U

Usus Buntu: Ketahui Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya!

Sering mengalami nyeri perut bagian bawah? Mungkin itu salah satu gejala usus buntu!

Mungkin kamu sering mendengar tentang usus buntu, namun apakah kamu tahu apa saja gejala dan hal-hal yang menyebabkan nya?

Meskipun bukan penyakit yang berbahaya, namun usus buntu yang sudah meradang sering kali berujung di meja operasi.

Oleh karena itulah, kali ini Kita akan mengulas apa itu usus buntu, gejala, penyebabnya, hingga beberapa cara yang bisa kamu lakukan untuk mengatasi atau menghindari penyakit ini. Yuk, simak ulasan lengkapnya.

Apa Itu Usus Buntu?

usus buntu
Source: Freepik.com

Penyakit usus buntu merupakan penyakit peradangan pada usus buntu atau yang juga disebut apendiks.

Apendiks terjadi ketika usus buntu meradang yang kemungkinan disebabkan oleh penyumbatan, dan hal ini bisa berkembang menjadi akut atau kronis.

Apendiks merupakan organ berbentuk kantong yang berukuran 5-10 cm yang tersambung ke usus besar. Kondisi tersebut seringkali ditandai dengan adanya nyeri perut di bagian kanan bawah.

Jika tidak diobati, radang usus buntu dapat menyebabkan usus buntu kamu pecah. Akibatnya, hal ini bisa dapat menyebabkan bakteri tumpah ke rongga perut dan bisa berakibat fatal.

Jenis Apendiks

Berikut ini adalah jenis-jenis apendiks yang perlu diketahui!

1. Apendiks akut

Dilansir dari Healthline.com, apendiks akut adalah kasus apendiks yang parah dan tiba-tiba. Hal ini paling sering terjadi pada anak-anak dan dewasa muda antara 10 hingga 30 tahun.

Selain itu apendiks akut paling sering terjadi pada laki-laki daripada perempuan. Umumnya rasa nyeri yang dirasakan cenderung meningkat dengan cepat dalam waktu 24 jam.

Pada kondisi ini tentu saja kamu membutuhkan pertolongan medis secepatnya. Jika tidak ditangani, maka apendiks akan pecah dan berisiko komplikasi.

2. Apendiks kronis

Kondisi ini lebih jarang terjadi daripada apendiks akut. Namun dalam apendiks kronis, gejalanya mungkin akan relative lebih ringan.

Gejala tersebut akan hilang sebelum muncul kembali selama beberapa minggu, bulan, bahkan bertahun-tahun. Akan tetapi jika tidak terdeteksi, apendiks kronis bisa berkembang menjadi usus buntu akut.

Gejala Usus Buntu

penyebab usus buntu
Source: pexels.com

Penyakit ini sering dimulai sebagai kram ringan pada perut bagian atas atau daerah pusar yang kemudian pindah ke kuadran kanan bawah perut kamu. Gejala yang muncul bisa berupa:

  • Kehilangan selera makan
  • Gangguan pencernaan
  • Mual
  • Muntah
  • Pembengkakan perut
  • Demam ringan

Hal yang jarang terjadi tapi termasuk dalam gejala apendiks, meliputi:

  • Diare
  • Sembelit
  • Keinginan untuk buang air besar
  • Ketidakmampuan untuk mengeluarkan gas atau tidak bisa kentut

Penyebab dan Faktor Risiko

sakit perut usus buntu
Source: Pexels.com

Pada beberapa kasus, penyebab pasti radang usus buntu belum diketahui. Namun, para ahli percaya kondisi ini dapat berkembang ketika bagian dari sus ubuntu yang tersumbat.

Beberapa hal yang berpotensi memblokir usus buntu, termasuk:

  • Penumpukan tinja yang mengeras
  • Folikel limfoid membesar
  • Cacing usus
  • Cedera traumatis
  • Tumor

Apendiks bisa menyerang siapa saja, tetapi beberapa orang mungkin lebih mungkin mengembangkan kondisi ini daripada faktor lain.

Faktor risiko untuk radang usus buntu meliputi:

  • Usia: apendiks paling sering menyerang remaja dan orang-orang berusia 10-30 tahun, meskipun juga dapat terjadi pada semua usia.
  • Sejarah keluarga: orang dengan riwayat keluarga apendiks berada pada risiko yang tinggi untuk bisa terjadi pada dirinya.

BACA JUGA: 12 Jenis Penyakit Autoimun, Kamu Wajib Tahu Perbedaannya!

Komplikasi yang Mungkin Terjadi

penyakit apendiks
Source: pexels.com

Apendiks bisa menyebabkan komplikasi yang serius jika usus buntu pecah, hal ini menyebabkan kotoran dan bakteri tumpah ke rongga perut.

