Saat berada di lokasi rawan pelecehan seksual ini perlu waspada!
Kasus pelecehan seksual memang semakin meningkat. Hal ini juga disebutkan laman Fimela, kasus pelecehan berdasarkan studi kuantitatif yang dilakukan oleh International NGO Forum on Indonesia Development (INFID) bahwa ada 5 dari 7 orang pernah mengalami kekerasan seksual.
Namun, di mana saja yang menjadi lokasi rawan terjadinya pelecehan seksual? Saat berada di tempat-tempat rawan tersebut sebaiknya kamu perlu waspada.
Menurut Indonesia Judicial Research Society, berikut ini beberapa lokasi rawan pelecehan seksual dari yang paling banyak terjadinya kasus. Ketahui lokasinya, yuk!
Menurut Laporan Studi Kuantitatif Barometer Kesetaraan Gender, IJRS dan INFID 2020, diketahui bahwa di tempat umum seperti mall, taman, stadion dan lain-lainnya seringkali terjadi kasus pelecehan seksual yang mencapai angka 62,4 persen.
Pelecehan seksual di tempat umum ini seringkali terjadi karena beberapa faktor. Namun, paling adanya masalah infrastruktur dan transportasi publik yang kurang memadai.
Sebagai contoh, nggak ada penerangan yang cukup di beberapa area jalan atau gang, nggak ada CCTV di tempat strategis, bahkan transportasi publik pun juga masih kurang aman.
Kemudian, masih banyak orang menganggap bahwa beberapa tindakan pelecehan menjadi hal normal yang dilakukan, bahkan di tempat umum.
Sayangnya, korban pelecehan seksual justru yang kerap disalahkan, karena dianggap cara berpakaiannya salah. Padahal pandangan tersebut dan menyudutkan korban pelecehan seksual.
Terminal atau stasiun adalah lokasi kedua yang juga sering terjadinya pelecehan seksual, bahkan mencapai angka 61,5 persen berdasarkan laporan Indonesia Judicial Research Society.
Di pinggir jalan atau trotoar adalah lokasi ketiga yang juga sering terjadinya pelecehan seksual, bahkan mencapai angka 59,4 persen berdasarkan laporan Indonesia Judicial Research Society.
Transportasi publik adalah lokasi keempat seringkali terjadinya pelecehan seksual. Di mana kasus pelecehan seksual di transportasi publik ini mencapai angka 57,1 persen berdasarkan laporan Indonesia Judicial Research Society.
Hingga saat ini pelecehan seksual di transportasi publik paling sering terjadi di KRL atau bus. Sebenarnya ada dua kemungkinan orang berani melakukan pelecehan seksual di transportasi publik.
Kemungkinan pertama karena orang tersebut atau pelaku memiliki semacam kelainan, dimana ia membutuhkan situasi seperti itu agar bisa bergairah.
Sederhananya, seseorang tersebut mengalami penyakit gangguan seksual. Kedua, orang tersebut memang hanya iseng dan memanfaatkan kesempatan untuk melakukan pelecehan.
Hal ini juga didukung karena kondisi KRL Commuter Line atau bus sangat penuh, bahkan penumpang harus saling berdesakan, sehingga membuat pelaku semakin leluasa melancarkan rencananya.
Di media massa atau sosial adalah lokasi kelima yang paling sering terjadi pelecehan seksual. Kasusnya bahkan mencapai 45,7 persen berdasarkan laporan Indonesia Judicial Research Society.
Seperti yang kita tahu, seiring dengan perkembangan teknologi pelecehan seksual justru semakin meningkat di dunia maya. Hal ini dibuktikan dengan maraknya perempuan yang depresi hingga memutuskan untuk mati bunuh diri. I
a melakukan hal tersebut karena mendapati komentar buruk di platform media sosial mereka tentang kesempurnaan fisik.
BACA JUGA: Nggak Hanya Fetish, Ini 15 Istilah Lain Kelainan Seksual yang Ada di Dunia
Di area tempat tinggal atau di komplek adalah lokasi keenam yang paling sering terjadi pelecehan seksual. Kasusnya bahkan mencapai 29,0 persen berdasarkan laporan Indonesia Judicial Research Society.
Di tempat kerja atau kantor adalah lokasi ketujuh yang paling sering terjadi pelecehan seksual. Kasusnya bahkan mencapai 23,8 persen berdasarkan laporan Indonesia Judicial Research Society.
Pelecehan seksual di tempat kerja nyatanya juga sering terjadi. Kondisi ini terjadi karena laki-laki menyalahgunakan kekuasaan yang mereka miliki sebagai atasan. Sehingga mereka cenderung berani melakukan pelecehan seksual di kantor.
