Tips

Deteksi Dini Gejala HIV | Ketahui Pengobatan dan Cara Mencegahnya!

Ketahui gejala, cara mencegah dan pengobatan HIV, jangan sampai terlambat!

Pasti kamu sudah sering mendengar HIV sebagai sebuah penyakit seksual yang berbahaya bagi tubuh. Ya, memang benar HIV merupakan sebuah virus berbahaya dan menjadi sebab utama seseorang terkena AIDS.

Mau tahu selengkapnya soal HIV ini? Yuk simak di bawah ini!

Mengenal HIV, Virus Penyebab AIDS

Source: Halodoc

HIV (human immunodeficiency virus) merupakan salah satu jenis virus penyebab penyakit menular seksual AIDS. Virus ini akan menyerang sistem kekebalan tubuh manusia sehingga tidak mampu melawan infeksi. Gejalanya memang sulit terlihat dan biasanya akan ketahuan dalam kurun waktu beberapa tahun kemudian.

Virus HIV sangat berbahaya bagi tubuh dan tidak bisa dihilangkan. Apabila seseorang yang menderita HIV tidak segera mendapatkan penanganan, virus akan mengendap dan bertahan hidup selama 9-11 tahun untuk menyerang imunitas.

Nantinya, penderita HIV/AIDS akan mengalami autoimun sehingga tidak bisa melawan penyakit berbahaya yang menyerang tubuh.

Sering dikaitkan, HIV dan AIDS merupakan dua hal berbeda. Bahkan masih banyak yang keliru serta mengira bahwa HIV dan AIDS adalah penyakit yang sama hanya berbeda penyebutan.

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, HIV adalah virus yang merusak kekebalan tubuh manusia. HIV dengan stadium tinggi bisa menjadi penyebab penyakit AIDS.

Lain dari itu, AIDS adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi HIV. Seseorang yang tidak berhasil mendeteksi HIV sejak dini berpotensi tinggi menderita AIDS. Ini bisa terjadi karena tubuh tak lagi memiliki sistem kekebalan yang mumpuni untuk melawan virus dan infeksi di dalam tubuh.

BACA JUGA: Jangan Anggap Sepele! Kenali Penyebab Gusi Bengkak, Gejala, dan Cara Mengobatinya

Penyebab Seseorang Menderita HIV

Source: National Prevention Information Network

Terdapat dua tipe HIV, yakni HIV-1 dan HIV-2. Pada kasus kebanyakan, HIV yang diderita merupakan tipe HIV-1. Faktor penyebab seseorang bisa menderita HIV karena cairan tubuh penderita masuk ke dalam tubuh orang lain. Penularam ini bisa terjadi lewat beberapa hal berikut.

1. Penggunaan Jarum Suntik

Menggunakan jarum suntik secara bergantian berpotensi membuat seseorang terkena HIV. Pasalnya, jarum suntik diharuskan digunakan sekali pakai. Risiko penularan HIV lewat jarum suntik pun berpotensi tinggi apabila seseorang menggunakan NAPZA atau membuat tato sembarangab

2. Hubungan Seksual

Seks bebas berpotensi tinggi dalam menyebarkan HIV baik ketika berhubungan lewat vagina ataupun dubur. Namun, penularan ini pun bisa terjadi lewat seks oral apabila seseorang memiliki luka seerti sariawan atau gusi berdarah.

3. Transfusi Darah

HIV pun bisa terjadi ketika seseorang melakukan transfusi darah. Apabila pasien menerima donor darah dari orang penderita HIV, maka punya potensi tertular penyakit yang sama. Namun, risiko ini terbilang kecil dibanding penyebab HIV lainnya.

4. Ibu Hamil (Ibu ke Anak)

Ibu hamil penderita HIV berpotensi menularkan virus tersebut ke calon buah hati. Selain itu, anak bisa tertular HIV pada proses melahirkan dan masa menyusui. Oleh karena itu, ibu hamil penderita HIV biasanya diberikan obat khusus agar anak tidak tertular.

Gejala HIV, Penting untuk Diketahui

Source: WebMD

Pada tahun pertama atau masa awal infeksi, gejala dari HIV masih belum terlihat jelas. Infeksi HIV cukup memakan waktu lama, bahkan gejalanya baru muncul ketika seseorang masuk ke masa 2-15 tahun setelah infeksi pertama kali.

Di 1-2 bulan pertama, gejala HIV sangat mungkin ditemukan, tetapi mirip dengan penyakit umum lainnya. Beberapa gejala HIV tersebut dikelompokkan berdasarkan tahapan yang dialami penderita HIV. Di antaranya sebagai berikut.

1. Gejala tahap 1 (infeksi HIV akut)

Gejala pertama dikenal sebagai infeksi HIV akut. Biasanya terjadi di 1-2 bulan pertama setelah seseorang terinfeksi HIV. Pada tahap ini, sistem imun masih bisa berusaha untuk melawan virus HIV.

