Yuk, ketahui apa saja mitos seputar daging kambing!
Pasti banyak yang tahu kalau selama ini daging kambing sering dikaitkan sebagai pemicu darah tinggi. Sebenarnya memang sebuah fakta kalau daging merah umumnya memiliki kandungan lemak jenuh yang tinggi, ini lah yang menyebabkan kadar kolesterol dalam darah meningkat.
Tapi ternyata daging kambing itu memiliki lemak jenuh yang lebih rendah dibandingkan daging sapi atau ayam. Dengan kata lain daging kambing tak seberbahaya daging sapi dan ayam dalam hal meningkatkan kolesterol.
Kita akan bahas lebih lanjut lagi mengenai mitos daging kambing lainnya agar nggak salah informasi. Artikel ini juga akan memberikan kamu informasi mengenai kandungan yang terdapat dalam daging kambing.
Mitos Daging Kambing
Banyak orang menyukai hidangan daging kambing. Apalagi menuju Hari Raya Iduladha, beragam olahan daging kambing sudah banyak yang mengincar. Mulai dari sate, tongseng, gulai kambing, dan lainnya.
Namun, sayang sekali ada juga orang yang menyukai olahan daging kambing tapi tak bisa menikmatinya. Karena mereka memiliki riwayat darah tinggi atau hipertensi. Sehingga banyak orang yang takut untuk mengonsumi olahan daging kambing.
Melalui artikel ini yuk, sama-sama kita cek kebenaran beberapa mitos daging kambing berikut:
1. Mitos daging kambing bisa memicu darah tinggi atau hipertensi
Untuk pernyataan pertama ini dapat dinyatakan sebagai mitos karena daging kambing sama saja dengan daging lainnya. Alasan kenapa daging kambing sering dikaitkan dengan kolesterol dan darah tinggi sebenarnya karena proses memasaknya.
Biasanya dalam proses memasak daging kambing akan ada penambahan banyak garam dan santan kental seperti pada olahan tongseng dan gulai. Bumbu-bumbu seperti ini lah yang seharusnya kita perhatikan karena kerap tak disadari sebagai penyabab stroke.
Tingginya kadar natrium dalam garam bisa menyebabkan retensi air dalam tubuh yang membuat volume pembuluh darah penuh terisi cairan.
Ini lah penyebab tekanan darah meningkat. Jadi sekarang sudah tahu, kalau jenis olahan daging kambing lah penyebab darah tinggi atau meningkatnya kolesterol.
2. Mitos daging kambing tingkatkan libido pria
Selama ini banyak orang juga percaya daging kambing dan beberapa bagian dari jeroan kambing bisa meningkatkan vitalitas, keperkasaan, hingga libido pria, seperti torpedo kambing serta empedu kambing.
Terkait hal ini jika dilihat secara klinis umumnya daging kambing beserta jeroan kambing tidak langsung membuat pria terangsang secara seksual. Melainkan efek panas yang ditimbulkan. Efek panas ini sering membuat orang berpikir itu adalah gairah seksual.
Efek panas ini muncul biasanya karena daging merah seperti daging kambing memiliki suplemen arginin yang dapat meningkatkan aliran darah. Jadi tak hanya daging kambing yang mampu menimbulkan efek panas pada tubuh.
Daging-daging lain seperti daging ayam atau bahkan kacang-kacangan sebenarnya juga mengandung arginin. Dan justru makanan rempah-rempah seperti cengkeh atau buah pala, lebih bisa merangsang hasrat seksual.
3. Tidak boleh dicuci
Pernyataan ini fakta adanya. Jangan kamu mencuci daging kambing yang akan dimasak. Meskipun umumnya daging yang sebelum dimasak harus dicuci terlebih dulu. Tapi justru daging kambing yang dicuci akan mempertajam bau amis dan membuat daging berisiko semakin alot.
Ingat kembali ya, daging kambing yang akan dimasak tak perlu lagi dicuci. Cukup setelah mengurangi lapisan lemak, sebaiknya kamu segera memasak daging kambing itu.
BACA JUGA: 6 Tips Makan Daging Tanpa Takut Kolesterol, Cara Memasak Menentukan!
4. Kandungan gizi
Daging kambing itu memiliki tingkat zat besi yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan daging sapi, babi, domba, dan ayam, dalam porsi yang sama. Daging kambing juga memiliki kadar kalium yang lebih tinggi dan kadar natrium yang lebih rendah dibanding daging lainnya.
Bahkan lemak daging kambing ternyata jauh lebih bersih dibanding daging lainnya. Daging ini juga punya kalori yang jauh lebih rendah. Tiga ons daging kambing memiliki total lemak 2,6 gram. Sedangkan 3 ons sapi mengandung 7,9 gram dan ayam 6,3 gram.
