B

Bukan Sakit Biasa, Penyebab dan Gejala Kista Ovarium Ini Harus Diketahui Wanita

Benarkah kista ovarium bukan penyakit berbahaya

Lebih dari 2 juta perempuan di Indonesia mengalami penyakit kista ovarium setiap tahunnya. Maka dari itu, situs Alodokter juga menyebut bahwa ini adalah penyakit yang umum dialami oleh wanita. 

Secara umum, penyakit ini nggak berbahaya. Bahkan beberapa juga nggak menimbulkan gejala. Namun, alangkah lebih baiknya para wanita tetap memahami penyakit ini. Jika sudah mengetahui informasinya dengan lengkap, bisa dilakukan pencegahan. 

Faktor penyebab kista ovarium dan gejala-gejala yang mungkin muncul juga harus diketahui. Jangan sampai kamu mengalami kondisi yang sangat parah dan tak tertangani dengan baik. Jenis kista ini memiliki potensi berkembang menjadi ganas. 

Apa Itu Kista Ovarium?

Source: Pixabay.com/BiancaVanDijk

Setiap wanita memiliki 2 ovarium atau indung telur. Ovarium ini terletak pada dinding rahim atau uterus sebelah kanan dan kiri. Ukuran masing-masing ovarium hanya sebesar kacang almond

Ovarium memiliki dua fungsi penting dalam reproduksi wanita. Pertama adalah menjadi tempat berkembangnya ovum atau sel telur. Apabila tak dibuahi, ovum akan dilepaskan setiap kurang lebih 28 hari sekali. Ini disebut juga siklus menstruasi. Kedua, ovarium berfungsi melepaskan hormon estrogen dan progesterone yang berperan penting dalam seks dan reproduksi.

Kista ovarium adalah kantung kecil berisi cairan yang muncul di dalam atau di dinding ovarium. Jenis kista ini bisa memengaruhi kedua ovarium pada saat yang sama atau salah satu saja. 

Dilansir dari Healthline, kebanyakan perempuan mengalami minimal satu kali kista ovarium dalam hidupnya. Kebanyakan kasusnya tidak berbahaya dan nggak bergejala. Bahkan bisa menghilang dengan sendirinya dalam beberapa bulan tanpa penanganan medis apapun.  

Jenis Kista Ovarium

kista ovarium
Source: Shutterstock.com

Ada beberapa jenis kista ovarium yang biasa ditemui. Ada jenis tak berbahaya yang muncul sebagai bagian dari siklus menstruasi. Jenis yang lebih berbahaya bisa muncul karena adanya pertumbuhan sel-sel yang tidak normal. 

1. Fungsional

Kasus kista ini paling sering ditemukan. Sering kali muncul sebagai dampak dari siklus menstruasi, tidak membahayakan dan biasanya hanya terjadi sebentar. Ada dua tipe kista ovarium fungsional.

  • Kista Follicle. Saat perempuan mengalami siklus menstruasi, sel telur tumbuh dalam kantung kecil bernama folikel. Folikel ini terletak di bagian dalam ovarium. Dalam kebanyakan kasus, folikel akan pecah saat mengeluarkan sel telur. Tapi ada juga folikel nggak pecah. Jika ini terjadi, cairan yang tertinggal di dalam folikel bisa menjadi kista di dalam ovarium. 
  • Kista Corpus luteum. Jenis ini adalah lanjutan dan kista follicle. Kista follicle biasanya hilang setelah 2-3 siklus menstruasi. Tetapi jika bukan, sobekan folikel bisa menutup kembali. Lebih banyak cairan bisa muncul di folikel yang tertutup. Akumulasi cairan ini bisa berkembang menjadi kista Corpus luteum.

2. Patologis

Kista ovarium patologis termasuk cukup jarang ditemukan. Bisa terjadi karena ada pertumbuhan sel yang berlebihan dalam ovarium. Beberapa jinak, dan beberapa bisa tumbuh menjadi ganas. Ada beberapa kista patologis, misalnya kista dermoid dan endometrioma. 

BACA JUGA: Jangan Sepelekan! Ini 7 Penyebab Sakit Perut Sebelah Kanan dan Kiri

Gejala Kista Ovarium yang Mungkin Berbahaya

Source: Pexels.com/Polina Z

Seperti telah disebutkan sebelumnya, nih, jenis kista satu ini umumnya nggak bergejala dan nggak berbahaya. Namun, apabila kondisinya sudah memburuk, bisa muncul beberapa gejala.

Biasanya gejala akan mulai terasa ketika kista sudah pecah, berukuran terlalu besar, atau sudah mengganggu fungsi ovarium secara umum. Berikut ini beberapa gejala yang perlu diwaspadai.

  1. Nyeri berat pada pelvik atau bagian perut bawah dan panggul secara intens atau tiba-tiba
  2. Nyeri pelvik yang menjalar ke punggung bagian belakang atau paha
  3. Rasa sakit atau nyeri ketika berhubungan intim
  4. Sakit di pelvik sebelum dan selama menstruasi
  5. Terlalu sering buang air kecil
  6. Sulit dan sakit buang air besar
  7. Siklus menstruasi yang tidak teratur dan darah menstruasi yang terlalu banyak atau terlalu sedikit
  8. Kenyang, kembung dan mual padahal hanya makan sedikit
  9. Muntah dan demam

Cara Mencegah Kista Ovarium

kista ovarium
Source: Pexels.com/Sora S

Dilansir dari Mayo Clinic, tidak ada cara yang terbukti spesifik mencegah penyakit ini. Pemeriksaan ginekologis rutin adalah cara terbaik untuk mendeteksi lebih awal sebelum jadi membahayakan. Deteksi dan penanganan yang tepat waktu juga dapat meminimalisir risiko kanker ovarium. 

