Jangan asal milih karpet, ya!
Tujuan utama mempunyai karpet adalah sebagai dekorasi lantai. Karpet menawarkan permukaan yang lebih hangat dan empuk bagi kaki saat menapak di atasnya. Beda jenis karpet tentunya akan memberikan sensasi dan kesan berbeda.
Sebelum memilih karpet, kamu harus mempelajari karakteristik dari jenis karpet itu sendiri, mau memilih serat atau tekstur yang seperti apa? Hal-hal ini akan menentukan tata letak hingga kenyamanan yang diciptakan pada suatu ruangan.
Ada banyak jenis serat yang bisa digunakan untuk menghasilkan karpet cantik. Teknik pembuatannya pun bermacam-macam dengan cara melilitkan serat benang. Nah, lilitan atau loop bisa dipotong atau tetap terjalin satu sama lain yang disebut carpet pile.
Yuk, pelajari bersama di dalam artikel ini.
Berbagai Teknik dan Material Karpet
Teknik pembuatan karpet akan memberikan tekstur yang berbeda antara satu karpet dengan lainnya. Selain itu, pemilihan material karpet juga ikut menentukan rasa dan daya tahan dari karpet.
Dua jenis utama karpet adalah loop pile dan cut pile. Tekstur yang membedakan keduanya sebenarnya berasal dari bagaimana teknik pembuatan karpet. Karpet loop pile dibentuk dengan cara melilitkan benang, sedangkan cut pile dengan cara memotong serat.
A. Jenis Karpet Loop Pile
Cara membuat karpet adalah dengan melakukan teknik melilitkan benang di atas alas. Teknik ini disebut looping yarn style.
1. Berber
Berber adalah tipe loop pile yang paling gampang dicari. Jika dijelaskan, serat ini ditekuk menjadi rangkaian loop. Karpet jenis berber akan lebih tahan lama dan antinoda walaupun bantalannya tidak banyak sehingga membuatnya tidak empuk.
Lilitan karpet Berber itu pendek walaupun terkadang ada variasi lain. Karena pendek, nih, biasanya terlihat padat, bantet, sekaligus lembut. Benangnya juga nggak gampang rontok.
Pastikan kamu tidak pernah meletakkan benda yang tajam di atas permukaan karpet karena bisa menyobek dan merusak serat-seratnya.
2. Level loop
Loop Level menggunakan loop yang pendek dan memiliki panjang yang sama. Karpetnya kaku namun cocok untuk diletakkan di area tempat orang berlalu lalang.
Loop yang dibuat diusahakan sesimetris mungkin jadi terlihat sangat rapi dan tidak kasar.
3. Multilevel loop
Panjang benang-benangnya bervariasi sehingga ketika dilihat dari atas membentuk pola yang juga bervariasi. Jenis multiloop menawarkan lebih banyak desain yang menarik mata karena bisa membentuk beragam pola.
Variasi dan tekstur dari karpet ini bisa berubah seiring waktu. Detailnya biasanya nggak kelihatan, tapi pola dan teksturnya dijamin mempercantik ruanganmu.
BACA JUGA:10 Tips Dekorasi Kamar dengan Karpet, Bikin Kamar Lebih Modern dan Homey
B. Cut Pile
Karpet cut pile dibentuk dengan mengumpulkan serat-serat benang dalam kelompok lalu memotongnya dengan berbagai varian. Varian potongan ditentukan oleh tekstur yang ingin dicapai.
1. Saxony
Cara pembuatan karpet model Saxony adalah dengan memotong ujung serat serata dan seseragam mungkin. Dalam pengaturan benang jenis karpet ini setiap serat diikat erat satu sama lain dalam grup. Hal ini membuat karpet terlihat lebih lembut.
Panjang serat yang dipotong sekitar 1 cm saja. Karpet ini terasa sangat lembut dan mewah sehingga cocok untuk ditaruh di kamar. Karpet ini juga terlihat lebih formal dan padat dikarenakan ukuran dan arah seratnya seragam.
Karena sangat lembut, karpet ini mudah mencetak jejak kaki. Lebih baik diletakkan di area yang jarang dilalui orang, deh.
2. Textured
Biasanya untuk model ini, benang yang dibuat akan dipelintir lalu dipotong. Karpet ini akan terlihat lembut jika permukaannya cukup terpelintir. Pelintirannya sangat erat sehingga tidak gampang terkena noda dan mudah dibersihkan.
Serat individunya lebih mudah rusak dibanding Saxony. Namun, kalau dirawat serat ini akan melembut dan malah bikin ruanganmu terlihat unik.
3. Frieze
Model karpet ini menggunakan serat pendek keriting ke berbagai arah. Tampilannya terlihat kaku dan bisa menyembunyikan jejak kaki walaupun nggak dibuat untuk tempat yang high-traffic, ya.
