Pelecehan seksual adalah tindakan tercela, ketahui ciri dan cara menghadapinya!
Akhir-akhir ini pemberitaan tentang pelecehan seksual marak terdengar. Tak hanya di tempat umum seperti transportasi publik, bahkan pelecehan seksual juga bisa terjadi di instansi pendidikan.
Hal ini tentunya menimbulkan keresahan, apalagi kasusnya tak terjadi sekali dua kali. Oleh karena itu, penting untuk memahami apa itu pelecehan seksual agar setidaknya kita bisa mencegah dan tahu apa yang harus dilakukan jika terjadi.
Pelecehan Seksual adalah …
Terdapat beberapa ciri pelecehan seksual yang perlu kita pahami. Namun, sebelum kita bahas mengenai ciri-ciri pelecehan seksual, kita ketahui dulu apa yang dimaksud pelecehan sekskual, ya!
Dilansir dari Hellosehat, menurut Komnas Perempuan, pelecehan seksual adalah tindakan yang merujuk pada hal yang bernuansa seksual, disampaikan melalui kontak fisik ataupun nonfisik. Tindakan ini ditujukan pada bagian tubuh seseorang, atau menyasar pada seksualitas.
Pelecehan seksual adalah tindakan yang tidak dan bersifat seksual. Tindakan ini membuat seseorang merasa terganggu dan risi, contohnya seperti cat-calling, sentuhan, gerakan bersifat seksual, ucapan bersifat seksual, main mata, dan banyak lagi.
Sayangnya, masih banyak orang yang belum bisa membedakan tindakan pelecehan seksual atau becanda. Padahal, pelecehan seksual nggak bisa dianggap sepele dan bukanlah sekadar guyonan.
Pelecehan seksual bisa memberikan dampak serius bagi korbannya. Bukan sekadar merasa nggak nyaman, psikis korban juga bisa terguncang atau merasa trauma, bahkan bisa berdampak fisik pula.
Ciri-ciri Pelecehan Seksual
Seperti yang disebutkan, pelecehan seksual tak bisa dianggap sepele ataupun sekadar becandaan. Kita harus mengetahui apa saja batasannya agar bisa lebih waspada.
Nah, berikut ini adalah ciri-ciri pelecehan seksual secara umum:
- Menyentuh bagian tubuh tanpa izin: Seseorang yang menyentuh bagian tubuh orang lain, baik tanpa izin atau secara paksa, merupakan bentuk pelecehan seksual. Tak hanya menyentuh area sensitif saja, tapi sentuhan seperti pegang tangan atau merangkul tanpa izin juga bisa dikatakan sebagai pelecehan seksual.
- Melontarkan lelucon yang menjurus ke arah seksual: Becanda memang boleh, tapi kita harus memperhatikan batasannya. Berkelakar mengenai orang lain dengan nuansa seksual juga merupakan pelecehan seksual. Misalnya seperti membahas bentuk tubuh, menggoda, ataupun merendahkan dengan menjurus ke arah seksual.
- Catcalling: Ciri-ciri pelecehan seksual ini juga merupakan salah satu keresahan yang seirng ditemui. Catcalling adlalah bentuk pelecehan di ruang publik, seperti di jalan, transportasi umum, dan lainnya. Catcalling bisa berupa siulan, komentar, ucapan, pujian, ataupun sahutan yang memiliki nuansa seksual.
- Tekanan dari otoritas: Pelecehan seksual juga bisa datang dari figur otoritas atau orang yang berusia lebih tua. Misalnya, seperti dosen yang mengatakan akan memberi nilai bagus dengan menekan mahasiswanya harus mau menerima perlakuan atau melakukan hal yang menjurus ke arah seksual. Atau bos yang menawarkan promosi pekerjaan dengan imbalan seks.
- Menempelkan tubuh secara sengaja tanpa izin: Ciri atau jenis pelecehan seksual ini juga kerap terjadi di transportasi umum yang sedang penuh. Pelaku biasanya mencari kesempatan untuk menempelkan tubuhnya ke orang lain secara sengaja dalam kondisi ini dan bisa berlanjut dengan menyentuh tubuh orang tersebut tanpa izin.
- Menampilkan gambar atau benda seksual: Menampilkan gambar atau benda seksual kepada seseorang tanpa adanya persetujuan juga merupakan bentuk pelecehan seksual.
- Mengajak hubungan intim: Ajakan berhubungan intim secara paksa sudah jelas merupakan salah satu bentuk pelecehan seksual, baik secara terang-terangan ataupun tersirat. Memaksa berhubungan intim bahkan bisa termasuk ke dalam kekerasan seksual.
