Ada fakta unik apa tentang klepon yang viral itu?
Siapa, nih, yang jadi penasaran dengan kue satu ini karena sempat viral beberapa hari yang lalu? Kue manis berbentuk bulat berwarna hijau dengan taburan kelapa parut itu dikenal sebagai klepon.
Yap, klepon termasuk salah satu jajanan pasar yang sudah agak sulit ditemukan. Namun, kalau kmu usaha sedikit maka masih bisa menemukan kue ini di pasar tradisional, kok.
Klepon biasanya dimakan sebagai camilan pada sore hari sambil minum teh atau kopi. Tapi ada juga, lho, yang suka memakan klepon sebagai menu sarapan. Biasanya, sih, akan disandingkan dengan getuk dan cenil yang sama-sama legit dan manis.
Ternyata klepon punya banyak fakta unik dan menarik, lho. Jajanan pasar khas Indonesia ini bahkan sudah terkenal sampai luar negeri, lho. Daripada semakin penasaran, yuk, simak ulasannya di bawah ini!
Hingga saat ini, ya, belum ada yang menuliskan dengan pasti kapan pertama kali klepon disajikan sebagai kue khas tradisional Indonesia. Bisa saja kue manis ini sudah ada sejak zaman Majapahit, lho. Siapa yang tahu, kan?
Meski begitu, klepon dipercaya berasal dari Tanah Jawa karena memiliki karakter makanan yang cenderung manis menggunakan gula merah.
Selain menjadi primadona di Pulau Jawa, nih, klepon juga ada di beberapa daerah lainnya di Indonesia bahkan negara tetangga, lho. Seperti yang dilansir dari laman Taste Atlas, kue ini bisa ditemukan di Sumatra, Sulawesi, dan Malaysia dengan sebutan onde-onde atau buah melaka. Sedangkan, ya, onde-onde di Pulau Jawa adalah kue yang berbentuk bola kecil-kecil dibaluri wijen dan berisi kacang tanah.
Biasanya, nih, klepon dijual berdampingan dengan getuk dan cenil serta menjadi pendamping teh tawar hangat. Bahkan banyak yang menjadikan klepon sebagai menu sarapan, tuh.
Mungkin fakta ini akan sedikit membuat kamu heran. Namun, hal ini sudah terbukti dalam buku berjudul Indisch leven in Nederland (2006) milik J. M. Meulenhoff. Dalam bukunya tertulis, pada tahun 1950-an imigran Indonesia di Belanda telah memperkenalkan klepon ke masyarakat lokal. Sejak saat itulah, klepon banyak dijual di restoran Belanda, China, dan Indonesia.
Mungkin jika kamu sedang berkunjung ke Belanda, bisa menemukan kue khas Indonesia ini di restoran, toko, atau supermarket di Negeri Kincir Angin tersebut.
Bersamaan dengan jajanan pasar lainnya, klepon disajikan dalam beberapa upacara adat di Tanah Air. Misalnya saja di kota Bandung, nih, klepon digunakan dalam acara adat khitanan, pernikahan, sedekah, dan syukuran seperti pindah rumah.
Klepon dan beberapa jajanan pasar lainnya akan ditata sedemikian rupa di atas sebuah tampah yang telah dihias dengan daun pisang. Kamu juga bisa, lho, menemukan tampah jajanan pasar di pasar-pasar tradisional.
Di Pulau Bali juga ada kue pasar dengan nama Jaja Klepon, nih. Jika kamu hanya mendengar namanya saja, sih, pasti mengira bentuknya akan sama dengan klepon yang ada di Jawa. Padahal, ya, jaja klepon memiliki bentuk berbeda dari klepon pada umumnya.
Jika klepon berbentuk bulat dengan taburan kelapa parut, maka jaja klepon berbentuk sedikit oval dan meruncing di kedua ujungnya. Dilansir dari Svarga News, klepon Bali terasa lebih kenyal dan lebih tipis kulitnya jika dibandingkan klepon jawa.
Walaupun berbeda bentuk rasanya sama-sama enak, kok!
Selain memiliki rasa yang enak, ternyata klepon juga punya filosofi yang kuat tentang kehidupan, lho. Dilansir dari IDN Times, klepon merupakan lambang keserhanaan yang bisa berubah menjadi sesuatu istimewa. Hal ini terlihat dari bahan-bahan sederhana yang digunakan saat membuat klepon, namun berhasil menjadi sesuatu yang manis dalam setiap gigitannya.
Good News from Indonesia juga menuliskan jika warna hijau pada klepon melambangkan kesejahteraan dan kesuburan yang ada di pulau-pulau di Indonesia.
Memakan klepon juga bisa melatih kita untuk makan dengan mulut tertutup dan nggak berbicara, lho. Jika kamu makan klepon sambil ngobrol, bisa-bisa gula merah cair akan muncrat keluar dari mulut, tuh!
Klepon menggunakan tepung ketan sebagai bahan dasar utamanya. Setelah itu diisi gula merah dan ditutupi baluran kelapa parut. Tentu sudah terbayang bagaimana lezatnya kue jajanan pasar ini, kan?
Kandungan tepung ketan dalam klepon membuat kue ini memiliki kadar karbohidrat yang tinggi. Selain itu gula merah juga mengandung beberapa vitamin dan zat besi yang diperlukan tubuh. Nggak heran, deh, kamu akan kenyang jika menyantap klepon lebih dari 2 butir.
Nggak bisa dipungkiri kalau zaman sekarang, nih, berbagai jenis makanan selalu berinovasi. Dari yang awalnya siomay hanya berisi ayam atau udang, sekarang sudah ada siomay charcoal dengan topping saus mentai.
Lantas, bagaimana dengan inovasi yang dilakukan pembuat klepon?
Selain mempertahankan cita rasa tradisional, klepon juga sudah banyak berkembang, nih. Saat ini sudah banyak orang yang berinovasi dengan rasa kekinian seperti ubi ungu, green tea, vanilla, selai cokelat, dll. Bahkan, ya, ada juga yang mengombinasikan klepon dengan kue nastar.
Untuk kamu yang suka cake, tuh, ternyata ada cake dengan rasa seperti klepon! Nggak mau kalah, tuh, kopi pun ada yang di-mix dengan resep klepon! Wah, bagimana rasanya? Tentu saja enak.
Nah, setelah tadi membahas soal fakta klepon yang sedang viral, sekarang saatnya membuat klepon. Mau tahu cara membuatnya? Simak resepnya di bawah ini, ya!
Bahan
Bahan taburan
Cara membuat:
Itulah dia fakta menarik soal klepon dan juga bonus resep klepon yang mudah dan bisa kamu buat di rumah. Sebagai salah satu jajanan asli Indonesia, ya, sudah sepatutnya kita menjaga eksistensi klepon agar nggak punah. Setuju nggak?
Dari delapan fakta di atas, mana nih yang paling bikin kamu geleng-geleng kepala? Tulis di kolom komentar, ya!
In this post, we'll explore various HTML elements and how you can style them effectively…
Introduction to Styling in WordPress In this post, we'll explore various HTML elements and how…
Mengenal weton Rabu Pahing untuk laki-laki dan wanita, dari watak, rezeki, garis hidup dan jodoh…
Apa saja manfaat minyak zaitun untuk rambut rontok dan bagaimana cara penggunaannya? Yuk, simak penjelasannya…
Macam-macam kurma terbaik dan berbagai manfaatnya untuk kesehatan. Ada apa saja? Yuk, cek di sini.