Caranya, para wanita harus lebih aware terhadap siklus menstruasi masing-masing. Segera konsultasikan ke dokter apabila terjadi perubahan yang nggak wajar. Apalagi jika berlangsung hingga beberapa siklus. 

Hal-hal yang harus diperhatikan misalnya siklus yang terlalu cepat atau lama, rasa sakit pada pelvik yang tidak wajar, bloating atau kembung yang diikuti dengan hilangnya nafsu makan, dan penurunan berat badan yang tidak wajar. Tak hanya terbatas pada hal-hal ini. Jika ada hal lain berkaitan dengan siklus menstruasi dan reproduksi yang mulai mengkhawatirkan, sebaiknya langsung konsultasikan pada dokter. 

Diagnosa dan Penanganan Kista Ovarium

Source: Pexels.com/Thirdman

Jika dari konsultasi dokter ada analisa kemungkinan adanya penyakiy ini, dokter akan melakukan beberapa diagnosa lanjutan untuk memastikan. Ini beberapa kemungkinan metode diagnosa yang mungkin dilakukan. 

  • Tes Ultrasound atau dikenal juga dengan ultrasonography adalah tes yang menggunakan gelombang suara frekuensi tinggi untuk memproduksi gambar organ dalam. Tes ini akan digunakan untuk memperoleh gambar visual ovarium. Gambar ini dapat membantu menunjukkan ukuran, lokasi, bentuk, dan komposisi kista ovarium. 
  • Tes MRI menggunakan daya magnet untuk menghasilkan gambar organ dalam yang jelas. 
  • CT Scan menggunakan alat yang menghasilkan gambar cross-sectional organ dalam

Dari hasil diagnosa ini, dokter dapat menentukan apakah peyakit yang ada akan hilang dalam waktu yang singkat. Jika memang masih normal, mungkin dokter tidak akan memberikan anjuran perawatan karena ada kemungkinan akan hilang dengan sendirinya. Namun mungkin dokter akan menjadwalkan tes lanjutan dalam beberapa minggu atau beberapa bulan untuk mengecek kondisi perkembangannya. 

Jika tak ada perubahan atau kista justru membesar, dokter mungkin akan melakukan tes lanjutan untuk mencari kemungkinan penyebab lain gejala yang diderita. Beberapa kemungkinan tes lanjutannya seperti berikut ini.

  • Tes kehamilan untuk memastikan status kehamilan dan apakah gejalanya berhubungan
  • Tes level hormon untuk menentukan isu yang berhubungan dengan hormon. Misalnya apakah ada kelebihan level hormon estrogen atau progesteron. 
  • Tes darah CA-125 untuk memastikan apakah ada kemungkinan kanker ovarium

BACA JUGA: Breast Cancer Awareness Month 2020: 7 Hal yang Harus Diketahui tentang Kanker Payudara

Analisa Risiko Kista Ovarium

kista ovarium
Source: Pexels.com/Rodnae Productions

Jika tidak terdeteksi dan tidak ditindaklanjuti, beberapa jenis kista ovarium bisa berpengaruh pada kesuburan wanita. Maka wanita dengan faktor risiko berikut ini perlu lebih waspada. 

Risiko besar kista ovarium menjadi ganas dan menyebabkan kanker adalah pada wanita yang sudah menopause. Jadi jika penyakit ini dialami oleh wanita yang sudah menopause, dokter mungkin akan memutuskan untuk melakukan operasi untuk mengangkat kista. Terutama apabila ukurannya sudah melebihi diameter 5cm. 

Meskipun kista ovarium termasuk wajar dialami oleh wanita, ada beberapa faktor yang meningkatkan risiko penyebab penyakit ini, seperti berikut.

  1. Permasalahan hormonal
  2. Kehamilan
  3. Endometriosis
  4. Infeksi pada pelvik
  5. Riwayat kista ovarium sebelumnya

Setelah mengetahui berbagai informasi mengenai kista ovarium, para wanita tentu bisa lebih waspada. Ada gejala kista ovarium lainnya yang perlu diwaspadai? Share di kolom komentar, yuk.

Cari kost dekat dengan kuliner, perkantoran, rumah sakit, maupun tempat strategis lainnya? Coba ngekost di Rukita saja! Semua unit kost Rukita di Jabodetabek, Surabaya serta Bandung berada di lokasi strategis dengan akses mudah dekat berbagai tempat strategis.

Jangan lupa unduh aplikasi Rukita via Google Play Store atau App Store, bisa juga langsung hubungi Nikita (customer service Rukita) di +62 811-1546-477, atau kunjungi www.rukita.co.

Follow juga akun Instagram Rukita di @Rukita_Indo dan Twitter di @Rukita_Id untuk berbagai info terkini serta promo menarik.

Leave a Reply