Tips

Jangan Panik! Ini 7 Hal yang Bisa Dilakukan untuk Menghadapi Resesi

Milenial harus mengerti soal resesi, ya!

Selain tren positif Covid-19 yang terus meningkat setiap harinya, Indonesia juga “dihantui” oleh resesi ekonomi yang diprediksi akan terjadi dalam waktu yang dekat.

Resesi itu apa, sih?

Seperti yang sudah dijelaskan pada artikel resesi sebelumnya, resesi adalah penurunan aktivitas ekonomi secara signifikan dan berlangsung dalam beberapa bulan bahkan bertahun-tahun. Resesi ini sangat berdampak pada perkembangan ekonomi masyarakat di Indonesia, lho.

Source: Okezone

Tapi kamu jangan panik dulu, ya. Resesi ekonomi ini nggak hanya terjadi di Indonesia saja, kok. Telah ada 45 negara sebelum Indonesia yang telah masuk ke jurang resesi, termasuk Singapura dan Jepang.

BACA JUGA: 5 Penjelasan Mudah tentang Resesi

Dilansir dari Kompas.com, pengamat ekonomi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Fahmy Radhi mengatakan beberapa dampak resesi Indonesia bagi masyarakat, seperti kenaikan harga dan inflasi, meningkatnya pengangguran, dan kemiskinan.

Lantas, apa yang bisa kita lakukan untuk menghadapi resesi ekonomi?

Source: Jakarta Globe

Hal yang Bisa Dilakukan untuk Menghadapi Resesi Ekonomi

Hal pertama yang bisa kamu lakukan adalah jangan panik! Sebelumnya, ya, Indonesia telah mengalami dua kali masa resesi ekonomi, yakni di resesi tahun 1998 dan 2008. Mungkin saat itu, milenial seperti kita belum mengerti dan merasakan dampak resesi secara langsung. Berikut ini beberapa tips yang bisa kamu lakukan untuk menghadapi resesi ekonomi 2020.

1. Menyiapkan dana darurat dan tabungan

Source: Kompas.com

Langkah pertama yang bisa kamu persiapkan untuk menghadapi resesi adalah menyiapkan dana darurat dan tabungan. Uang dari dana darurat ini bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan saat kamu sedang tidak bekerja atau ketika ada anggota keluarga yang tiba-tiba sakit.

Jumlah dana darurat yang ideal adalah 4-6 bulan kali dari jumlah pengeluaran bulanan. Jumlah dana darurat tentunya berbeda-beda setiap orangnya, hal ini tergantung dari banyaknya tanggungan dan juga pengeluaran rutin setiap bulan. Cek gambar di bawah, ya!

Dana darurat ini bisa kamu simpan dalam bentuk deposito, reksadana, emas, atau investasi. Namun, pertimbangkanlah untuk memilih produk finansial yang mudah dicairkan jika sewaktu-waktu dibutuhkan dalam waktu cepat.

2. Buat skala prioritas

Source: The CPA Journal

Selain menyiapkan dana darurat, kamu juga harus membuat skala prioritas, tuh. Buatlah daftar kebutuhan dari yang primer, sekunder, hingga tersier. Aturlah gaya hidup sesuai kemampuanmu, ya.

Ada baiknya juga, nih, kamu membuat anggaran bulanan agar tidak ada pengeluaran yang terlalu berlebihan. Utamakan lebih dahulu kebutuhan pokok seperti sembako, sewa atau kredit hunian, dan kebutuhan harian lainnya. Kurangi dulu kebutuhan sekunder dan tersier seperti jajan di luar atau liburan. 

3. Kurangi pengeluaran

Source: Outlook India

Mengurangi pengeluaran bulanan juga menjadi langkah yang harus kamu lakukan untuk menghadapi resesi ekonomi. Kurangi dulu pengeluaran sekunder dan tersier seperti jajan di luar, liburan, streaming berlangganan, atau membership gym. Alokasikan pengeluaran yang tidak terlalu mendesak ke dalam tabungan atau dana darurat.

Perlu diingat, nih, akan lebih baik jika pengeluaran kebutuhan tambahan tidak lebih 30% dari penghasilan bersih. Mengatur pengeluaran dengan cermat dan teliti sangat dianjurkan agar keuanganmu tetap sehat dan stabil, tuh.

4. Lunasi utang dan cicilan

Source: PYMNTS.com

Selama masa resesi bisa diprediksi akan banyak orang yang kehilangan pekerjaannya. Kemerosotan ekonomi pun sudah tidak bisa dihindari lagi. Hal ini akan menjadi masalah besar jika kamu terkena PHK dan memiliki utang yang menumpuk. Tentu akan sangat pusing mengatur cara agar utang tetap terlunasi.

