Apa buku terakhir yang kamu baca?
Membaca salah satu hal yang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan kita. Kegiatan ini pasti selalu diakukan setiap harinya, nih, entah itu membaca huruf, angka, digital, dan lain-lain.
Dari berbagai kegiatan membaca di atas, mengerti dan memahami huruf adalah hal yang paling penting. Sayangnya, nih, angka buta aksara atau tidak bisa membaca masih tergolong tinggi di dunia.
Dikutip dari laman KBBI Daring, aksara merupakan sistem tanda grafis yang digunakan manusia untuk berkomunikasi dan sedikit banyaknya mewakili ujaran atau singkatnya diartikan sebagai huruf.
Banyak upaya yang dilakukan oleh organisasi dunia untuk memberantas buta aksara, salah satunya adalah dengan membuat Hari Aksara Internasional atau International Literacy Day.
Bagaimana asal mula Hari Aksara Internasional? Kita kupas tuntas, yuk!
Hari Aksara Internasional (World Literacy Day) diperingati setiap tanggal 8 September di seluruh dunia. Peringatan yang juga disebut sebagai Hari Literasi Internasional ini pertama kali tercetus saat konferensi Pemberantasan Buta Huruf, di Teheran, Iran pada tanggal 8-19 September 1965.
Hari peringatan ini bertujuan untuk mewujudkan komitmen dan mengajak seluruh masyarakat untuk peduli terhadap penuntasan buta aksara. Selain itu, hal ini juga dilakukan sebagai bentuk untuk mengingatkan publik tentang pentingnya literasi sebagai masalah martabat dan hak asasi setiap manusia.
Dilansir dari laman resmi UNESCO, saat ini setidaknya ada 773 juta orang dewasa di seluruh dunia yang kurang terampil soal keaksaraan atau literasi dasar.
Seperti yang ditulis di laman OkeZone.com, terdapat enam literasi dasar yang harus diketahui orang dewasa, yakni literasi baca tulis, literasi numerasi, literasi sains, literasi digital, literasi finansial, dan literasi budaya dan kewargaan.
Melansir Merdeka.com, Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Pendidikan Dasar dan Menengah, Kemendikbud, Jumeri, dalam Bincang Pendidikan dan Kebudayaan Peringatan Hari Aksara Internasional (HAI) tahun 2020 yang berlangsung secara virtual, Jumat (4/9), menyatakan angka buta aksara di Indonesia terus mengalami penurunan setiap tahunnya.
“Hal tersebut seiring dengan terlaksananya berbagai strategi yang inovatif sesuai dengan kebutuhan belajar masyarakat”, tambah Jumeri.
Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) BPS tahun 2019 menunjukkan persentase buta aksara tahun 2011 sebanyak 4,63 persen, sedangkan pada tahun 2019 turun menjadi 1,78 persen.
Selain itu, Kemendikbud juga memfokuskan program-program keaksaraan pada daerah yang penduduknya banyak mengalami angka buta huruf cukup tinggi seperti Papua, Sulawesi Selatan, Kalimantan Barat, dan beberapa daerah lainnya.
Tema yang diusung UNESCO untuk Hari Aksara Internasional 2020 adalah “Literacy Teaching and Learning in The Covid-19 Crisis and Beyond with a Particular Focus on The Role of Educators and Changing Pedagogies”.
Isu Hari Aksara Internasional 2020 akan fokus pada pengajaran dan pembelajaran literasi dalam krisis Covid-19 dan peran pengajar serta perubahan strategi dalam mengajar di tengah kondisi seperti sekarang ini.
Dalam webinar yang diselenggarakan oleh UNESCO, nantinya juga akan membahas dampak pandemi ini terhadap proses pembelajaran, strategi yang dapat ditempuh untuk melakukan pemulihan, dan lain-lain.
Sementara itu, Kemendikbud menetapkan “Pembelajaran Literasi di Masa Pandemi Covid-19, Momentum Perubahan Paradigma Pendidikan” sebagai tema HAI 2020 di Indonesia.
Dilansir dari Merdeka.com, peringatan HAI 2020 di Indonesia diselenggarakan secara webinar dan disiarkan secara langsung melalui sosial media Kemendikbud, TV Edukasi. Dalam Webinar HAI tanggal 8 September ini akan dihadiri oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, UNESCO, dan para pelaku pendidikan keaksaraan dan literasi masyarakat. Jadi, jangan sampai kelewatan, ya!
