Mitos Jawa yang masih dipercaya, mana yang paling sering kamu dengar?
Indonesia merupakan negara yang terdiri atas berbagai suku, ras, dan agama. Masing-masing daerah terkenal memiliki mitos masing-masing, tidak terkecuali daerah Jawa.
Menurut KBBI, pengertian mitos adalah “cerita suatu bangsa tentang dewa dan pahlawan zaman dahulu, mengandung penafsiran tentang asal-usul semesta alam, manusia, dan bangsa tersebut mengandung arti mendalam yang diungkapkan dengan cara gaib.”
Apalagi kehidupan mayoritas masyarakat Indonesia kental dengan kultur dan budaya daerah, masih banyak mitos dari leluhur yang diyakini hingga saat ini.
BACA JUGA: 30+ Arti Mimpi dan Mitosnya, Ada Mimpi tentang Ibu dan Hantu!
Mitos Jawa yang Masih Dipercaya sampai Sekarang
Walaupun luas dan memiliki beberapa perbedaan, tiap daerah di Jawa memiliki mitos-mitos yang tidak jauh beda. Orang-orang Jawa memercayai jika mitos yang ada malah diabaikan, hal-hal tidak baik bisa terjadi.
Kira-kira apa saja mitos Jawa yang masih dipercaya hingga saat ini? Yuk, simak pemaparannya.
1. Anak gadis duduk di depan pintu sulit mendapat jodoh
Pertama ada mitos tentang jodoh, apakah kamu pernah mendengarnya? Sebagian besar orang jawa mempercayai bahwa duduk di depan atau di tengah-tengah pintu, terutama jika itu seorang wanita, bisa menyebabkan sulit jodoh.
Sebenarnya, mitos ini muncul untuk mengajarkan sopan santun kepada anak perempuan. Duduk di depan atau tengah-tengah pintu secara tidak langsung menghalang-halangi orang yang hendak keluar masuk rumah atau ruangan.
2. Pamali makan menggunakan tutup wadah
Hayo, mungkin kamu sendiri pernah, ya, makan dengan menggunakan tutup wadah atau tutup panci sebagai alas? Pasalnya, di Korea Selatan, hal ini cukup lumrah terjadi. Orang-orang Korea sering menggunakan tutup panci sebagai alas untuk makan mie instan.
Mitos yang dipercaya di Jawa, menggunakan tutup sebagai alas makan bisa mendatangkan hal-hal buruk. Kepercayaan ini juga bisa muncul karena ada maksud yang baik di baliknya.
Tutup wadah atau tutup panci, kan, memang sebenarnya diciptakan bukan untuk alas atau wadah makan. Kepercayaan ini ada untuk mengingatkan setiap orang untuk menggunakan barang sesuai fungsinya saja.
3. Duduk di bantal bisa menyebabkan bisulan
Duduk akan terasa lebih nyaman jika menggunakan alas yang empuk. Pasti sempat, kan, terpikirkan untuk memakai bantal sebagai alas duduk agar lebih nyaman?
Ternyata, ada juga mitos terkait hal ini yang masih dipercaya oleh masyarakat Jawa! Sama seperti penggunaan tutup sebagai piring, mitos tersebut lahir dan berkembang dengan tujuan untuk mengingatkan agar menggunakan barang sesuai fungsinya.
Bantal pada hakikatnya digunakan untuk kepala, bukan untuk alas duduk ataupun kaki. Jika digunakan dengan nggak semestinya, bantal bisa jadi kotor dan nggak layak lagi dipakai untuk kepala. Bisa-bisa nanti kepala kita jadi ikut kotor!
4. Makan sayap ayam bikin jauh jodoh
Ada mitos Jawa yang masih dipercaya, yaitu bahwa wanita menginjak remaja dilarang untuk makan sayap ayam. Mitos yang beredar menyatakan bahwa jika tetap makan sayap ayam, bisa membuat jauh dari jodoh.
Realitanya, sebenarnya mitos ini bermaksud untuk mengurangi resiko munculnya jerawat. Sayap ayam mengandung banyak lemak. Konsumsi lemak yang berlebih berisiko memicu tumbuhnya jerawat bagi remaja yang hormonnya masih belum stabil. Kalau kulit muka kurang bersih, wanita dianggap akan sulit untuk mendapatkan pacar.
