Namanya makhluk sosial dan tinggal bersama orang lain, ya, mungkin banyak orang merasa punya hak untuk menaruh ekspektasi terhadap dirimu. Tak dipungkiri juga bahwa kita pasti sering berekspektasi kepada orang lain. Apakah kamu merasa sulit menyayangi diri sendiri dan letih hidup untuk memenuhi ekspektasi orang lain?
Kamu nggak menyukai hidupmu, merasa kosong, hampa, dan seperti ada yang sesuatu hilang? Sstt, biasanya itu terjadi karena ekspektasi orang lain yang menutupi ekspektasimu. Jangan terus-menerus hidup dalam mimpi orang lain serta membiarkan mereka memengaruhi dan menentukan hidupmu!
Ingat, ya, kita seumur hidup berteman dengan diri sendiri sampai meninggal nanti. Kalau kita selalu berusaha menyenangkan orang lain, nih, kapan punya waktu menyenangkan dan mewujudkan keinginan sendiri?
Setiap orang punya ambisi sendiri dan pasti tahu keinginan terpendamnya, kan? Jadi, yuk, raih potensi sebaik mungkin untuk membahagiakan diri sendiri dengan cara yang tepat!
Penulis nggak mendorong kamu untuk merusak hidup dengan berperilaku sesukanya. Bagaimanapun, ya, ingatlah kalau hidup cuma sekali jadi kamu nggak boleh merusak hidupmu dan wajib meraih kebahagiaan dengan cara benar, dalam arti tidak self-destructive!
Cara pertama untuk berhenti memenuhi ekspektasi orang lain adalah dimulai dari caramu memperlakukan diri sendiri. Kamu harus menyingkirkan ekspektasi mereka dan memperlakukan diirmu dengan baik.
Benar kita harus mencintai orang lain atau berlaku baik kepada orang lain, tetapi yang utama kamu harus menyukai dirimu sendiri. Kalau apa yang orang lain minta tidak membuatmu mencintai atau menghargai diri sendiri berarti kamu harus menghindarinya.
Kalau sampai membenci dirimu sendiri, nih, kamu nggak akan pernah bahagia dengan semua hal yang terjadi, sebaik apa pun itu! Sebaliknya kalau kita bahagia dengan diri sendiri maka nggak ada ruangan tersisa buat memenuhi ekspektasi orang lain.
Tiap hendak melakukan sesuatu, tuh, pikirkan dulu kenapa kamu melakukannya. Terutama kalau kamu nggak merasa ‘niat-niat amat’. Coba jujur kepada dirimu sendiri untuk mengetahui motivasi di balik tindakanmu.
Sesudah itu pikirkan kalau kamu nggak melakukannya apa yang akan terjadi (terutama kalau hal ini diminta atau menjadi ekspektasi orang lain). Apakah hasilnya akan sangat buruk? Hal yang paling buruk apa, sih? Efek nggak ke kamu? Kalau hasilnya nggak signifikan buat kamu, nih, kenapa harus tetap dilakukan?
Sesudah itu pikirkan tentang opsi kedua atau alternatif dari tindakan ini, deh, seandainya kamu mau tetap melakukannya. Sesuaikan dengan keinginanmu juga dan antisipasi kalau ternyata gagal. Jangan mudah merasa takut tidak melakukan sesuatu sempurna hanya karena permintaan orang dan bukan dari keinginanmu sendiri.
Kamu tahu kenapa banyak orang memberontak? Biasanya karena mereka selalu menuruti kemauan orang lain, sementara jiwa mereka memberontak dan tidak suka. Alhasil, mereka dengan sengaja melakukan sebaliknya bahkan bertindak merugikan demi memuaskan emosi saja, padahal dirinya sendiri yang rugi.
Daripada melampiaskan emosi dengan bertindak merugikan, lebih baik ubah mindset-mu kalau ingin hidup untuk dirimu. Kamu nggak punya kewajiban memenuhi ekspektasi orang lain, namun menjaga hidupmu sebaik dan meraih sukses untuk dirimu sendiri itu hal yang harus dijaga.
Dengan begini kamu akan terhindar dari tindakan yang merugikan diri sendiri juga. FYI, ekspektasi orang biasanya akan menutupi hal baik yang akan terjadi kalau kamu mau melangkah sendiri. Beranilah untuk berkembang serta memiliki pengalaman yang banyak asal demi kebaikan dirimu.
Kamu tidak bisa mengontrol apa yang orang pikirkan tentang kamu. Namun, kamu bisa memilih cara bicara dengan diri sendiri. Hal yang kamu bicarakan kepada dirimulah yang bisa membangun sekaligus bisa menghancurkanmu.
Pilihlah kata-kata yang baik, lembut, dan suportif kepada dirimu sendiri. Ekspektasi baik dari orang lain atau dirimu bisa membuat hidupmu terpuruk, namun ekspektasimu juga yang bisa membebaskanmu.
