Benarkah ada dampak buruk streaming Netflix terhadap lingkungan?
Menonton secara streaming melalui Netflix bisa menjadi solusi bagi kamu yang nggak bisa pergi ke bioskop selama pandemi Covid-19. Namun, meningkatnya penggunaan Netflix ini ternyata berdampak negatif terhadap lingkungan. Di sisi lain, nih, ada penurunan emisi karbon global dari tahun 2020 akibat aturan physical distancing sejak pandemi melanda lebih dari setahun yang lalu.
Memang kemudahan teknologi yang ditawarkan Netflix membawa perubahan besar terhadap kegiatan kita saat menonton film. Ketika perkembangan teknologi ini menggeser kebutuhan kaset dan CD yang dulu menjadi andalan kamu dalam menonton film, ternyata bukan jadi solusi untuk memerangi perubahan iklim, lho.
4 Solusi Kurangi Dampak Buruk Streaming Film
Tahukah kamu bahwa setiap kali menonton film melalui Netflix, tuh, membutuhkan pengolahan data yang berdampak kepada emisi karbon? Penyedia layanan video-on-demand Netflix mengungkapkan hasil mengejutkan terkait jejak karbon yang dihasilkan oleh layanannya.
FYI, jejak karbon atau yang biasa disebut sebagai Carbon Footprint sendiri merupakan jumlah gas emisi yang dihasilkan dari berbagai aktivitas manusia pada waktu tertentu.
Nah, jejak karbon ini juga ikut berkontribusi terhadap terjadinya perubahan iklim. Kamu sendiri juga bisa ikut membantu menjaga lingkungan, kok. Menonton streaming video lewat Netflix bisa jadi alternatif yang lebih ramah lingkungan. Kira-kira apa yang bisa kamu lakukan? Simak caranya di bawah ini, ya.
1. Menonaktifkan video autoplay
Hampir setiap media sosial punya fitur pemutaran video otomatis atau video auto play. Fitur ini memungkinkan kamu menonton video yang terputar secara otomatis. Kalau kamu gemar menonton video melalui browser dan di media sosial, sebaiknya mulai menonaktifkan fitur putar otomatis.
Cara ini baik untuk mencegah dampak buruk streaming karena membantu mengurangi jejak karbon teknologi digital. Pasalnya, nih, video putar otomatis juga berpotensi membahayakan penonton. Tentu kamu nggak ingin terpapar konten kekerasan, menyinggung SARA, atau konten yang tidak ingin kamu lihat secara default.
Yuk, mulai nonaktifkan putar video otomatis kamu demi menjaga lingkungan dan kesehatan jiwamu!
2. Streaming melalui WiFi
Nonton melalui WiFi lebih baik daripada menggunakan jaringan seluler. Selain membutuhkan kuota internet yang bisa dibilang nggak sedikit, kamu juga perlu kecepatan internet yang stabil dan memenuhi syarat minimal untuk dapat menonton. Netflix dapat memutar video dengan beberapa pilihan kualitas gambar, mulai dari Standard Edition 480p HD atau yang setara dengan 4K.
Apalagi melakukan streaming film di Netflix akan menghasilkan kurang dari 10 gram karbon dioksida. Jumlah karbon ini hampir sama dengan kamu berkendara mobil menempuh jarak 402 meter. Sangat berbahaya bagi lingkungan!
Gambaran lainnya, nih, waktu satu jam yang dihabiskan untuk streaming Netflix juga setara ketika menggunakan kipas angin gantung berdaya 75 watt selama enam jam di Eropa, atau sama dengan menyalakan AC berdaya 1.000 watt selama 40 menit di Eropa.
Buat kamu yang ingin ikut mengurangi dampak buruk streaming ini terhadap lingkungan, sebaiknya streaming film online menggunakan WiFi dibandingkan menggunakan jaringan seluler.
BACA JUGA: Bijaklah Menggunakan Media Sosial! Saatnya Belajar dari 5 Film tentang Bahaya Dunia Maya
3. Tonton di layar kecil
Menonton film kesukaan di Netflix memang sangat mengasyikkan, apalagi kalau menontonnya di layar besar. Duh, makin betah saja!
Namun, tanpa kamu sadari, menonton dengan cara tersebut akan berdampak buruk terhadap lingkungan. Untuk mengurangi jejak karbon teknologi digital, smartphone cenderung lebih hemat energi daripada TV atau laptop.