Menumbuhkan minat membaca memang tidak bisa dilakukan hanya dalam satu malam saja. Butuh ketekunan, konsistensi, dan tekad yang kuat untuk menjadikan membaca sebagai sebuah kebiasaan. Gemar membaca tentunya akan memberikan banyak manfaat, lho. Mulai dari wawasan semakin luas hingga kemampuan menulis yang semakin meningkat.
Nah, untuk kamu yang ingin meningkatkan minat membaca sedari dini, ikuti tips singkat berikut ini!
Membaca buku nggak harus dengan tema yang berat, kok. Pilihlah tema bacaan yang kamu sukai, misalnya saja cerita fiksi, finansial, kebudayaan, atau bahkan misteri. Jangan memaksakan untuk membaca suatu buku hanya karena ingin mengikuti tren, ya.
Membaca juga nggak harus selalu dari buku, lho. Kamu juga bisa membaca dari artikel, laporan, atau jurnal yang sesuai dengan tema pilihan.
Mungkin kamu mengira minat membaca akan tumbuh jika kamu segera membaca buku setebal 1.000 halaman. Padahal, ya, hal ini kurang tepat untuk dilakukan. Mulailah dari buku berhalaman sedikit. Jika kamu sudah bisa membaca buku berhalaman sedikit dalam waktu yang singkat, tingkatkan menjadi buku dengan halaman semakin banyak.
Jangan pernah terintimidasi untuk memulai membaca buku berhalaman yang tebal, ya. Mulailah secara perlahan, bertahap, dan konsisten.
Banyak orang merasa kebiasan membaca adalah hal yang sulit untuk diterapkan. Apalagi jika kamu tipikal orang yang menggemari visual dan suara. Membaca buku dengan tebal 50 halaman saja rasanya sangat berat, tuh.
Kebiasaan membaca buku bisa tumbuh dengan sendirinya jika kamu melakukannya setiap hari dan tanpa paksaan. Nggak percaya? Kamu bisa coba sendiri, lho!
Salah satu tips meningkatkan minat membaca adalah memiliki teman membaca dan berdiskusi. Kamu bisa meminta pasangan atau teman untuk ikut membaca sebuah buku, kemudian melakukan diskusi singkat tentang buku yang kalian baca. Buku yang dibaca nggak harus sama, kok. Sesuaikan saja dengan minat masing-masing, ya.
Selain itu kamu juga bisa mencari forum diskusi daring untuk membahas buku yang kamu baca. Semakin banyak teman diskusi, tentu kamu akan semakin tertantang untuk menambah bacaan, kan?
Rasa penasaran dan ingin tahu juga bisa menjadi cara memumbuhkan minat membaca, tuh. Pemicunya pun bisa beragam, nih, bisa karena kamu melihat ulasan buku dari salah satu teman atau karena sampul depan dan judul sebuah buku.
Cobalah untuk lebih sering ke perpustakaan atau toko buku offline atau online untuk melihat-lihat buku. Jika ada buku yang menarik, jangan ragu untuk mulai membacanya, ya. Dijamin, deh, minat membaca kamu akan semakin bertambah dan menjadi sebuah kebiasaan.
Itulah ulasan singkat tentang Hari Aksara Internasional yang jatuh pada 8 September 2020. Tidak hanya sekadar membaca saja, ya, kamu juga harus bisa memahaminya dengan benar dan tepat. Jika membaca sudah menjadi sebuah kebiasaan, pastinya wawasan pun akan semakin luas dan pintar.
Nah, kamu punya tips agar bisa tetap semangat membaca buku nggak? Tulis di kolom komentar, ya!
In this post, we'll explore various HTML elements and how you can style them effectively…
Introduction to Styling in WordPress In this post, we'll explore various HTML elements and how…
Mengenal weton Rabu Pahing untuk laki-laki dan wanita, dari watak, rezeki, garis hidup dan jodoh…
Apa saja manfaat minyak zaitun untuk rambut rontok dan bagaimana cara penggunaannya? Yuk, simak penjelasannya…
Macam-macam kurma terbaik dan berbagai manfaatnya untuk kesehatan. Ada apa saja? Yuk, cek di sini.