Oleh karena itu, untuk kamu yang takut terkena PHK pada masa resesi, nih, ada baiknya kamu segera melunasi utang yang bertumpuk. Utamakan untuk melunasi utang yang memiliki bunga atau denda keterlambatan seperti cicilan kartu kredit.

Source: Elder Law Answers

Jika dibutuhkan, nih, kamu bisa mengambil jenis pinjaman lain, seperti KPR atau KPM. Namun, hindari untuk mengambil pinjaman online atau pinjaman dengan bunga yang terlalu tinggi.

5. Cari penghasilan tambahan

Source: Wonolo

Mungkin kamu akan merasakan tingkat pengangguran yang tinggi saat resesi berlangsung. Seperti yang dilansir dari laman Kontan.co, mereka yang memiliki gelar sarjana atau lebih tinggi cenderung akan lebih “aman” dari PHK akibat resesi. Namun begitu, ada baiknya kamu mencari penghasilan tambahan untuk menghadapi resesi, nih.

Selain mencari side job, meningkatkan keterampilan dalam pekerjaan juga penting untuk dilakukan, lho. Jadi, nih, skill dan pengetahuanmu akan terus bertambah. Namun, untuk kamu yang punya side job, jangan sampai melupakan pekerjaan utama, dong. Nggak mau, kan, kehilangan pekerjaan utama karena proyek sampingan?

6. Tinjau kembali investasi yang kamu punya

Source: DNA India

Bagi kamu yang punya investasi, nih, ada baiknya untuk meninjau kembali instrumen investasi yang dimiliki. Tentunya harga saham akan sering mengalami penurunan, tuh, selama masa resesi. Tapi jangan panik dulu, ya.

Kaji ulang produk investasi yang kamu punya. Jika kamu khawatir akan semakin merugi, nih, bisa memikirkan cara investasi yang lain. Tapi ada baiknya kamu tetap berinvestasi, tuh, karena nggak ada yang bisa memprediksi kapan harga saham akan membaik dan semakin menguat.

Source: Fiverr

Jika kamu merasa kesulitan dalam menganalisa produk investasi sendiri, jangan ragu untuk meminta bantuan dari profesional untuk menghitung semua aset yang dimiliki. Mintalah skenario terburuk dan tips untuk menghadapinya.

7. Tetap belanja secara rutin secukupnya

Source: The Jakarta Post

Mungkin tips ini terdengar aneh untuk kamu. Tips untuk berbelanja secara rutin secukupnya bisa menyelamatkan perekonomian dari resesi, lho. Dengan kamu tetap berbelanja rutin secukupnya, maka perputaran uang akan terus terjadi dan hal ini bisa mendorong ekonomi saat resesi.

Dilansir dari Kompas.com, pakar finansial Ahmad Gozali menyebutkan jika pembelanjaan konsumtif rumah tangga justru menjadi salah satu pendorong ekonomi di Indonesia. Jadi, hindari untuk panic buying agar perputaran uang selama resesi tetap sehat, ya.


Itulah beberapa tips yang bisa kamu lakukan untuk menghadapi resesi ekonomi yang diprediksi akan terjadi dalam waktu dekat di Indonesia. Selain jangan panik, ternyata menyiapkan dana darurat dan tabungan juga sebaiknya kamu lakukan, tuh. Tentunya jika sudah memiliki persiapan yang matang, kamu nggak akan kaget jika ekonomi secara tiba-tiba memburuk.

Apakah kamu punya cara jitu menghadapi resesi ekonomi? Tulis tipsmu di kolom komentar, yuk!

Yuliana

A forever-young-soul human who lives in Jakarta. Travel enthusiast and aurora borealis admirer.

Recent Posts

Sample Post – Megs

In this post, we'll explore various HTML elements and how you can style them effectively…

11 months ago

Sample Post

Introduction to Styling in WordPress In this post, we'll explore various HTML elements and how…

12 months ago

Mengenal Weton Rabu Pahing, dari Watak hingga Jodoh untuk Laki-Laki dan Wanita

Mengenal weton Rabu Pahing untuk laki-laki dan wanita, dari watak, rezeki, garis hidup dan jodoh…

2 years ago

Manfaat Minyak Zaitun untuk Mengatasi Rambut Rontok | Bisa Digunakan Sebagai Masker Rambut!

Apa saja manfaat minyak zaitun untuk rambut rontok dan bagaimana cara penggunaannya? Yuk, simak penjelasannya…

2 years ago

9 Macam-Macam Kurma Terbaik dan Bermanfaat bagi Kesehatan

Macam-macam kurma terbaik dan berbagai manfaatnya untuk kesehatan. Ada apa saja? Yuk, cek di sini.

2 years ago