Hampir setengah tahun terlewati, nih, pandemi Covid-19 belum juga usai. Beberapa negara di dunia masih menunjukkan angka kasus yang tinggi bahkan menghadapi gelombang kedua.
Belum juga usai, ya, kabar munculnya beberapa virus baru terdengar kembali. Virus terbaru yang muncul belakangan ini salah satunya adalah virus flu babi G4.
Virus flu babi ini ditemukan oleh para ilmuwan China. Namun, saat mendengar ‘flu babi’ mungkin kamu bertanya-tanya; bukankah virus ini sudah ada sebelumnya?
Fakta Virus Flu Babi G4
Jadi, flu babi yang teridentifikasi baru-baru ini berbeda jenis dari terdahulu sudah mewabah pada 2009. Virus baru ini bernama G4 EA H1N1 atau disingkat flu babi G4.
Lantas, bagaimana sifat virus flu babi G4 ini? Apakah berpotensi menjadi pandemi seperti Covid-19? Sebelum khawatir berlebihan, yuk, simak dulu fakta virus flu babi G4 di bawah ini!
1. Pernah jadi pandemi 19 bulan
Nama virus flu babi sudah tak asing lagi karena sudah pernah menjadi pandemi pada 2009 silam. Pandemi tersebut berlangsung selama 19 bulan, dari Januari 2009 hingga Agustus 2010.
Pada April 2009, tuh, virus ini pertama kali teridentifikasi di Meksiko, Amerika Utara. Virus yang menyerang babi ini menyebar ke negara lain dan mudah menjangkiti anak muda.
Terdapat laporan kasus infeksi dari 74 negara dan wilayah. Selama 19 bulan, nih, WHO melaporkan angka kematian yang tercatat di lab sebanyak 18.449 orang. Namun, perkiraan angka kematian aslinya mencapai 284.000 orang.
Meski begitu pada Semptember 2010 sebuah penelitian mengatakan bahwa risiko kematian virus pandemi tersebut tak lebih berbahaya dibanding flu biasa. FYI, menurut WHO angka kematian flu musiman setiap tahunnya bisa mencapai 250.000-500.000.
2. Virus yang bermutasi
Sebenarnya, ya, virus flu babi G4 ini bukanlah termasuk virus baru, melainkan virus yang bermutasi atau turunan dari strain H1N1. Turunan virus ini ditemukan setelah para ilmuwan melakukan penelitian pada peternakan babi di 10 provinsi Tiongkok.
Bahkan sudah ada pengawasan ketat terhadap virus ini selama bertahun-tahun. Hal tersebut juga dikatakan oleh Dr. Michael Ryan, Direktur Eksekutif Program Kesehatan WHO, di Jenewa.
Penelitian ini sudah berlangsung sekitar 8 tahun, yaitu mulai 2011-2018. Melalui lebih dari kumpulan 30.000 sampel swab pada babi di Tiongkok, nih, para peneliti menemukan 179 jenis virus flu babi.
Pada 2016 para peneliti mengetahui bahwa virus tersebut bermutasi menjadi G4 EA H1N1. Virus ini dikatakan paling berbahaya dan sering ditemukan pada babi. Sedangkan jenis turunan flu babi lainnya tidak terlalu bertahan lama.
3. Gabungan dari beberapa virus
Yang membuatnya unik adalah flu babi G4 merupakan gabungan dari tiga virus, yaitu strain H1N1 yang sempat pandemi 2009, strain flu burung Eropa dan Asia, dan strain H1N1 dari Amerika Utara (terdapat gen virus influenza pada burung, babi, dan manusia).
4. Mengapa lebih berbahaya?
Tentunya terdapat alasan mengapa virus ini dikatakan paling berbahaya dibanding strain virus flu babi lainnya. Menurut jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences, virus flu babi G4 bisa mengakibatkan gejala infeksi pernapasan dan batuk yang cukup parah.
Selain itu virus G4 juga dianggap berbahaya karena merupakan virus flu burung yang bercampur dengan strain mamalia di dalamnya. Nah, manusia tidak memiliki imunitas terhadap virus tersebut sama sekali!
5. Penularan
Penularan virus flu babi G4 melalui cairan dari hewan yang terinfeksi. Selain secara langsung, penularannya juga bisa secara tidak langsung, yaitu saat menyentuh benda-benda yang sudah tertempel cairan hewan tersebut.
Selain itu virus G4 juga bisa terikat di reseptor SAa2,6Gal yang mirip manusia. Reseptor ini terdapat pada sel lapisan pernapasan manusia sehingga jika virus masuk maka bisa menyebar ke sel lainnya di dalam tubuh.
