Kabar baik! Percobaan klinis pertama kepada manusia bagi pengobatan antibodi untuk Covid-19 sudah dimulai awal Juni ini. Ilmuwan-ilmuwan menemukan terobosan yang nampaknya bisa menyelamatkan hidup banyak orang, terutama jika diberikan di tahap pertama infeksi.
Cara perawatan ini merupakan penelitian tambahan selain penelitian terhadap vaksin. Berbagai tim riset di seluruh dunia sedang menggabungkan pengetahuan yang dimiliki untuk perawatan kloning antibodi, terutama agar dapat membantu orang tua dan mereka yang rentan.
Ada beberapa perusahaan medis di dunia yang sedang mengembangkan pengobatan antibodi bagi Covid-19 ini. Namun, dua perusahaan yang paling dinanti sekarang adalah AstraZeneca dari Inggris-Swedia dan Eli Lily and Company dari Amerika Serikat.
Saat seseorang sembuh dari penyakit bervirus, badan mereka memproduksi jutaan protein yang disebut antibodi. Antibodi inilah yang bisa melawan penyakit dan membantu menyembuhkan. Antibodi nantinya akan dikloning untuk diberikan kepada pasien dalam bentuk injeksi. Nama pengobatan ini adalah perawatan antibodi monoklonal.
Produk yang dikembangkan AstraZeneca akan menggabungkan dua antibodi di dalam satu dosis suntikan. Menurut Pascal Soriot, CEO dari AstraZeneca, nih, memiliki kedua antibodi bisa menurunkan kemungkinan badan kita jadi kebal terhadap salah satu jenis antibodi.
Berbeda dari AstraZeneca, ya, Eli Lilly and Co akan menguji beberapa campuran antibodi terkuat yang mereka miliki. Namun, kemungkinan mereka akan memberikan satu jenis antibodi saja dengan dosis rendah. Hal ini dilakukan agar proses manufaktur lebih mudah.
AstraZeneca sebenarnya juga bekerja sama dengan Universitas Oxford untuk membuat vaksin yang sudah melalui tahap uji manusia. Mereka pun baru saja menandatangani kerja sama dengan Cepi (Coalition for Epidemic Preparedness Innovations) untuk membantu memproduksi 300 dosis vaksin secara global.
Perusahaan ini telah memulai memproduksi vaksin Covid-19 buatan Oxford. Jika lolos tahap uji manusia, nih, vaksin akan siap dipakai pada musim gugur tahun ini, yaitu antara bulan September-November.
Cepi juga melaporkan bahwa selain kerja sama manufaktur, mereka sedang mempertimbangkan kerja sama pararel dengan AstraZeneca untuk pengobatan antibodi. Pengobatan antibodi bagi covid-19 ini nantinya tidak akan dikategorikan sebagai vaksin, namun obat mandiri atau standalone treatment.
Mereka baru memulai uji coba kepada manusia pada 25 Mei 2020 lalu. Fase ini dilakukan untuk mengetahui apakah pengobatan ini aman dan bisa ditoleransi. Diharapkan hasilnya akan keluar pada akhir Juni.
Sama halnya dengan AstraZeneca, mereka berharap bahwa jika pengobatan ini efektif melawan Covid-19, maka obat ini bisa rilis musim gugur 2020. Kita pun harus menunggu hasil lolos uji yang keluar akhir Juni ini.
Obat ini dibuat bekerja sama dengan AbCellera, sebuah perusahaan biotek Kanada. AbCellera mengambil sampel darah dari beberapa pasien Covid-19 yang sembuh di AS untuk meneliti antibodi ini. Mereka akan memilih antibodi mana yang paling ampuh, kemudian ilmuan Lilly melakukan rekayasa pengobatan ini.
Eli Lilly and Co juga sudah memulai memproduksi obat ini dalam jumlah besar. Tujuannya agar bisa segera digunakan untuk pasien sesudah uji coba. Ya, mereka bisa terus memproduksi dan tidak membuang-buang waktu lagi.
Uji coba vaksin AstraZeneca sudah dimulai di Brazil, karena Brazil kini menjadi pusat pandemik (epicenter) dunia yang baru. Institut Jenner di Oxford memulai penelitian ini semenjak Januari 2020 dengan virus Corona yang mereka ambil dari simpanse.
Ujicoba antibodi Eli Lilly and Co dilakukan terhadap pasien Covid-19 yang sedang dirawat di Grossman School of Medicine milik Universitas New York, Cedars-Sinai di Los Angeles, dan Universitas Emory di Atlanta, AS.
Sebenarnya pengobatan ini belum tahu bakal efektif atau tidak melawan Covid-19, makanya sedang dilakukan tahap uji. Hasil yang keluar di lab menunjukkan bahwa pengobatan ini bisa menangkis kemampuan virus untuk menginfeksi sel.
Namun, para ilmuwan mengatakan bahwa jenis pengobatan ini pernah dikembangkan sebelumnya untuk penyakit lain. Sebut saja untuk terapi monoclonal antibodi lain, yaitu HIV, asma, lupus, ebola, dan beberapa jenis kanker.
Dr. Peter Hotez seorang spesialis vaksin di Baylor College of Medicine mengatakan ada dua fase Covid-19, yaitu fase infeksi tahap pertama dan fase respons inflamatori. Terapi antobodi akan sangat efektif jika diberikan saat fase pertama untuk meminimalisasi usaha virus mereplika virus dalam sel.
Sama dengan tahap uji vaksin, nih, sekarang mereka memasuki fase 1 di mana pasien ada yang menerima terapi ada yang menerima plasebo. Dokter dan pasien tidak akan tahu mana yang menerima obat atau siapa yang menerima plasebo.
Kalau akhir Juni nanti menunjukkan hasil yang aman, maka fase 2 akan langsung dimulai. Mereka akan menambah lebih banyak pasien, termasuk pasien OTG.
Peneliti juga akan menguji apakah obat bisa dibuat sebagai langkah preventif. Jadi, obat ini bisa juga digunakan kalau ternyata vaksin masih belum ditemukan, atau bisa dipakai terlebih dahulu bagi orang tua dan kaum rentan.
Beberapa perusahaan lain juga sedang melakukan pengembangan pengobatan antobodi. Regeneron Pharmaceutical berharap bisa memasuki tahap uji pada bulan Juni dan memiliki obatnya di akhir Agustus 2020.
Apabila semakin banyak perusahaan yang mencoba membuatnya, maka semakin besar kemungkinan obat ini akan beredar di pasaran! Semoga, ya…
Kabar baik apa dari Covid-19 yang kamu nantikan? Apakah kamu optimistis? Ayo, tinggalkan pendapatmu di kolom komentar.
In this post, we'll explore various HTML elements and how you can style them effectively…
Introduction to Styling in WordPress In this post, we'll explore various HTML elements and how…
Mengenal weton Rabu Pahing untuk laki-laki dan wanita, dari watak, rezeki, garis hidup dan jodoh…
Apa saja manfaat minyak zaitun untuk rambut rontok dan bagaimana cara penggunaannya? Yuk, simak penjelasannya…
Macam-macam kurma terbaik dan berbagai manfaatnya untuk kesehatan. Ada apa saja? Yuk, cek di sini.