Gejala yang dialami saat kamu terinfeksi HIV tahap 1 mirip dengan flu atau demam biasa. Demam tersebut lebih tinggi dibandingkan demam biasa disertai rasa meriang. Kemudian, penderita HIV tahap awal mudah merasa lelah dan mengalami pembengkakan kelenjar getah bening.

Saat seseorang yang terinfeksi berada pada tahap ini pun kerap mengalami nyeri sendi dan otot, pembengkakan kelenjar getah bening, sakit perut bahkan sampai sariawan.

2. Gejala tahap 2 (masa laten)

Tahap ini dikenal sebagai tahap kronis (masa lateb) karena virus sedang aktif untuk merusak sistem imun tubuh. Pada tahap ini infeksi bisa berkembang dalam waktu cukup lama hingga hitungan dekade.

Dari segi gejala, hampir sama seperti pada HIV tahap 1, dimana gejala tidak terlihat secara signifikan dan terlihat layaknya sakit biasa. Gejala-gejala yang biasanya terlihat pada tahap ini ialah penurunan berat badan secara drastis, mual dan muntah, pembengkakan kelenjar getah bening, sampai herpes zoster.

3. Gejala tahap 3 (terinfeksi AIDS)

Terinfeksi AIDS merupakan tahap akhir HIV. Apabila seseorang tidak segera mendapatkan penanganan yang tepat saat masa laten infeksi HIV, kemungkinan besar akan dengan mudah terkena AIDS.

Pada tahap ketiga ini, sistem imun seseorang telah masuk ke kategori rusak parah. Hal ini menyebabkan seseorang punya daya tahan tubuh yang rendah sehingga rentan terkena penyakit. Apabila sudah sakit, penderita AIDS sulit untuk sembuh karena tidak memiliki sistem imun yang mumpuni untuk melawan infeksi yang menyerang tubuh.

Gejala pada tahap ketiga ini bisa meliputi diare kronis, penurunan berat badan secara drastis, bercak di bagian tubuh, infeksi jamur di tenggorokan atau kelamin, ruam, sesak napas, depresi, bintik ungu yang tak bisa hilang, serta mudah lelah.

Cara Mudah Pencegahan HIV

Source: Fanita Health

Sampai kini belum ditemukan obat yang bisa menyembuhkan HIV. Bahkan, untuk vaksin pencegahan pun belum dapat ditemukan. HIV memang tergolong penyakit mematikan yang belum ada obatnya, tetapi kamu tetap bisa, kok, mencegah penularan HIV melalui langkah-langkah sederhana.

Pencegahan HIV bisa dilakukan dengan cara-cara mudah berikut ini.

1. Tidak berganti pasangan saat berhubungan seksual

Setia dalam hubungan menjadi kunci apabila kamu tidak ingin tertular HIV/AIDS. Virus serta penyakit ini memang mudah tertular lewat hubungan seksual. Oleh karena itu, bagi pasangan yang sudah menikah dianjurkan untuk tidak bergonta-ganti pasangan ketika berhubungan seksual.

2. Menghindari narkotika dan obat terlarang

Penggunaan narkotika lewat jarum suntik secara bergantian punya potensi tinggi sebagai penyebab penularan HIV. Selain itu, menghindari berbagi jarum suntik pun dapat menghindari risiko terkena hepatitis B.

3. Tidak melakukan seks bebas sebelum menikah

Melakukan hubungan seksual sebelum menikah tak seharusnya dilakukan karena terdapat risiko penularan HIV/AIDS. Terlebih ketika kamu senang untuk berganti pasangan. Namun, apabila kamu terlanjur melakukannya maka gunakanlah pengaman seperti kondom.

4. Periksa HIV secara rutin

Memeriksakan diri ke dokter secara rutin ketika kamu termasuk orang yang rentan tertular HIV (aktif secara seksual serta pekerja medis) sangat dianjurkan. Kamu bisa datang ke rumah sakit terdekat yang menyediakan fasilitas periksa HIV/AIDS.

5. Ibu hamil perlu berkonsultasi kepada dokter

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, ibu hamil penderita HIV rentan menularkan kepada anak baik saat masih dalam kandungan atau pada masa menyusui. Oleh karena itu, ibu hamil penderita HIV perlu berkonsultasi mengenai masalah ini agar diberi alternatif pencegahan penularan HIV ke anak.

6. Edukasi diri soal HIV/AIDS

Pentingnya edukasi perihal HIV/AIDS bisa membantu kamu memahami gejala bahkan untuk menghindari diri dari risiko-risikonya. Selain itu, kamu bisa memberikan edukasi ini kepada orang-orang terdekat seperti keluarga, teman, dan kerabat lainnya.

BACA JUGA: Sering Merasa Gatal pada Area Selangkangan? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya

Obat HIV/AIDS Untuk Dikonsumsi

Source: FK UI

Telah disebutkan bahwa hingga kini belum ditemukan obat yang mampu menyembuhkan HIV/AIDS. Namun, seseorang yang terinfeksi HIV bisa meminum obat yang mampu memperlambat perkembangan virus.

