Kita sering mendengar kata mid-life crisis yang berhubungan dengan krisis eksistensi diri di usia paruh baya. Namun ada juga krisis lain, yaitu quarter-life crisis yang dialami oleh orang berusia pertengahan 20an sampai akhir 20an. Tenang, kamu pasti mampu mengatasi quarter-life crisis!
Biasanya ciri-ciri quarter-life crisis adalah munculnya krisis emosional yang membuatmu merasa resah dan meragukan diri sendiri, terutama mengenai arah hidup. Kamu akan merasa frustrasi, kecewa, ragu, bingung, dan merasa seperti hidupmu seakan nggak ada tujuannya lagi. Pokoknya beda banget sama bayanganmu saat kuliah, deh.
Biasanya yang mengalami krisis ini adalah orang pintar, ambisius, dan selalu mau mencapai sesuatu. Ekspektasi mereka tidak sesuai kenyataan atau mengalami kegagalan begitu masuk ke dunia kerja, mulai dari salah masuk perusahaan, atau bekerja tidak sesuai dengan skill-nya sehingga setelah berusaha keras jadi merasa lelah sendiri.
Untungnya keadaan ini normal dan bisa ‘berakhir’ dengan penanganan yang tepat. Ayo, atasi segera!
Cara untuk Memulihkan Diri dari Quarter-Life Crisis
Menghadapi quarter-life crisis itu gampang-gampang susah karena sebenarnya semuanya berakar dari diri kita sendiri. Jangan putus harapan dan tetap percaya diri, you will make it!
1. Cari support dan bicarakan hal ini
Memang cukup sulit menghadapi quarter-life crisis sendirian dan mengubah hidupmu. Jalan termudah adalah mendapat bantuan orang lain sehingga kalian bisa berbagi perjalanan ini bersama. Libatkan sahabat dan keluarga untuk membantumu, terkadang nasihat atau bahkan koneksi dari mereka bisa membantu.
Kamu juga bisa mencari mentor di usia ini, lho. Kriteria mentor adalah orang yang memiliki ketertarikan yang sama denganmu dan memiliki pengalaman lebih. Jangan malu kalau merasa stuck karena ini normal, kok, malah bisa terjadi pada semua orang. Mentormu pun mungkin dulu mengalami hal yang sama.
Beranikan diri untuk mengomunikasikannya dengan orang-orang terdekat. Kalau mereka tidak memberi solusi, ya, kamu juga bisa bicara kepada terapis. Keluarkan perasaanmu dan percayalah kamu nggak sendirian!
2. Kenali dirimu sendiri
Sesudah kamu menghilangkan rasa takut ini, ya, coba pikirkan ‘apakah kamu sudah mengenal dirimu sendiri?’ Banyak orang berpikir bahwa kita sudah mengenal diri sendiri namun sebenarnya tidak.
Ketika kamu mengetahui apa yang membuatmu bersemangat atau tidak dalam menjalani hidup, hal ini bisa menjadi sangat menguntungkan bagimu. Kamu akan jadi lebih tahu kira-kira arah hidupmu mau ke mana dan bisa menentukan pilihan dengan lebih baik.
Kalau sudah mengenal dirimu lebih baik dan tahu apa nilai-nilai yang membuatmu tergerak maka kamu bisa menyingkirkan kebingunganmu. Nilai-nilai personalmu adalah esensi dari hidupmu, maka kenali dan dengarkan dirimu sendiri. Jangan ikuti harapan atau ekspektasi orang lain karena kamu yang menjalani hidup. Kini saatnya kamu benar-benar menuruti insting dan keinginanmu, ya. Yakinlah nanti jalan akan terbuka!
3. Rancang masa depan
Sesudah mengetahui hal apa yang mau kamu coba, coba bikin rancangannya. Tulis ibarat kamu sedang merencanakan sesuatu yang penting saat masih zaman menulis catatan di sekolah.
Buat rancangan jangka pendek dan jangka panjang. Fokus ke rencana jangka pendek dulu yang sekiranya bisa membawamu ke arah tujuanmu. Sesudah itu baru pindah ke rancangan jangka menengah seperti 3 atau 5 tahun mendatang.
Daftar ini boleh kamu revisi setiap beberapa bulan sekali karena kita nggak pernah tahu apa yang terjadi di masa depan, kan? Fleksibilitas juga penting untuk bertahan, lho.
Masih bingung menuliskannya? Coba identifikasi 3 nilai terpenting di dalam hidupmu, lalu bikin daftar tindakan bagi masing-masing dari 3 nilai penting itu. Pilih hal-hal yang jadi prioritas di situ untuk kamu raih dalam waktu satu tahun, dan bagaimana caranya untuk meraih itu.
BACA JUGA: KUIS: Apakah Kamu Orang yang Percaya Diri?
4. Riset
Sesudah kamu tahu apa yang mau capai, mulailah lakukan riset dan juga buat beberapa pertanyaan bagi dirimu sendiri. Cari tahu langkah-langkah besar apa yang harus dilakukan untuk mencapai hal ini? Hal spesifik apa yang harus dilakukan? Dan deadline untuk meraihnya.