5. Bersiul di malam hari dapat memanggil setan
Bersiul adalah salah satu aktivitas yang kadang dilakukan ketika sedang luang atau gabut. Selain itu, siulan juga sering dipakai untuk memanggil teman. Tapi, jika bersiul dilakukan pada malam hari, ada mitos Jawa yang masih dipercaya bahwa hal tersebut bisa memanggil setan.
Mitos mistis ini diciptakan untuk mencegah orang bersiul ketika malam hari. Sebab, bersiul di malam hari bisa mengganggu masyarakat sekitar, apalagi kalau bersiul dengan nyaring.
Kondisi malam hari membuat lingkungan sekitar, apalagi di desa, jadi lebih sunyi. Suasana malam hari juga identik dengan waktu untuk istirahat. Maka dari itu, jika ada siulan atau suara-suara lain, bisa terdengar lebih jelas dan bisa jadi mengganggu kenyamanan atau waktu istirahat masyarakat sekitar.
6. Nyapu nggak bersih, besok suaminya brewokan
Pada pandangan masyarakat Jawa dulu, kebersihan penampilan seorang pria merupakan salah satu hal yang diperhatikan. Banyak aspek yang dinilai harus rapi pada seorang pria. Salah satunya urusan brewok. Pria yang brewokan pada masa itu dinilai urakan dan tidak bisa merawat diri.
Untuk wanita, juga ada tuntutan bahwa wanita harus bisa menangani urusan rumah tangga dengan baik, misalnya menyapu, masak, cuci piring, dan lain-lain.
Mitos atau kepercayaan ini ditanamkan di masyarakat untuk menekankan ke pihak wanita agar belajar dan bisa mengurus rumah tangga dengan telaten, misalnya kalau menyapu, ya, yang bersih.
Ibaratnya, jika perempuan malas, kurang bersih dan tidak telaten, bisa dapat jodoh yang tidak rapi dan nggak bersih juga.
7. Dilarang memotong kuku saat malam hari
Biasanya kegiatan memotong kuku dilakukan ketika ada waktu luang. Jika seharian sibuk, kadang baru sempat potong kuku ketika malam hari, setelah mandi malam.
Ternyata ada mitos Jawa yang masih dipercaya kalau memotong kuku di malam hari bisa mendatangkan hal buruk.
Jika diselidiki, ternyata mitos tersebut lahir dengan maksud yang baik. Jika kamu memotong kuku ketika malam hari, banyak, nih, risikonya.
Misalnya karena kondisi yang gelap, salah-salah memotong kuku jadi kependekan atau bahkan sampai menggores tangan!
8. Keluar rumah saat magrib bisa diculik wewe gombel
Apakah kamu pernah mendengar mitos ini saat masih kecil? Ya, mitos Jawa yang masih dipercaya ini cukup populer di kalangan anak-anak.
Azan magrib yang biasanya sekitar jam 17.30 adalah jam transisi dari sore ke malam. Setelah azan magrib, hari akan mulai gelap. Zaman dulu, lampu jalan belum seterang dan sebanyak sekarang. Toko-toko juga tidak banyak yang buka sampai larut malam.
Maka azan maghrib adalah salah satu penanda bahwa sudah waktunya untuk pulang ke rumah masing-masing untuk istirahat, belajar, atau menghabiskan waktu dengan keluarga. Padahal untuk anak-anak, kadang kalau sudah main, suka lupa waktu dan keasyikan main jadi nggak mau pulang.
Nah, mitos ini kemudian disampaikan turun temurun untuk sedikit menakuti anak-anak agar tidak bandel, nggak keluyuran di malam hari, dan segera pulang saat hari mulai gelap.
9. Dilarang memakai baju hijau di pantai selatan
Masyarakat Jawa mempercayai bahwa pantai selatan adalah rumah dari Nyi Roro Kidul. Karena Nyi Roro Kidul digambarkan selalu mengenakan kebaya berwarna hijau, ada mitos Jawa yang masih dipercaya kalau orang dilarang menggunakan warna hijau jika berkunjung ke pantai selatan.