6. Gejala
Gejala dari penyakit flu babi G4 ini kurang lebih sama dengan virus flu babi sebelumnya. Namun, infeksinya bisa menjadi penyakit yang lebih serius seperti infeksi paru-paru, pneumonia, dan gangguan pernapasan lain.
Gejala flu babi G4 antara lain:
- Panas dingin
- Demam
- Sakit tenggorokan
- Batuk
- Mata berair/merah
- Sakit kepala
- Kelelahan
- Hidung pilek atau tersumbat
- Bersin
- Diare
- Mual dan muntah
- Penurunan berat badan maksimal 7,3%-9,8%
7. Belum terbukti bisa menular antarmanusia
Meski dianggap berbahaya, hingga kini belum ada bukti bahwa virus flu burung G4 dapat menular antarmanusia. Ya, virus ini bisa menginfeksi manusia, tapi penularan dari manusia ke manusia merupakan hal langka dan tidak mudah.
Meski begitu pada saat ini banyak babi yang terjangkit virus flu babi G4 tersebut. Kita patut waspada karena penularan virus dari babi ke manusia pun bisa berakibat sangat parah.
8. Vaksin untuk manusia belum ditemukan
Hingga saat ini ternyata belum ada vaksin yang bisa melindungi manusia dari virus flu babi G4. Vaksin flu yang tersedia saat ini pun tak bisa memberi perlindungan.
Hal tersebut karena strain virus G4 berbeda dari jenis virus flu biasanya. Namun, para ahli optimistis bahwa mengembangkan vaksin flu babi G4 tidak sesulit menemukan vaksin Covid-19 yang merupakan virus baru.
9. Upaya pencegahan
Meski potensi penularan antarmanusia belum terbukti, ya, kita tetap harus waspada terhadap virus yang menyerang sistem pernapasan ini. Terutama bagi para peternak babi atau orang-orang yang beraktivitas bersama babi sehari-harinya.
Upaya pencegahannya antara lain:
- Memakai alat pelindung diri saat berada dekat babi
- Menjaga kebersihan diri, lingkungan, dan hal yang berhubungan dengan babi (pasar babi, kandang, pemotongan babi)
- Lakukan disinfeksi secara berkala
- Cuci tangan dengan benar
- Lakukan vaksinasi hewan
10. Apakah bisa jadi pandemi?
Saat ini kasus flu babi G4 terdapat peningkatan di peternakan babi. Meski begitu virus tersebut tidak akan muncul tiba-tiba di lokasi yang belum pernah ada kasus karena mobilitas babi terbatas.
Sejauh ini di Indonesia pun belum ada laporan kasus infeksi flu babi G4. Namun, ahli mengatakan virus G4 berpotensi menjadi pandemi mengingat saat ini sudah beredar dalam populasi babi di China dan belum ditemukan vaksin untuk manusia.
11. Belum ada kasus di Indonesia
Menurut Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan I Ketut Diarmita, sejauh ini kasus penyakit babi di Indonesia adalah African Swine Fever (ASF) atau demam babi Afrika. Walau belum ada kasus G4, Kemenkes sudah melakukan sosialisasi virus flu babi G4 di Indonesia sebab populasi babi di Indonesia cukup banyak, yakni sekitar tujuh juta.
Untuk antisipasi, nih, Kementerian Pertanian melakukan pengawasan terhadap peternakan babi dan produk-produk babi. Layanan kesehatan juga aktif mensosialisasikan informasi mengenai virus flu babi G4 tersebut.
Selain itu Kemenkes juga sudah menerbitkan surat edaran kewaspadaan pada Dinas Kesehatan di seluruh provinsi dan kantor kesehatan pelabuhan. Kemenkes berharap pencegahan ini tak hanya untuk peternak babi, tapi juga orang-orang yang memelihara babi sendiri.
Itulah 11 fakta virus flu babi G4 yang perlu kamu ketahui. Terdapat hal yang mengkhawatirkan sekaligus ‘melegakan’, ya, dari fakta-fakta ini?
Namun, walaupun saat ini belum ada bukti penularan antarmanusia dan belum ada kasusnya di Indonesia, sebaiknya kita selalu waspada. Jangan panik dan selalu menjaga kesehatanmu, ya!
Apakah kamu masih rutin mencuci tangan dan memakai masker? Apa tanggapanmu mengenai virus ini? Tinggalkan pendapatmu di kolom komentar, ya.