Kalau cita-citamu itu berhubungan dengan kinerja profesional dalam suatu bidang yang spesifik, coba cari sertifikasi atau program yang harus kamu raih. Kalau kamu ingin melakukan sesuatu yang kreatif, coba ambil kelasnya dan mungkin keluarlah dari pekerjaan kantoranmu untuk mempelajari hal baru demi benar-benar bergerak di bidang itu.
Luangkan waktu untuk membaca dan mencari informasi di internet atau berbicara dengan orang yang lebih ahli. Kalau ternyata rencana-rencana ini membuatmu kian jauh dengan kariermu yang pertama, ya, nggak apa-apa. Coba cari tahu secara spesifik apa yang kamu mau agar lebih mudah mencari informasi dan makin mudah meraihnya pula.
5. Diet media sosial dan membanding-bandingkan
Zaman ini merupakan zaman konten, kan, di mana kita bisa mendapatkan terlalu banyak informasi dan komunikasi yang membuat stres. Kadang informasi-informasi dan kelelahan mental ini akan menutupi kemampuan kita untuk mengenal apa yang benar-benar diinginkan–bukan apa yang masyarakat atau orang lain mau.
Maka dari itu kita harus membuang hal-hal negatif agar segar secara mental dan bisa berpikir untuk diri sendiri. Coba lakukan diet konten digital terutama media sosial agar kita bisa merasakan ketenangan bagi diri sendiri dan berpikir jernih.
Media sosial itu sangat beracun karena membuatmu membandingkan diri dengan orang lain. Kamu melihat foto kenalan yang bahagia meraih suatu goal di hidupnya sehingga membuatmu kembali teringat pada kegagalan.
Kamu harus berhenti melihat ini karenasalah banget membandingkan perjalananmu dengan orang lain, ya. Jalur tiap orang berbeda dan kamu harus fokus kepada langkahmu sendiri saja. Jangan sampai melihat hidup orang lain bikin kamu mempertanyakan rencana-rencana masa depan yang sudah kamu susun, ah! Hidup untuk dirimu sendiri saja, deh.
6. Kontrol reaksi dan tanggung jawabmu
Kalau mentalmu kini sudah cukup siap, kamu juga harus mengontrol reaksimu terhadap hal-hal yang terjadi di sekitar. Ada banyak hal yang terjadi itu di luar kekuasaanmu, namun kadang kamu masih bisa bertanggung jawab atas pengaruhnya terhadap hidupmu.
Nantinya kamu akan sadar bahwa ada beberapa hal yang tetap bisa kamu ambil alih agar tidak terlalu menyakiti hidupmu. Kalau ada hal negatif terjadi coba pikirkan apa yang bisa kamu lakukan untuk mengubahnya? Bagaimana kamu bisa mengubah caramu menghadapi masalah ini agar saat terjadi lagi hasilnya berubah positif?
Kadang kalau ada hal negatif terjadi, tuh, kita langsung bereaksi cepat dan mencoba melindungi diri atau menyerang balik. Coba diam sejenak dan berpikir ulang sambil menanyakan kepada diri sendiri respons apa yang tepat untuk diberikan agar menghasilkan hal positif. Cari space dan waktu sebelum bereaksi agar kamu masih bisa mengontrol hidupmu menggunakan pikiran jernih.
7. Jangan khawatir dengan gelar dan cari side project
Cara terakhir menghadapi quarter-life crisis satu ini mungkin paling tepat buat yang baru lulus. Biasanya, orang yang baru lulus masih sangat bergantung dengan embel-embel gelar dan fakultasnya, namun berujung tidak bisa bekerja dalam bidang itu lalu stres sendiri. Kamu harus ingat, ya, jurusan kuliah tidak menentukan identitas dan mimpimu.
Kalau ternyata impianmu nggak ada hubungannya dengan jurusanmu, jangan minder atau merasa buang-buang waktu. Kamu tetap bisa belajar hal baru dan jadi sangat hebat dalam bidang itu, terutama kalau itu bakat terpendam. Percaya, deh, karena banyak pengalaman pribadi yang penulis dengar soal hal ini.
Kalau belum bisa meninggalkan pekerjaanmu untuk meraih hal yang kamu inginkan itu, coba cari proyek sampingan yang berhubungan dengan passion tersebut. Kalau kamu bosan dengan ‘pekerjaan 9-5’ maka kamu tetap bisa bisa merasa semangat dengan proyekmu yang menanti di rumah! Ada banyak website freelance seperti Upwork, ho, coba cek saja dulu.
Berat bukan berarti tidak bisa dilewati. Kalau bisa melewati quater-life crisis, maka kamu pasti akan menemukan kembali kebahagiaan dalam hidup pascakuliah. Siapa tahu bahkan nantinya kamu menemukan tujuan hidup?
Selama ini pernah merasa hampa karena quarter-life crisis, nggak? Bagaimana cara mengatasinya? Yuk, sharing di kolom komentar!