Tidak kalah dari wine, sake, dan soju, minuman alkohol khas Indonesia lebih beragam!
Minuman beralkohol seakan-akan adalah bagian dari budaya Barat atau negara-negara maju di dunia. Padahal, Indonesia juga mengenal budaya minum minuman alkohol khas Indonesia.
Seperti suku bangsa dan budaya Nusantara yang beragam, minuman alkohol khas Indonesia juga bervariasi. Penasaran apa saja minuman alkohol khas Indonesia? Simak di bawah ini, yuk!
Alkohol adalah Fermentasi
Minuman alkohol di Indonesia tersebut kebanyakan berasal dari bahan-bahan alami yang difermentasi sehingga sering disebut sebagai minuman fermentasi.
Fermentasi adalah suatu proses pengawetan makanan yang menggunakan mikroorganisme, seperti bakteri atau ragi.
Bakteri dan ragi tadi akan mengubah kandungan karbohidrat dalam makanan—seperti pati dan gula— setelah didiamkan beberapa lama menjadi alkohol atau asam.
Cairan yang dihasilkan dari proses fermentasi itulah yang menjadi minuman alkohol. Contoh minuman fermentasi tradisional adalah sake dari Jepang dan soju dari Korea.
Minuman Alkohol Khas Indonesia Warisan Nenek Moyang
Menariknya, dengan banyaknya suku bangsa, kita juga memiliki banyak ragam minuman alkohol khas Indonesia. Bangsa Indonesia sendiri sudah mengenal minuman beralkohol sejak berabad-abad lalu.
Melansir dari CNNIndonesia.com, memang tidak ada catatan pasti kapan budaya minum alkohol muncul di Indonesia. Namun, beberapa peninggalan sejarah menandakan bahwa kebiasaan itu sudah lama ada di Indonesia.
Pada Prasasti Pangumulan di Yogyakarta, yang dibuat tahun 902 M, tertulis tuak sebagai minuman yang disajikan dalam upacara penetapan tanah sima. Kemudian, pada Serat Ma Lima yang ditemukan tahun 1903, terdapat falsafah hidup orang Jawa berupa berbagai larangan, salah satunya larangan mabuk atau moh mendem.
Selain itu, dari Kitab Negarakertagama (1365), terungkap bahwa tuak dan arak selalu ada dalam tiap perayaan di Kerajaan Majapahit. Ada juga tarian Beksan Inum yang dipertunjukkan di lingkungan Kadipaten Pakualaman yang menampilkan empat penari pria membawa botol minuman dan dua sloki (gelas untuk minum alkohol).
Masyarakat Dayak-Kaharingan di Pulau Kalimantan juga memiliki minuman beralkoholnya sendiri bernama Baram. Minuman fermentasi beras dari Kalimantan Tengah itu tidak hanya jadi identitas suku Dayak-Kaharingan, tapi digunakan juga dalam upacara Tiwah untuk mengantar roh manusia yang telah meninggal menuju alamnya.
Jadi, minuman alkohol khas Indonesia adalah bagian dari kebudayaan itu sendiri.
10 Minuman Alkohol Khas Indonesia yang Bervariasi
Dengan beragamnya budaya dan suku bangsa, minuman alkohol khas Indonesia juga beragam. Berikut beberapa minuman alkohol khas Indonesia yang tidak kalah uniknya dari wine, sake, atau soju!
1. Arak Bali
Arak merupakan minuman alkohol khas Asia yang melalui proses fermentasi dan suling. Salah satu jenis arak yang populer adalah arak Bali. Sesuai namanya, minuman alkohol khas Indonesia ini berasal dari Pulau Bali dan biasanya diminum untuk bersantai, menghangatkan tubuh, hingga upacara adat.
Pengolahan arak Bali dilakukan secara tradisional, yaitu air nira yang disadap dari pohon keluarga palma, seperti lontar, kelapa, dan aren akan melalui proses fermentasi. Selesai fermentasi, air nira akan disuling menjadi arak Bali.
Kandungan alkohol arak Bali bisa mencapai 30% – 50%. Daerah penghasil arak terbaik di Bali adalah Karangasem, yang kadar alkoholnya cukup tinggi dan produksinya sudah diekspor ke berbagai negara.
Arak Bali masih menggunakan bahan tradisional dan tidak menggunakan campuran bahan kimia lain dalam proses pembuatannya. Sehingga, setelah minum, keesokan harinya akan merasa baik-baik saja dan tidak sakit seperti minum minuman alkohol lain.
2. Tuak Tapanuli
Tuak banyak ditemukan di Sumatera Utara, khususnya Toba dan Tapanuli. Minuman alkohol khas Indonesia ini dibuat dari pohon enau, aren, atau kelapa yang diambil airnya. Kemudian, air tersebut difermentasi sampai berubah warnanya menjadi putih.