Jika pecah maka tersebut dapat menyebabkan infeksi yang menyakitkan dan berpotensi mengancam jiwa, di antaranya:

 1. Komplikasi Usus Buntu: Peritonitis

Ketika apendiks pecah dan bakteri tumpah ke rongga perut, lapisan rongga perut atau peritoneum dapat terinfeksi dan meradang.

Hal ini dikenal sebagai peritonitis. Beberapa gejala termasuk:

  • Detak jantung cepat
  • Demam tinggi
  • Sesak napas atau napas cepat
  • Sakit perut yang parah dan terus menerus

Untuk kondisi ini, biasanya dokter akan menggunakan perawatan antibiotic dan operasi untuk mengatasinya.

2. Abses

Abses merupakan kantong nanah yang menyakitkan yang terbentuk di sekitar usus buntu yang pecah. Sel darah putih ini adalah cara tubuh untuk melawan infeksi.

3. Sepsis

Sepsis adalah kasus yang jarang terjadi, dimana bakteri dan abses yang pecah dapat berjalan melalui aliran darah ke bagian lain dari tubuh kamu.

Nah, jika kondisi ini terjadi maka usus buntu kamu sangat serius dan gejala sepsis meliputi:

  • Suhu tubuh tinggi atau rendah
  • Kebingungan
  • Kantung parah
  • Sesak napas

Sepsis adalah keadaan darurat medis yang menyebabkan kematian pada 1 dari 3 orang.

Cara Mendeteksi Apendiks

Beberapa tes yang biasa dilakukan untuk mengetahui apakah kamu menderita apendiks atau tidak adalah dengan melakukan beberapa tes, meliputi:

  • Tes darah untuk memeriksa infeksi
  • MRI, CT scan untuk melihat apakah apendiks meradang atau tidak
  • Tes urin untuk mengidentifikasi infeksi ginjal atau kandung kemih.

Cara Mengatasi Usus Buntu

usus buntu operasi
Source: Freepik.com

Jika apendiks masih belum terlalu parah, dokter biasanya akan meresepkan antibiotik. Namun, untuk radang usus buntu, biasanya operasi dibutuhkan untuk menyembuhkannya.

Berikut pilihan pembedahan untuk radang usus buntu, meliputi:

1. Laparoskopi

Adalah prosedur yang tepat di mana ada sedikit kehilangan darah dan hanya sebuah sayatan kecil. Waktu pemulihan pun lebih cepat dibandingkan dengan operasi.

2. Atasi Usus Buntu dengan Operasi

Operasi biasanya diperlukan jika:

  • Usus buntu telah pecah dan infeksi telah menyebar
  • Apendiks telah menyebabkan abses
  • Pasien memiliki tumor pada sistem pencernaannya
  • Seorang pasien adalah seseorang yang sedang hamil trimester ketiga
  • Pasien telah menjalani banyak operasi perut sebelumnya.

3. Gaya hidup dan pengobatan rumahan

Setelah menjalani operasi dan pemulihan setelahnya, ada beberapa hal yang bisa kamu lakukan saat berada di rumah, seperti:

Hindari aktivitas yang berat pada awalnya. Jika apendiks dilakukan secara laparoskopi, batasi aktivitas kamu selama tiga hingga lima hari. Jika kamu melakukan operasi terbuka, batasi aktivitas selama 10-14 hari.

Pegang/tekan perut ketika batuk. Letakkan bantak di atas perut dan berikan tekanan sedikit sebelum batuk, tertawa, atau bergerak untuk mengurangi rasa sakit.

Bangun dan bergerak secara perlahan. Mulailah berjalan dan bangun dari duduk secara perlahan, serta tingkatkan aktivitas secara perlahan.

Istirahat secara cukup. Ketika sudah mulai beraktivitas, istirahatlah saat kamu sudah merasa lelah, jangan terlalu memaksakan tubuh di masa pemulihan.


Itulah pengertian lengkap tentang usus buntu, gejala, penyebab hingga cara mengatasi penyakit ini setelah mendapatkan perawatan. Kalau kamu apakah pernah punya pengalaman dengan dengan penyakit ini? Yuk, komen di kolom komentar di bawah ini!

Mencari kost gaya minimalis dengan harga Rp 1 jutaan di Jakarta? Rukita pilihan tepat! Tak hanya di Jakarta, Rukita tersebar di lokasi strategis di Jabodetabek, Bandung, Malang, dan Surabaya. Fasilitas kost yang setara apartemen akan membuatmu merasa #SenyamanDiRumah!

Agar cari kost lebih mudah, gunakan aplikasi Rukita yang bisa kamu download di Play Store atau App Store. Mau tanya-tanya tentang kost Rukita? Bisa hubungi langsung ke Nikita (customer service Rukita) di +62 811-1546-477 atau kunjungi www.Rukita.co.

Jangan lupa follow Instagram Rukita di @Rukita_indo dan Twitter @Rukita_id supaya nggak ketinggalan diskon dan update terkini!

Leave a Reply