Y

Yuk, Lestarikan Bahasa Daerah di Hari Bahasa Ibu Internasional Tanggal 21 Februari

Lestarikan bahasa daerah sebelum terlambat!

Tepat di hari ini, 21 Februari, seluruh dunia akan memperingati Hari Bahasa Ibu Internasional. Hal ini dilakukan untuk mempromosikan kesadaran akan bahasa dan budaya daerah. Faktanya, semakin tahun semakin banyak bahasa ibu atau bahasa daerah yang punah, lho!😢

Lantas, bahasa Ibu, tuh, apa?

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, bahasa Ibu berarti bahasa pertama kali yang dikuasai oleh manusia sejak lahir melalu interaksi yang terjadi dengan sesama anggota masyarakat bahasanya. Penguasaan bahasa pertama dipengaruhi oleh keluarga serta orang-orang di lingkungan tempat tinggalnya.

Intinya, bahasa Ibu adalah bahasa yang ada di suatu daerah dan biasanya menjadi bahasa yang diajarkan oleh orangtua kepada anaknya. Misalnya, jika seseorang lahir dari keluarga Sunda, maka bahasa pertama yang akan diajarkan ke anak tersebut adalah bahasa Sunda.

Fakta Menarik Terkait Hari Bahasa Ibu Internasional

Menguasai bahasa daerah sama pentingnya dengan menguasai bahasa Indonesia dan bahasa asing. Bahasa pertama bisa menjadi identitas kamu, tuh. Biar lebih kenal tentang Hari Bahasa Ibu Internasional, yuk, intip fakta-faktanya di bawah ini!

1. Bangladesh menjadi negara pencetus ide

Source: dekkak.com

Hari Bahasa Ibu Internasional pertama kali diusulkan oleh Rafiqul Islam, seorang warga Bangladesh yang tinggal di Vancouver, Kanada. Ia mengirim surat kepada Sekjen PBB kala itu, Kofi Annan, yang isinya mengusulkan PBB untuk mengambil tindakan penyelamatan terhadap bahasa-bahasa di dunia yang jumlahnya semakin menipis.

2. Pemilihan tanggal 21 Februari

Image result for international mother language day
Source: Twinkl

Bukan tanpa alasan, tanggal 21 Februari diajukan oleh Rafiqul Islam untuk memperingati perjuangan rakyat Bangladesh dalam memperjuangkan bahasa asli mereka menjadi bahasa nasional Pakistan pada tahun 1952. Di Bangladesh pun setiap tanggal 21 Februari diperingati sebagai Hari Gerakan Bahasa.

3. Disetujui oleh 188 negara

Image result for international mother language day
Source: National Herald

Pengajuan gagasan Hari Bahasa Ibu pada tanggal 16 November 1999 nyaris gagal karena kurangnya dukungan. Namun, keesokan harinya, usulan itu disetujui oleh 188 negara. Sejak itulah tanggal 21 Februari ditetapkan sebagai Hari Bahasa Ibu Internasional.

4. Tahun 2000 menjadi peringatan Hari Bahasa Ibu Internasional pertama

Image result for international mother language day
Source: aboss.by

Lewat Majelis Umum PBB, Organisasi Internasional UNESCO menetapkan tanggal 21 Februari sebagai Hari Bahasa Ibu Internasional sejak 17 November 1999. Tahun 2000 menjadi peringatan Hari Bahasa Ibu Internasional pertama di dunia.

5. Persatuan dalam keragaman

Hari bahasa ibu internasional
Source: The Bite AISB

Berdasarkan artikel yang ditulis Liputan.com, Majelis Umum PBB menyatakan Hari Bahasa Ibu Internasional 2008 sebagai tahun untuk mempromosikan persatuan dalam keanekaragaman dan pemahaman internasional melalui multibahasa dan multikulturalisme.