Proses fermentasi berlangsung beberapa hari dengan kandungan alkohol sekitar 4%. Kadar alkohol tuak ini, menurut para ahli, tidak sekuat anggur dan bir.
Jika dikonsumsi dalam jumlah yang cukup, dapat memberikan efek menenangkan saraf sentra. Namun, jika berlebihan, dapan menyebabkan mabuk.
3. Moke
Minuman yang berasal dari Flores, Nusa Tenggara Timur ini dibuat dari penyulingan buah dan bunga pohon lontar maupun enau. Satu hal yang khas dari moke adalah pembuatannya yang memerlukan keuletan dan keahlian khusus.
Untuk mendapatkan cairan moke dari pohon lontar, dibutuhkan waktu lima jam menunggu tetesan demi tetesan dari alat penyulingan yang menggunakan bambu. Keunikan moke adalah aromanya seperti wine. Sedangkan, kadar alkoholnya 10% -15%.
Biasanya, moke disajikan pada acara-acara adat atau kumpul-kumpul di akhir pekan. Moke dikonsumsi dengan berbagai makanan khas Flores, seperti ikan kuah asam, ikan bakar, sop kambing, pisang bakar, dan sambal tomat.
4. Sopi
Daerah Maluku juga memiliki minuman alkohol khas Indonesia, yaitu sopi. Minuman sopi berasal dari fermentasi dan penyulingan tanaman enau. Nama sopi berasal dari bahasa Belanja, zoopje, yang artinya alkohol cair.
Sopi merupakan lambang kebersamaan dalam kultur dan tradisi masyarakat Maluku. Antar keluarga, marga, atau komunitas sering duduk bersama sambil minum sopi untuk menyelesaikan masalah.
Namun, sopi saat ini sering jadi selingan dalam acara kumpul-kumpul. Pasalnya, kandungan alkohol sopi cukup tinggi, yaitu 30%. Sopi juga mirip dengan minuman moke dari NTT. Perbedaannya adalah alat menyulingnya.
Sopi disuling memakai gentong yang disambung dengan pipa untuk mengalirkan uap ke sebuah wadah. Sedangkan, moke disuling dengan wadah dari tanah liat dan uapnya dialirkan menggunakan batang bambu.
5. Cap Tikus
Minuman beralkohol asal Minahasa, Sulawesi Utara, ini awalnya bernama sopi, sama seperti minuman dari Maluku.
Sekitar tahun 1829, orang Minahasa yang mengikuti pendidikan militer menemukan sopi dalam botol bergambar ekor tikus, yang dijual pedagang Tiongkok di Benteng Amsterdam, Manado. Akhirnya, orang Minahasa menyebut Cap Tikus merujuk minuman tersebut.
Cap Tikus dibuat dari hasil fermentasi dan penyulingan getah tandan bunga pohon enau atau aren. Minuman telah lama dikenal oleh masyarakat Minahasa dan biasa dikonsumsi dalam acara-acara adat.
Kadar alkohol Cap Tikus tergolong tinggi, tapi tergantung proses penyulingannya. Pada proses penyulingan pertama, rasanya paling enak dan kadar alkoholnya paling tinggi, yaitu bisa sampai 45%. Baru, pada penyulingan kedua dan ketiga, kadarnya tinggal 20% – 30%.
6. Baram
Minuman beralkohol ini sudah dikonsumsi oleh suku Dayak-Kaharingan di Kalimantan Tengah sejak ratusan tahun lalu. Mereka juga menggunakan baram dalam upacara adat dan pemberian sesaji untuk para leluhur.
Baram terbuat adalah minuman alkohol khas Indonesia yang bahan utamanya adalah beras ketan. Pembuatannya berawal dari beras ketan yang ditumbuk dengan rempah kayu manis, adas, dan lengkuas. Bahan-bahannya dicampur air menjadi adonan yang akan dikeringkan untuk menjadi ragi.
Ragi tersebut nantinya akan dipakai untuk mengolah beras ketan dan gula menjadi tape. Proses penyimpanan beras ketan tersebut sekitar seminggu sebelum menghasilkan baram.
Semakin lama masa penyimpanan tape, kadar alkohol baram akan semakin tinggi. Rata-rata, kadar alkohol baram yang dikonsumsi adalah 10% – 20%. Jika berbulan-bulan, baram akan semakin jernih dan kadar alkoholnya bisa mencapai 80%.
7. Ciu
Sering dengar tentang ciu? Ciu adalah minuman alkohol khas Indonesia yang diperoleh dari hasil fermentasi singkong dalam pembuatan tapai. Dengan kata lain, ciu adalah cairan yang terbuang dalam pembuatan tapai.
Minuman ini berasal dari Jawa Tengah, khususnya daerah Desa Sumpiuh, Banyumas, Cikakak Ajibarang. Melansir dari Tempo, kadar alkohol ciu sebenarnya belum sempurna karena hanya melewati satu kali penyulingan. Oleh karena itu, kadar alkohol ciu sangat tinggi, dari 25% – 70%.
