Apakah kamu tahu tanggal 26 Juni perayaan hari apa? Yup, setiap tanggal 26 Juni merupakan Hari Anti Narkotika Internasional (HANI) yang juga diperingati secara rutin di Indonesia untuk memberantas narkoba.
Hari peringatan yang ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 7 Desember 1987 lalu ternyata telah berlangsung selama lebih dari 3 dekade setiap tahunnya di seluruh dunia.
Bukan hanya bertujuan untuk memperingati bahaya penyalahgunaan narkotika, peringatan Hari Anti Narkotika Internasional juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat atas bahaya dari penyalahgunaan obat-obatan terlarang tersebut.
Bahaya narkotika dan obat-obat terlarang sendiri bisa mengancam siapa saja, sebut saja seperti banyak kalangan selebritas yang terlibat dalam masalah benda haram tersebut belakangan ini.
Nggak cuma bagi mereka yang terkenal, masalah ini juga bisa membahyakanmu kalau kamu tidak memahami akan bahaya dan cara menghindarinya.
Nah, supaya kamu lebih paham akan bahaya dari narkotika serta obat-obat terlarang, berikut Rukita rangkum beberapa informasi terkait bahaya penyalahgunaan narkoba serta cara menghindarinya. Yuk, simak!
Berdasarkan penelitian dari Institute of Mental Health Addiction and Neurosience (IMAN), diketahui ada 2 kondisi psikologis yang menyebabkan seseorang jadi terjerumus dan menyalahgunakan narkoba, yaitu untuk mendapatkan feel good dan feel better. Kedua kondisi tersebut juga menentukan jenis narkotika dan obat-obatan terlarang yang dikonsumsi seseorang, lho.
Feel good sendiri merupakan perasaan di mana seseorang merasa obat-obatan tersebut dapat meningkatkan produktivitasnya seperti terjaga 24 jam, fokus terus-menerus, atau untuk mendapatkan inspirasi. Kebanyakan hal ini dirasakan oleh para selebritas yang belakangan terjerat kasus ini.
Sedangkan bagi mereka yang mencari feel better biasanya menggunakan obat-obatan terlarang untuk merasa lebih baik atau lari dari masalah yang mereka alami sebelumnya.
Bahaya dari penggunaan narkoba yang utama adalah bisa membuat seseorang menjadi ketergantungan. Nah, ketergantungan sendiri jadi awal dari berbagai macam bahaya lainnya di antaranya seperti kerusakan sel saraf otak.
Hal ini biasanya terjadi jika obat-obatan terlarang dikonsumsi terus-menerus dalam jangka waktu yang panjang. Bahkan efeknya bisa menetap dalam jangka waktu cukup lama meski penggunaannya sudah dihentikan.
Selain dapat memicu penyakit tersebut, narkoba juga dapat menyebabkan kelumpuhan serta kematian pada pengguna yang kronis. Seram, kan?
Pastinya jika tertangkap menggunakan apalagi mengedarkan narkoba, nih, seseorang dapat dikenakan hukuman. Namun, pengguna dan pengedar sendiri memiliki sanksi yang berbeda.
Merujuk pada UU No.35 Tahun 2009 tentang Narkotika pada Pasal 54 menyatakan pecandu narkotika dan korban penyalahgunaan narkotika wajib menjalani rehabilitasi medis dan sosial.
Rehabilitasi medis yakni terkait pengobatan dan pemulihan kesehatan, sedangkan rehabilitasi sosial terkait pemulihan sosial dan mental pecandu narkoba.
Bagi pecandu yang tertangkap aparat maka akan dilakukan penyelidikan. Apakah murni pecandu atau memang terkait sindikat. Bila terkait sindikat, nih, ia tetap diproses secara hukum dan diproses hingga pengadilan.
BACA JUGA: Trivia Hari Laut Sedunia: 5 Pantai yang Terancam Punah karena Krisis Iklim
Bahaya dan ancaman narkoba sendiri mengintai di sekitar kita. Bahkan tidak bisa dipungkiri, lho, bahayanya paling rentan muncul dari lingkungan tempat tinggal dan pergaulan.
Penting sekali bagi kita untuk menjaga lingkungan tempat tinggal dan teman-teman kita tetap sehat agar terhindar dari penyalahgunaan narkoba.
Cara termudah yang setidaknya bisa kita lakukan untuk menjauhkan diri dari ruang berbahaya tersebut adalah pintar dalam memilih teman dan rutin melakukan kegiatan positif.
Memilih lingkungan tempat tinggal yang aman juga menjadi penting untuk menghindari hal tersebut. Intinya, dengan linkungan yang lebih positif, kemungkinan kita terjerumus ke dalam penyalahgunaan narkoba lebih kecil.
Nah, kalau bicara soal memilih lingkungan tempat tinggal yang positif dan aman. Rukita sendiri pastinya menjamin hal tersebut terutama bagi setiap penghuninya agar merasa aman serta terhindar dari bahaya narkoba dengan gaya hidup co-living yang positif.
Gaya hidup co-living di Rukita sendiri berupaya untuk menciptakan lingkungan di mana para penghuni bisa berinteraksi dan saling mendukung satu sama lain layaknya sebuah keluarga.
Dengan lingkungan tempat tinggal seperti komunitas ini pastinya penghuni akan terhindar dari rasa kesepian yang biasanya jadi faktor munculnya berbagai pikiran negatif terkait penyalahgunaan narkoba.
Tak hanya itu, lho, berbagai fasilitas dan ruang yang tersedia di co-living Rukita juga menjamin para penghuni bisa selalu melakukan beragam aktivitas bersama untuk menghindarkan rasa bosan serta lebih produktif.
Ingin mencari hunian yang aman, nyaman, dan pastinya bebas ribet? Pasti Rukita Co-living pilihannya! Ayo, cek dulu berbagai unit co-living Rukita di sini yang sesuai kebutuhanmu.
Itulah dia berbagai informasi dan pengetahuan yang wajib kamu ketahui terkait penyalahgunaan, bahaya, serta cara menghindari Narkoba.
Dalam rangka memperingati Hari Anti Narkotika Internasional kali ini, yuk, sama-sama hindari dan berantas narkoba agar menciptakan lingkungan hidup yang jauh lebih baik, sehat, dan pastinya positif. A
Bagaimana pendapatmu soal kasus narkoba yang belakangan terjadi? Jangan segan meninggalkan komentar dan pendapatmu di bawah ini, ya.
In this post, we'll explore various HTML elements and how you can style them effectively…
Introduction to Styling in WordPress In this post, we'll explore various HTML elements and how…
Mengenal weton Rabu Pahing untuk laki-laki dan wanita, dari watak, rezeki, garis hidup dan jodoh…
Apa saja manfaat minyak zaitun untuk rambut rontok dan bagaimana cara penggunaannya? Yuk, simak penjelasannya…
Macam-macam kurma terbaik dan berbagai manfaatnya untuk kesehatan. Ada apa saja? Yuk, cek di sini.