Obat ini biasa dikenal dengan antiretroviral (ARV). Adapun, obat yang termasuk ke dalam jenis ARV ialah sebagai berikut.

1. Integrase strand transfer inhibitors (INSTIs)

INSTIs diberikan sejak pertama kali seseorang terinfeksi HIV. INSTIs ini bekerja dengan menginfeksi sel T dengan memasukkan DNA HIV ke DNA manusia. Dengan efek samping yang sedikit, mengonsumsi obat ini dipercaya mampu menekan perkembangan HIV agar tidak bertambah banyak.

2. Nucleoside/Nucleotide Reverse Transcriptase Inhibitors (NRTI)

NRTI merupakan obat yang memiliki peran untuk mencegah HIV bertambah banyak dan menyebar di dalam tubuh. Sebab, cara kerja dari NRTI ialah mencegah enzim reverse transriptase virus untuk menyalin RNA menjadi DNA. Dengan begitu, HIV tidak dapat menggandakan virusnya di dalam tubuh.

3. Cytochrome P4503A (CYP3A) inhibitors

Cyrochrome P4503A ialah enzim yang terdapat di dalam organ hati. Fungsi enzim ini mampu memecah obat-obatan yang masuk ke dalam tubuh. Ketika seseorang mengonsumsi obat dengan kandungan CYP3A ini, nantinya akan meningkatkan fungsi kadar obat HIV dan non HIV. Saat keduanya dikonsumsi bersamaan, akan membantu mengoptimalkan kesehatan pasien.

4. Protease Inhibitor (PI)

Untuk menggandakan virus, HIV membutuhkan enzim protease. Nah, protease inhibitor ini bertugas untuk mengikat enzim protease. Akibatnya virus HIV di dalam tubuh akan sulit untuk berkembang sehingga jumlahnya bisa ditekan.

5. Entry inhibitors

Jenis pengobatan entry inhibitors bekerja pada tubuh penderita HIV dengan cara menghalangi virus HIV untuk memasuki sel T yang sehat di dalam tubuh. Akan tetapi, jenis obat ini jarang digunakan sebagai pengobatan pertama.


Mendeteksi gejala dan memahami seputar penyakit HIV/AIDS memang penting untuk berjaga-jaga.

Walau dikatakan sebagai penyakit mematikan, tetapi HIV/AIDS kebanyakan akan menular pada hubungan seksual bebas dan penggunaan narkotika. Sehingga kamu tak perlu menjauhi orang yang menderita HIV/AIDS.

Lebih dari pada itu, kita diharuskan membantu memberikan dukungan kepada para penderita HIV/AIDS. Itulah pentingnya edukasi mengenai HIV/AIDS agar tidak ada salah kaprah hingga menghakimi para penderitanya.

Bagi kamu yang sedang mencari tempat tinggal di perantauan, kost coliving Rukita bisa menjadi pilihan. Rukita menyediakan kost-kostan dengan fasilitas lengkap dan eksklusif. Ditambah kamar yang sudah fully furnished sehingga kamu hanya tinggal menempati.

Dengan fasilitas sedemikian rupa, Rukita memberikan harga sewa mulai dari Rp1 jutaan saja! Tertarik? Yuk lihat kost Rukita yang tersedia di wilayah Jabodetabek, Bandung, dan Surabaya!

Jangan lupa unduh aplikasi Rukita via Google Play Store atau App Store, bisa juga langsung hubungi Nikita (customer service Rukita) di +62 811-1546-477, atau kunjungi www.rukita.co.

Follow juga akun Instagram Rukita di @Rukita_Indo dan Twitter di @Rukita_Id untuk berbagai info terkini serta promo menarik.

Meilila Syavira

Recent Posts

Sample Post – Megs

In this post, we'll explore various HTML elements and how you can style them effectively…

11 months ago

Sample Post

Introduction to Styling in WordPress In this post, we'll explore various HTML elements and how…

12 months ago

Mengenal Weton Rabu Pahing, dari Watak hingga Jodoh untuk Laki-Laki dan Wanita

Mengenal weton Rabu Pahing untuk laki-laki dan wanita, dari watak, rezeki, garis hidup dan jodoh…

2 years ago

Manfaat Minyak Zaitun untuk Mengatasi Rambut Rontok | Bisa Digunakan Sebagai Masker Rambut!

Apa saja manfaat minyak zaitun untuk rambut rontok dan bagaimana cara penggunaannya? Yuk, simak penjelasannya…

2 years ago

9 Macam-Macam Kurma Terbaik dan Bermanfaat bagi Kesehatan

Macam-macam kurma terbaik dan berbagai manfaatnya untuk kesehatan. Ada apa saja? Yuk, cek di sini.

2 years ago