Ciri khas ciu adalah tidak berwarna dan sangat jernih sehingga banyak yang salah mengira ciu sebagai air putih biasa. Baunya menyengat dan jika terasa pahit ketika diminum serta tenggorokan seperti terbakar. J
ika ada ciu yang keruh, berarti sudah dicampur dengan bahan kimia alias oplosan—malah lebih memabukkan.
Selain dari Banyumas, ada juga ciu Bekonang atau ciu Solo yang dibuat dari hasil penyulingan tetes tebu yang telah difermentasi. Ciu Solo populer di daerah Solo, Jogja, dan Magelang.
8. Tuo Nifaro
Meskipun berasal dari Sumatera Utara juga, tuo nifaro berbeda dengan tuak Batak atau tuak Tapanuli. Tuo Nifaro—disebut juga tuak Nias karena berasal dari Kepulauan Nias—merupakan minuman hasil penyulingan dari fermentasi tuak mentah (legen atau cairan segar dari tetes nira atau bunga kelapa muda).
Keunikan tuo nifaro adalah warnanya yang bening seperti air putih. Kualitas tuo nifari dibagi menjadi beberapa kelas. Kelas pertama adalah kadar alkoholnya hampir 100% sehingga jarang dijual dan bukan untuk minuman, melainkan obat encok, asam urat, dan sakit sendi.
Sedangkan, yang untuk diminum, biasanya tuak Nias kelas tiga. Tetap saja, jarang ada yang meminumnya langsung. Biasanya, dicampur dulu dengan air putih atau tuak mentah. Salah satu ukuran yang umum adalah satu botol tuo nifaro dicampur dengan lima teko tuak mentah.
9. Swansrai
Papua juga memiliki minuman alkohol khas Indonesia, yaitu swansrai. Minuman yang banyak dijumpai di daerah Biak, Supiori, dan Numfor ini merupakan hasil fermentasi air kelapa dari pohon yang sudah sangat tua.
Cita rasa swansrai adalah sedikit pahit, aromanya kuat, dan terasa hangat di tenggorokan ketika diteguk karena kandungan alkoholnya cukup tinggi, sekitar 20% – 30%. Swansrai sering disajikan dalam tempurung kelapan.
10. Ballo
Minuman khas Sulawesi Selatan ini terbuat dari getah pohon lontar dan masyarakat setempat biasanya menyajikan dengan gelas bambu. Ballo ada dua jenis, yaitu ballo manis dan ballo kacci.
Ballo manis, sesuai namanya, memiliki rasa yang manis dan halus, dengan kandungan alkohol hingga 10%. Sedangkan, rasa ballo kacci lebih tajam, asam, dan kuat.
Ballo sering disajikan pada upacara adat atau pertemuan sosial sesama warga. Sering juga dikonsumsi untuk menghangatkan tubuh.
Cara pembuatan ballo juga mudah. Air dari pohon lontar ditampung selama beberapa jam. Air tersebut pun menghasilkan cairan dengan kadar alkohol yang dapat diminum.
Itulah 10 minuman alkohol khas Indonesia. Hampir semua minuman tersebut merupakan warisan turun – temurun dan bagian dari kebudayaan suatu suku.
Meski demikian, sebaiknya jangan mengonsumsi secara berlebihan mengingat rata-rata kandungan alkoholnya cukup tinggi. Biar bagaimana pun, segala sesuatu yang berlebihan itu tidak baik, kan?
Cheers!
BACA JUGA: 6 Resep Olahan Mi Nusantara yang Menggugah Selera, Nikmatnya Juara!
Selain 10 minuman yang disebutkan di atas, masih ada beberapa minuman alkohol warisan nusantara. Apakah kamu mengetahui minuman alkohol khas Indonesia lainnya? Yuk, tuliskan jawabannya di kolom komentar di bawah ini.
Cari kost di Jabodetabek dengan fasilitas eksklusif? Rukita pilihannya! Tak hanya di Jabodetabek, Rukita juga terdapat di area strategis Surabaya, Bandung, dan Malang.
Fasilitasnya yang lengkap dan modern akan membuatmu merasa #SenyamanDiRumah. Harga sewanya terjangkau, mulai dari Rp1 jutaan saja per bulan! Sstt.. ada gratis laundry dan room cleaning service juga, lho.
Mau tahu keunggulan Rukita dibanding kost biasa lainnya? Tonton video di atas, yuk! Jangan lupa unduh aplikasi Rukita di Play Store atau App Store untuk menemukan kost idamanmu lebih mudah.
Mau tanya-tanya langsung tentang kost Rukita? Bisa hubungi langsung ke Nikita (customer service Rukita) di +62 811-1546-477 atau kunjungi www.Rukita.co. Follow juga Instagram Rukita di @Rukita_indo dan Twitter @Rukita_id supaya nggak ketinggalan diskon dan update terkini!