Apalagi jika kondisi tempat kerja terbilang strategis untuk memberikan peluang bagi pelaku tindak pelecehan seksual. Contoh sederhananya, dengan pengaturan posisi tempat duduk perempuan yang membuatnya mudah diawasi oleh pelaku.
Tak hanya itu saja, pelecehan juga lebih sering terjadi pada situasi saat malam hari yang gelap, sepi, dan kurang pengawasan di kantor. Kondisi tersebut tentu membuat pekerja perempuan yang berusia muda cenderung menjadi korban pelecehan seksual lantaran mereka masih banyak bergantung pada karyawan lelaki dalam hal dukungan pekerjaan.
Bahkan mirisnya, masih banyak juga kasus tenaga junior dilihat sebagai objek seks dan dianggap nggak berani bersikap tegas.
Kasus pelecehan pun semakin meningkat karena sebagian karyawan perempuan mungkin akan menganggap tindakan-tindakan mesum tersebut dianggap sebagai hal wajar untuk meningkatkan keakraban. Padahal itu sangatlah salah karena ada pihak yang merasa dirugikan.
Melihat survei yang dilakukan Kemendikbud pada tahun 2020, diketahui sebanyak 77 persen dosen di Indonesia mengatakan bahwa kekerasan seksual pernah terjadi di kampus. Tapi, sebanyak 63 persen di antaranya tidak melaporkan kejadian tersebut karena khawatir terhadap stigma negatif dari lingkungan sekitar.
Tak hanya itu saja, menurut data Komisi Nasional Perempuan menunjukkan terdapat 27 persen aduan kekerasan seksual di lingkup perguruan tinggi. Fakta ini berdasarkan laporan yang telah dirilis pada Oktober tahun 2020.
Seperti yang kita tahu bahwa di lingkungan kampus memang sering terjadi kasus pelecehan seksual yang dilakukan baik dari pihak dosen maupun mahasiswanya sendiri.
Contoh sederhana, posisi dosen umumnya sangat superior, membuat sebagian mahasiswa yang nggak memiliki posisi setara, membuat mereka diam saat mendapatkan perlakuan nggak pantas.
Sebenarnya nggak ada satupun cara pasti untuk menanggapi pelecehan, karena setiap situasi berbeda bentuknya.
Namun, satu-satunya hal yang benar-benar dapat kamu yakini adalah mengabaikan situasi tak akan menyebabkan masalah hilang begitu saja. Jadi, jangan sesekali menyalahkan diri sendiri atas masalah yang terjadi, karena ini bukan salahmu.
Tempatkan kesalahan pada tempatnya, yaitu pada orang yang telah melecehkan kamu. Pasalnya dengan menyalahkan diri sendiri dapat menyebabkan depresi dan hal itu tak akan membantu dalam menghadapi situasi pelecehan.
Berikut ini beberapa jenis pelecehan seksual yang wajib kamu waspadai.
Itulah beberapa lokasi rawan pelecehan seksual yang wajib kamu waspadai. Jika kamu mengalaminya pastikan untuk tidak menyalahkan diri sendiri, dan cobalah untuk berani mengungkapkannya kepada orang-orang terdekat.
Kamu bisa ceritakan pada keluarga atau sahabat terdekat. Apa kamu punya tips lain untuk menghindari kejadian pelecehan seksual? Langsung bagikan di kolom komentar, ya.
Cari kost dekat dengan kuliner, perkantoran, rumah sakit, maupun tempat strategis lainnya? Coba ngekost di Rukita saja! Semua unit kost Rukita di Jabodetabek, Surabaya, Malang serta Bandung berada di lokasi strategis dengan akses mudah dekat berbagai tempat strategis.
Jangan lupa unduh aplikasi Rukita via Google Play Store atau App Store, bisa juga langsung hubungi Nikita (customer service Rukita) di +62 811-1546-477, atau kunjungi www.rukita.co.
Follow juga akun Instagram Rukita di @Rukita_Indo dan Twitter di @Rukita_Id untuk berbagai info terkini serta promo menarik.
In this post, we'll explore various HTML elements and how you can style them effectively…
Introduction to Styling in WordPress In this post, we'll explore various HTML elements and how…
Mengenal weton Rabu Pahing untuk laki-laki dan wanita, dari watak, rezeki, garis hidup dan jodoh…
Apa saja manfaat minyak zaitun untuk rambut rontok dan bagaimana cara penggunaannya? Yuk, simak penjelasannya…
Macam-macam kurma terbaik dan berbagai manfaatnya untuk kesehatan. Ada apa saja? Yuk, cek di sini.