6. Banyak bahasa Ibu yang terancam punah

different cultures smile
Source: BahaiTeachings.org

Berdasarkan data yang dikeluarkan UNESCO, saat ini jumlah bahasa Ibu di seluruh dunia mencapai 7.000 bahasa. Namun, ada fakta menyedihkan di balik tingginya variasi bahasa ibu di dunia. Dikabarkan, ada 2.680 bahasa yang terancam punah!

7. Penyebab Bahasa Ibu bisa punah

Bahasa ibu bisa punah
Source: MindChamps

Salah satu penyebab utama dari punahnya Bahasa Ibu adalah karena tidak adanya lagi orang yang menjadi penutur bahasa tersebut. Dilansir dari laman Perpustakaan Nasional, salah satu syarat lestarinya sebuah bahasa adalah jika penutur bahasa itu mencapai 10.000 orang.

Selain itu, penjajahan dan peperangan juga bisa menjadi salah satu penyebab kepunahan Bahasa Ibu. Berdasarkan catatatn UNESCO yang dirangkum sejak tahun 1951, setiap tahun setidaknya ada 10 Bahasa Ibu yang punah. Sedih, ya?

8. Terdapat lebih dari 500 Bahasa Ibu di Indonesia

Bhinneka Tunggal Ika
Source: Inilah.com

Seperti yang dikutip dari IDN Times, dari tahun 1991 hingga 2017, Kemdikbud mencatat terdapat 652 Bahasa Ibu atau bahasa daerah di Indonesia. Perlu diketahui, jumlah ini belum termasuk Bahasa Ibu di wilayah Nusa Tenggara Timur, Maluku, Maluku Utara, Papua, dan Papua Barat yang belum terindentifikasi.

9. Setidaknya ada 13 bahasa daerah di Indonesia yang telah punah

Hari Bahasa Ibu Internasional
Source: Pesona Travel

Dilansir dari website Indonesiabaik.id, berdasarkan catatan dari Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud RI, total ada 13 bahasa daerah yang telah dinyatakan punah oleh UNESCO.

Ternyata 13 bahasa daerah yang punah tersebut berasal dari Maluku dan Papua. Nah, 11 bahasa daerah yang punah dari Maluku yaitu bahasa daerah Kajeli/Kayeli, Palumata, Serua, Nila, Piru, Moksela, Ternateno, Hukumina, dan Hito. Sedangkan 2 bahasa daerah dari Papua yang punah adalah Tandia dan Mawes.

10. Hal yang bisa dilakukan untuk melestarikan bahasa daerah

Hari Bahasa Ibu Internasional
Source: Kompasiana.com

Dalam rangka memperingati International Mother Language Day, terdapat beberapa hal yang bisa kamu lakukan untuk ikut melestarikan Bahasa Ibu atau bahasa daerah.

Jika saat ini kamu tidak mengerti sama sekali dengan bahasa daerah dari mana kamu berasal, jangan ragu untuk belajar, ya. Kamu bisa meminta untuk diajari oleh orang tua atau kerabat yang terbiasa menggunakan bahasa daerah. Tidak perlu malu untuk belajar bahasa daerah. Ingat pepatah, “Utamakan Bahasa Indonesia, Lestarikan Bahasa Daerah, dan Kuasai Bahasa Asing”.


Itulah dia beberapa ulasan singkat dan fakta tentang Hari Bahasa Ibu Internasional yang akan jatuh tanggal 21 Februari. Kalau bukan kita yang melestarikan bahasa daerah, lantas siapa lagi? Yuk, lestarikan bahasa daerah masing-masing dengan lebih sering menggunakannya. Atau setidaknya, bisa mengerti bahasa daerah kamu. Setuju?

Selamat Hari Bahasa Ibu Internasional, ya!

BACA JUGA: Nggak Banyak yang Tahu! Begini Sejarah Perkembangan Televisi dari TV Hitam Putih sampai Smart TV

Yuliana

A forever-young-soul human who lives in Jakarta. Travel enthusiast and aurora borealis admirer.

Leave a Reply