Model karpet ini lebih santai dan sering disebut sebagai shag pile carpet. Kamu harus hati-hati saat membawa barang di atas karpet ini karena agak sulit dibersihkan kalau terkena noda.
4. Pattern
Desain karpet pattern atau pola akan mengombinasikan berbagai macam potongan dan model loop. Karpet model ini didesain untuk membentuk pola tertentu dengan tujuan dekorasi.
Biasanya pola yang terbentuk adalah pola geometris, garis-garis, atau sulur-sulur daun bunga. Kamu harus cek model pembuatan karpetnya agar tahu bagian mudah rusak dan mana yang tidak.
BACA JUGA: 4 Model Karpet Minimalis untuk Pelengkap Kamar
Material Karpet
Setelah mempelajari tekstur dan model pembuatan karpet, selanjutnya kita harus mengetahui material dari karpet. Kalau penasaran jenis-jenis karpet Saxony, misalnya, bisa dibedakan dari material karpetnya, tuh.
1. Nilon
Bahan ini sangatlah lembut dan awet, selain itu nggak gampang kotor . Nilon memang termasuk jenis benang yang paling sering digunakan untuk karpet.
Nilon juga nggak gampang ‘nyetak’ kaki dan tidak mudah kena jamur. Jadinya, karpet jenis ini nggak gampang rusak dan membusuk. Material ini juga mudah untuk dicat dan tanpa mudah luntur.
Harga bahannya juga lebih murah dari wol, tetapi lebih mahal dari karpet sinstetis!. Kalau dirawat dengan baik, sih, karpet nilon bisa bertahan selama 15 tahun. Awet banget!
2. Polypropylene (Olefin)
Olefin adalah serat karpet yang paling laku selain nilon. Teksturnya seperti wool dan hampir selembut nilon dengan kenyamanan sama. Maka dari itu, olefin sering digunakan sebagai pengganti wool.
Noda akan sangat sulit menempel di karpet ini, namun mudah banget menyerap minyak. Kalau sudah menyerap minyak, maka karpet akan mudah ditempeli debu. Meski gampang kotor, karpet ini ternyata mudah dibersihkan.
Daya tahannya nggak setangguh nilon, sehingga serat ini digunakan untuk karpet model loop terutama berbers. Harga karpet polypropylene lebih murah sedikit dibanding yang berbahan nilon, tapi lebih mahal dari poliester dan akrilik.
3. Poliester
Warna karpet yang cerah dan mencolok paling tahan lama memang jenis karpet poliester. Kalau kamu punya keluarga yang gampang alergi atau terkena asma, serat ini tidak menyebabkan alergi,ya.
Ada juga jenis poliester yang eco-friendly, yaitu poliester/PET terbuat dari botol plastik yang sudah didaur ulang.
Sayangnya, poliester rentan rata kalau tertimpa barang berat. Misalnya, nih, diletakkan di area yang sering dilewati orang, maka jejak kaki pasti tercetak di atas permukaannya. Serat jenis ini juga mudah terkena noda minyak dan susah untuk dibersihkan.
4. Akrilik
Akrilik sering disebut sebagai wol sintetik karena tekstur dan penampilannya. Harganya pun sangat murah jika dibandingkan dengan wol asli.
Akrilik memiliki ketahanan yang baik terhadap listrik statis, uap air, jamur, dan tidak mudah kelunturan. Sayangnya, bahan akrilik ini tidak tahan lama dan nggak begitu awet di area yang sering dilewati orang. Maka dari itu, akrilik sering dicampur dengan wol.
Akrilik bisa berubah warna menjadi kecokelatan jika terkena bahan yang mengandung alkalin seperti produk pembersih.
5. Wol
Wol terbuat dari bahan alami yang mewah, tahan lama, dan sangat lembut. Sayangnya wol yang bermutu rendah rentan terkena noda, sedangkan wol mutu tinggi sangatlah mahal. Tidak heran banyak pabrik yang mencampur wol dengan akrilik atau olefin agar lebih tangguh bila terkena noda, di sisi lain tetap lembut.
Wol murni dibuat tanpa bahan kimia dan zat tambahan sehingga sangat baik bagi orang yang alergi atau sensitif terhadap bahan kimia.
Namun, karena alami maka wol rentan rusak karena jamur yang memakan zat organik. Jika rumahmu lembap, wol bukanlah bahan jenis karpet yang tepat untukmu
Ternyata, nggak mudah, ya, memilih karpet? Karpet punya karakteristik yang membuatnya unik dan memiliki fungsi berbeda. Coba kenali tekstur dan bahan apa yang ingin kamu gunakan bagi karpetmu sebelum membelinya.
Kamu ingin karpet yang seperti apa? Langsung tulis di kolom komentar, ya!