Dengarkan caramu ngomong kepada diri senddiri, apakah baik atau memberi tekanan? Apakah bahan pemikiranmu fokus terhadap dirimu dan mimpimu atau dipenuhi oleh pikiran ‘kalau aku begini si A pasti begini’? Dialog internalmu harus tentang dirimu, ya, bukan pemikiran orang lain.
Di awal mencoba lepas dari ekspektasi orang lain mungkin kita bikin suatu kesalahan. Terus, mereka akan menghakimimu dan kamu jadi hidup dalam ekspektasi mereka lagi.
Jangan biarkan hal ini terjadi, ya! Membuat kesalahan kadang adalah hal baik. Kamu jadi bisa belajar sendiri, kok. Pastikan kamu mendengarkan intuisimu dan mempertajamnya. Kalau kebiasaan bergantung kepada orang lain maka intuisimu lama-lama akan melemah.
Kalau kamu salah karena mendengarkan atau tidak mendengarkan intuisi secara sadar, setidaknya kamu tahu bahwa kesalahan itu dari dirimu sendiri, bukan orang lain. Jadi, kamu bisa memutuskan lagi bagaimana memperbaikinya dan menjalani hidup ke depannya.
Hilangkan konsep buatan orang dan ekspektasi orang tentang kamu. Dengan hidup yang lebih bebas, nih, kamu juga akan menghilangkan ekspektasimu terhadap orang lain, dan ini rasanya menyenangkan!
Hiduplah dengan rasa bebas dan bahagia, jangan merasa di bawah tekanan untuk menyenangkan orang lain selain dirimu. Sebaliknya, jangan memasang ekspektasi terhadap orang lain. Biarkan mereka hidup bahagia untuk dirinya dan kebaikannya sendiri.
Semua orang ada batasnya, lho! Kadang orang memaksakan ekspektasinya kepada orang lain tanpa sadar diri. Hal ini dikarenakan mereka kebiasaan memaksakan keinginannya dan dituruti.
Kalau kamu merasa hal ini sudah terlalu berlebihan, maka jangan takut bicara. Beri tahu kalau kamu sudah jengah didikte dan ungkapkan juga bahwa kamu bisa melakukan berbagai hal sendiri.
Belajar untuk membuat batasan, tuh, nggak berarti kamu harus kasar kepada orang lain. Namun, perhatikan bila orang sudah kelewatan sama kamu dan berusaha mengatur hidupmu. Saatnya memberi tahu dan suruh mereka berhenti melakukannya!
Walau banyak orang bilang merasa nggak kenal diri sendiri, namun merekalah yang paling tahu dan kenal dirinya, termasuk pikiran dan perasaan masing-masing. Jangan biarkan orang mendefinisikan hidupmu. Memberi saran itu boleh, namun tidak memaksakan.
Kalau mereka mulai bilang kamu itu kurang A-B atau tidak A-B yang berlawanan dari perasaanmu, ya, tutup telinga dan dengarkan apa kata hatimu. Ingatlah bahwa sukses dalam hidup bukan apa yang orang lihat, tapi apa yang kamu rasakan dan membuatmu merasa bahagia.
Buat kemajuan dan rencana yang benar-benar penting untuk kamu! Kalau kamu mulai hidup untuk mimpi dan dirimu pasti akan merasa bahagia dan puas. Kalau terus mengikuti ekspektasi orang lain, nih, tiap mereka ganti visi maka kamu juga ikut ganti visi. Kapan bahagianya?
Coba bayangkan bisa hidup tanpa memenuhi ekspektasi orang banyak, pasti lebih damai, kan? Yuk, coba pikirkan tentang diri sendiri, kamu harus bisa bahagia untuk dirimu sendiri. Selain itu memaksimalkan potensi dan ambisi diri pasti akan berbuah sangat baik!
Salah satu bukti menyayangi diri sendiri adalah dengan memilih hunian yang nyaman dan sesuai keinginan. Jawabannya ada pada unit coliving Rukita yang menyediakan lebih dari sekadar hunian! Rukita juga memberi kesempatan kamu membentuk komunitas sehingga bisa bersosialisasi meski tinggal sendiri dan jauh dari keluarga. Tertarik?
Atau ketik langsung link berikut: bit.ly/rukita-hunian-lebih
Apakah kamu seorang people pleaser atau biasa saja? Tinggalkan pendapatmu di kolom komentar, ya!
In this post, we'll explore various HTML elements and how you can style them effectively…
Introduction to Styling in WordPress In this post, we'll explore various HTML elements and how…
Mengenal weton Rabu Pahing untuk laki-laki dan wanita, dari watak, rezeki, garis hidup dan jodoh…
Apa saja manfaat minyak zaitun untuk rambut rontok dan bagaimana cara penggunaannya? Yuk, simak penjelasannya…
Macam-macam kurma terbaik dan berbagai manfaatnya untuk kesehatan. Ada apa saja? Yuk, cek di sini.