- Pelecehan sosial secara online: Pelecehan seksual tak hanya bisa terjadi secara langsung, tapi juga secara online. Contohnya seperti mengirim teks, foto, video, atau konten apa pun yang menjurus ke arah seksual tanpa izin si penerima.
4 Cara Menghapi Pelecehan Seksual
Pelecehan seksual bisa terjadi di mana saja dan siapa saja. Walaupun mungkin kasus pelecehan seskual marak terjadi kepada perempuan, tapi bukan berarti laki-laki tidak pernah mendapatkan perlakuan pelecehan seksual.
Lalu, bagaimana jika berada di situasi tersebut? Ketahui cara menghdapai pelecehan seksual berikut!
1. Bertindak dan bersikap tegas saat itu juga
Cara menghadapi pelecehan seksual yang pertama adalah bertindak tegas saat itu juga. Jangan takut untuk mengambil sikap, mengatakan tidak, menegur dengan tegas, dan mengonfrontasi secara langsung ke pelaku.
Jika di tempat umum, jangan ragu untuk menegurnya dengan kencang agar orang-orang di sekeliling turut waspada dan ikut bertindak. Namun, jika kamu benar-benar sendiri, usahakanlah untuk menjauh ke tempat aman dan meminta bantuan orang sekitar.
Meski begitu, dalam beberapa kondisi seseorang yang mengalami pelecehan seksual kerap mengalami mengalami tonic immobility.
Tonic immobility adalah bentuk pertahanan tubuh yang tidak disengaja ketika seseorang mengalami hambatan motorik atau kelumpuhan sementara akibat ketakutan yang ekstrem.
Korban yang mengalami tonic immobility akan merasa kaku dan sulit menggerakkan badan. Jika ini terjadi, lakukanlah tarik napas yang panjang dan keluarkan perlahan, berusahalah untuk fokus dan memikirkan apa yang seharusnya dilakukan.
2. Beritahu seseorang tentang kejadian tersebut
Mengalami pelecehan seksual bukanlah hal yang mudah. Rasa ketakutan yang ekstrem dan trauma dapat menghantui setelah kejadian tersebut terjadi.
Jika kamu mengalaminya, ceritakanlah kepada orang terdekat yang kamu percayai. Tak perlu malu karena ini bukanlah salahmu, kamu adalah korban dan kamu berhak mendapatkan perlindungan.
Dengan bercerita kepada orang terdekat, kamu akan merasa sedikit lega dan mendapatkan support. Kamu juga bisa meminta bantuan untuk menemani melapor ke pihak berwajib atau konsultasi ke psikolog.
3. Lapor kepada pihak berwenang
Cara menghadapi pelecehan seksual selanjutnya adalah melaporkan kejadian ke pihak berwenang. Cari tahulah siapa atau organisasi apa yang bertanggung jawab menangani kasus pelecehan di wilayahmu.
Jika ragu datang sendiri, kamu bisa minta ditemani oleh orang terdekat untuk melaporkannya.
4. Konseling ke psikolog
Dampak dari pelecehan seksual tak bisa disepelekan. Korban pelecehan seksual kerap mengalami dampak psikologis, seperti trauma, ketakutan, sulit tidur, gangguan cemas, hingga depresi.
Jika tak ditangani, dampaknya bisa semakin parah dan memengaruhi kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, jangan ragu utuk melakukan konseling ke psikolog untuk mengatasinya, ya!
Tak perlu takut dihakimi ataupun malu, sekali lagi ini bukanlah salahmu. Dengan konseling ke psikolog, kamu juga bisa mendapat penanganan yang tepat agar kondisi mentalmu bisa pulih kembali.
Itulah beberapa ciri atau bentuk pelecehan seksual dan cara menghadapinya. Mulai sekarang, lebih peka juga terhadap sesama, yuk! Jika kamu mengenal atau melihat orang mengalami pelecehan seksual, berilah pertolongan yang kamu bisa.
Cari kost dekat kantor yang fully furnished mulai 1 jutaan? Yuk, kost di coliving Rukita! Kamu bisa temukan kost Rukita di Jabodetabek, Bandung, Malang, Surabaya, Semarang, Denpasar, hingga Medan.
Fasilitasnya yang lengkap dan lokasinya yang strategis akan membuatmu merasa #SenyamanDiRumah. Mau tahu apa saja keunggulan Rukita dibanding kost biasa lainnya? Cek video di atas, ya!
Mencari kost idaman akan lebih mudah dengan aplikasi Rukita yang bisa kamu unduh via Google Play Store atau App Store. Bisa juga langsung hubungi Nikita (customer service Rukita) di +62 811-1546-477, atau kunjungi www.Rukita.co.
Follow juga akun Instagram Rukita di @Rukita_Indo dan Twitter di@Rukita_Id untuk berbagai info terkini serta promo menarik!