Mitos mengatakan hal itu tidak sopan karena menyamai warna baju Nyi Roro Kidul, nanti Nyi Roro Kidul bisa marah dan orang berbaju hijau tersebut diseret ke laut.
Ternyata jika dipikirkan ulang, mitos tersebut memiliki alasan logis. Pakaian berwarna hijau warnanya akan menyerupai warna laut.
Takutnya, jika terjadi hal yang tak diinginkan, misalnya ada yang terseret ombak, tim SAR akan sulit mengidentifikasi orang yang memakai baju warna hijau karena warnanya serupa dengan warna laut.
10. Pamali mengambil makan sebelum orang tua
Selanjutnya, terdapat mitos Jawa yang masih dipercaya yang mengatakan pamali jika kamu mengambil makan sebelum orang tua mengambil makanan. Menurut mitos tersebut, kamu baru boleh mengambil makanan setelah orang tuamu atau orang yang lebih tua sudah selesai mengambil makanan.
Ternyata, mitos itu lahir untuk mendidik anak-anak agar menghargai orang yang lebih tua. Budaya sopan santun masyarakat Jawa sangat tinggi. Maka mengambil makanan mendului yang lebih tua dianggap melangkahi dan sebaiknya tidak dilakukan.
11. Makan sambil tiduran bisa jadi ular
Pada zaman dahulu, ada mitos Jawa yang masih dipercaya jika ada orang yang makan sambil tiduran, bisa berubah menjadi ular! Mitos itu berlaku untuk segala umur, baik anak-anak hingga orang tua.
Sebenarnya terdapat alasan logis di balik mitos tersebut. Makan dengan posisi tiduran bisa menyebabkan pencernaan terganggu. Hal tersebut ternyata juga bisa menyebabkan insiden tersedak ketika makan. Jadi, mitos ini disampaikan agar orang makan dengan posisi yang baik yaitu duduk.
12. Kupu-kupu masuk rumah
Kupu-kupu merupakan hewan yang sering kita jumpai di pekarangan halaman rumah. Namun ternyata, terdapat mitos jawa yang masih dipercaya bahwa jika ada kupu-kupu masuk ke dalam rumah, menandakan bahwa akan ada tamu berkunjung ke rumah.
Tamu tersebut bisa seorang kerabat, sahabat, ataupun orang terdekat. Sebenarnya hal tersebut dimaksudkan agar ketika seseorang berkunjung ke rumahmu, kamu selalu siap menyambut dengan baik dan ramah.
13. Menabrak kucing bisa membawa celaka
Ketika sedang berkendara, sering, kan, kamu menemui seekor kucing liar berada di tengah jalan? Apalagi jika berkendara saat malam hari, minimnya penerangan bisa meningkatkan risiko menabrak kucing yang tiba-tiba lewat.
Ada mitos Jawa yang masih dipercaya, jika seseorang menabrak kucing, akan mendapatkan kesialan di waktu yang akan datang.
Hal tersebut sebenarnya dimaksudkan agar orang-orang lebih berhati-hati dalam berkendara. Ada baiknya juga, kan, kalau mitos ini bikin selalu waspada saat berkendara.
BACA JUGA: 13 Mitos tentang Hewan yang Paling Populer, Masih Dipercaya sampai Sekarang!
Jadi itu dia 13 mitos jawa yang masih dipercaya sampai sekarang. Ternyata, banyak alasan di balik mitos tersebut, ya! Apa kamu masih percaya dengan mitos tersebut? Tulis di kolom komentar, ya!
Cari kost dekat dengan kuliner, perkantoran, rumah sakit, maupun tempat strategis lainnya? Coba ngekost di Rukita saja! Semua unit kost Rukita di Jabodetabek, Surabaya, Malang serta Bandung berada di lokasi strategis dengan akses mudah dekat berbagai tempat strategis.
Jangan lupa unduh aplikasi Rukita via Google Play Store atau App Store, bisa juga langsung hubungi Nikita (customer service Rukita) di +62 811-1546-477, atau kunjungi www.rukita.co.
Follow juga akun Instagram Rukita di @Rukita_Indo dan Twitter di @Rukita_Id untuk berbagai info terkini serta promo menarik.