi welfare economic di mana Sri Lanka sering sekali memberi bantuan-bantuan dan banyak subsidi kepada rakyatnya.
Di sisi lain, harga kebutuhan makanan seperti kopi, teh, dan rempah-rempah menjadi sangat mahal karena inflasi yang tinggi. Bahkan, Sri Lanka sudah mencapai rekor inflasi tertinggi yang menyebabkan pemadaman listrik berkepanjangan.
3. Memprioritaskan sektor pariwisata
Pemerintah yang terlalu mendorong sektor pariwisata sebagai pendapatan ekonomi utama ternyata jadi salah perhitungan. Saat pandemi melanda dan segala aktivitas perjalanan antarkota dan negara jadi sangat terbatas, Sri Lanka alami kerugian yang sangat banyak.
Mengandalkan bisnis pariwisata di masa pandemi sangatlah berisiko. Di tahun 2020 dan 2021, pendapatan pariwisata untuk negara Sri Lanka menurun drastis dari tahun sebelumnya. Bahkan, kedatangan turis internasional turun menjadi nol.
Berdasarkan data dari ceicdata.com, di tahun 2021, Sri Lanka hanya mendapat USD mn 261.416. Sedangkan pada tahun 2018, Sri Lanka bisa meraih pendapatan hingga USD mn 4.380.628.
4. Gagal bayar utang
Seperti yang sudah disebutkan, Sri Lanka gagal membayar utang luar negerinya yang bernilai sekitar USD 50 juta atau sekitar Rp732 triliun karena menghemat uang untuk impor bahan penting.
Kebijakan ini malah berdampak buruk bagi keuangan negara dan Sri Lanka akhirnya sedang dalam tahap negosiasi untuk mendapatkan dana talangan dari IMF. Hal ini juga menyebabkan Perdana Menteri Mahinda Rajapaksa mengundurkan diri pada tanggal 9 Mei 2022.
5. Proyek mewah terbengkalai
Ternyata Sri Lanka juga telah menghabiskan banyak uang untuk membangun proyek infrastruktur yang berasal dari pinjaman China sehingga hal ini membuat utang negara Sri Lanka semakin menumpuk.
Bahkan, pembangunan sebuah pelabuhan besar di Sri Lanka sudah menjadi beban keuangan semenjak mulai beroperasi. Bisa tebak total kerugiannya berapa? Mencapai USD 300 juta atau Rp4,4 triliun dalam 6 tahun.
Nggak hanya itu, ada juga proyek mewah lain yakni pembangunan bandara senilai USD 200 juta atau Rp3 triliun yang sempat kekurangan dana karena nggak mampu membayar tagihan listriknya.
Proyek-proyek mewah ini dibuat oleh keluarga Rajapaksa yang berkuasa dan mendominasi politik Sri Lanka hampir 20 tahun.
Itu dia beberapa penyebab negara Sri Lanka bangkrut hingga alami pemadaman listrik berkepanjangan dan kelangkaan bahan bakar. Bahkan, dikabarkan, saat ini rakyat Sri Lanka berbondong-bondong ingin minggat ke luar negeri. Duh, semoga semuanya bisa segera membaik, ya!
Kamu sedang cari unit kost Rukita lainnya di Ada berbagai pilihan kost coliving fully furnished dari Rukita yang fasilitasnya lengkap banget! Harganya terjangkau, lokasinya strategis banget, lho. Penasaran? Klik tombol di bawah!
Jangan lupa unduh aplikasi Rukita via Google Play Store atau App Store, bisa juga langsung hubungi Nikita (customer service Rukita) di +62 811-1546-477, atau kunjungi www.Rukita.co.
Follow juga akun Instagram Rukita di @Rukita_Indo dan Twitter di @Rukita_Id untuk berbagai info terkini serta promo menarik!