Jika disandingkan dengan daging sapi urusan proteinnya, daging kambing juga cukup tinggi tak jauh berbeda yaitu 23 gram per porsi, sedangkan sapi 25 gram per porsi.
Nah, kalau soal kolesterol daging kambing dibandingkan dengan daging ayam ternyata memiliki tingkat kolesterol yang lebih rendah. Kolesterol kambing per 3 ons adalah sekitar 63,8 miligram saja sedangkan daging ayam mengandung 76 miligram per tiga ons-nya.
Jadi bayangkan kalau kamu menghindari memakan tongseng kambing karena takut kolesterol meningkat, tapi justru memakan tongseng ayam. Kolesterol dari garam dan daging ayam jika dihitung-hitung jadi lebih besar.
5. Cara mengolah tidak tepat
Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, daging kambing bisa berbahaya untuk kesehatan terlebih darah tinggi, jika daging tersebut dimasak dengan cara yang tidak tepat. Banyak masyarakat Indonesia yang mengolah daging kambing dengan menggorengnya terlebih dulu.
Selain itu, ada juga orang yang memasak daging kambing dengan cara dipanggang dan dibakar untuk dijadikan sate atau kambing guling. Nah, cara-cara tersebut kurang baik untuk penderita darah tinggi.
Mengolah daging kambing dengan cara digoreng, dibakar, atau dipanggang bisa meningkatkan kalori makanan daripada versi mentahnya. Apalagi kalau kamu membutuhkan banyak minyak goreng, mentega, atau margarin dengan cara pengolahan seperti itu. Semua bahan tersebut akan berubah menjadi lemak yang kemudian diserap oleh daging.
Selain itu, suhu panas yang dihasilkan ketika menggoreng atau memanggang bisa membuat kandungan air dalam daging kambing menguap hilang dan digantikan oleh lemak dari minyak. Lemak ini lah yang menyebabkan kalori bertambah. Padahal sebelumnya daging kambing memiliki kalori rendah.
6. Kandungan gizi kambing
Yuk, lihat lebih lengkap mengenai kadar kolesterol pada daging kambing dan daging-daging lainnya. Seperti yang dilansir dari Kompas.com kadar kolesterol daging kambing hanya sekitar 57 mg per 100 gram. Sedangkan kadar kolesterol daging sapi sekitar 89 mg per 100 gram dan daging ayam 83 mg per 100 gram.
Kandungan lemaknya juga lebih rendah, lho daripada daging sapi dan daging ayam. Jika ditotal, kandungan lemak pada 100 gram daging kambing hanya 2,3 gram. Sedangkan kandungan lemak pada 100 gram daging sapi bisa mencapai 15 gram dan daging ayam kurang lebih 7,5 gram.
Selain kandungan kolesterol dan lemaknya, untuk kandungan kalori pada daging kambing juga lebih rendah dibandingkan daging sapi dan daging ayam.
Jika di setiap 100 gram daging kambing mengandung sekitar 109 kalori, berbeda dengan daging sapi yang mencapai 250 kalori dan daging ayam mencapai 196 kalori.
Tapi hebatnya, daging kambing ini juga merupakan sumber protein hewani yang sama baiknya dengan daging sapi maupun daging ayam. Dari ketiga jenis daging tersebut perbedaan daging kambing urusan protein tak jauh berbeda dengan yang lain.
Protein hewani pada 100 gram daging kambing kurang lebih mencapai sekitar 20 gram, sementara daging sapi 25 gram dan daging ayam 30 gram. Nggak, jauh berbeda kan?
Mulai sekarang jangan menyalahkan daging kambing ketika kolesterol kamu meningkat, ya! Karena sebenarnya yang menyebabkan kolesterol meningkat adalah cara pengolahan dan bumbu-bumbu yang kamu gunakan.
Kamu lagi cari kost eksklusif dengan kantor atau kampus mulai dari Rp1 jutaan? Yuk, pindah ngekost di Rukita saja!
Kamu bisa menemukan Rukita di berbagai area strategis, di Jabodetabek, Bandung, Surabaya, dan Malang. Fasilitasnya yang lengkap dan modern akan membuatmu merasa #SenyamanDiRumah.
Agar cari kost lebih mudah, kamu juga bisa gunakan aplikasi Rukita yang bisa diunduh di Play Store atau App Store. Mau tanya-tanya tentang kost Rukita? Kamu juga bisa hubungi langsung ke Nikita (customer service Rukita) di +62 811-1546-477 atau kunjungi www.rukita.co.
Pastikan juga kamu jangan lupauntuk follow akun Instagram Rukita di @Rukita_indo dan Twitter @Rukita_id supaya nggak ketinggalan promo diskon dan update terkini ya!