Tetapi mana seru berjam-jam menatap layar kecil smartphone? Selain mengurangi waktu menonton, kamu tetap bisa menjaga kesehatan mata jika menggunakan pelindung layar antisilau secara default yang ada pada smartphone. Jika nggak punya, tinggal unduh aplikasi Filter Bluelight yang akan membantu mengurangi cahaya biru pada smartphone.
Selain itu, kamu juga bisa mengikuti aturan 20-20-20. Ini berarti setiap dua puluh menit kamu perlu melihat sesuatu setidaknya dua puluh kaki jauhnya dalam jangka waktu dua puluh detik. Serta jaga jarak yang tepat antara mata dan smartphone. Jarak yang direkomendasikan adalah 16-18 inci atau 40-45 cm, ya.
4. Matikan WiFi kalau nggak digunakan
Saatnya matikan WiFi jika nggak digunakan, misalnya saat kamu selesai menonton Netflix. Nggak hanya mengurangi dampak buruk terhadap lingkungan, ini juga bermanfaat untuk kesehatanmu. Mungkin kamu nggak mematikan WiFi agar nggak perlu ribet menyalakannya lagi di pagi hari. Faktanya, koneksi WiFi yang terus-menerus menyala selama 24 jam tanpa henti bisa mengganggu kesehatan.
Semakin sering WiFi terus menyala saat nggak digunakan, maka semakin tinggi juga tingkat emisi karbon yang ada di lingkungan. Nggak secara langsung berpengaruh terhadap kamu, sih, namun hal ini juga dapat menurunkan tingkat konsentrasi dan membuat susah tidur, bisa juga merusak sel-sel otak.
Paparan radiasi dari WiFi bisa mengganggu saraf otak anak-anak. Saraf otak yang masih dalam tahap perkembangan memiliki ukuran lebih tipis dan kecil, jadi radiasinya lebih mudah menembus ke dalam. Bukan berarti kamu nggak boleh menggunakan WiFi, lho.
Terpenting, nih, istirahatkan perangkat elektronik kalau sudah selesai digunakan supaya nggak memancarkan radiasi.
Itulah 4 hal utama yang bisa kamu lakukan untuk mengurangi jejak karbon dalam teknologi digital. Semakin tingginya jejak karbon akan semakin tinggi juga dampak buruknya bagi lingkungan, seperti kekeringan, cuaca ekstrem, berkurangnya sumber air bersih, bencana alam, dan lainnya.
Nyaman kumpul bareng di hunian Rukita
Daripada kamu terus-menerus streaming Netflix, nggak ada salahnya sesekali kumpul bareng teman-teman. Apalagi kalau kumpulnya di hunian yang buat kamu nyaman seperti salah satu coliving ini, Rukita Dream Home Senopati. Acara kumpul bareng temanmu bakal seru banget!
Rukita Dream Home Senopati menawarkan fasilitas kost eksklusif yang punya nuansa homey dengan lokasi yang sangat strategis. Nggak jauh dari area perkantoran SCBD, stasiun MRT, dan halte Transjakarta. Mau hangout di Jakarta? Banyak tempat bisa kamu tuju dalam waktu singkat kalau tinggal di Rukita Dream Home Senopati.
Harga sewanya mulai dari Rp3,3 juta! Kamu bisa mendapatkan kamar fully furnished, WiFi, air mandi panas, TV, AC, dapur dan ruang makan bersama. Nggak perlu khawatir, untuk melindungi penghuni dari paparan Covid-19, unit Rukita satu ini secara rutin akan disterilkan oleh tim housekeeping. Jadi tetap aman, bersih, dan nyaman.
Tertarik? Cek info detailnya dengan klik tombol di bawah ini.
Atau ketik ini di link browser: bit.ly/rukita-dampakNetflix
Unit coliving Rukita tersebar di banyak area strategis di Jakarta, Depok, Bekasi, dan Tangerang. Untuk kamu yang ingin tahu unit Rukita lainnya, bisa mengakses www.rukita.co atau hubungi Nikita (customer service Rukita) di +62 811-1546-477.
Jangan lupa juga follow Instagram Rukita di @Rukita_Indo dan Twitter @Rukita_ID untuk berbagai rekomendasi seru dan info promo menarik lainnya.
Jika satu pengguna menerapkan perubahan ini, kamu akan mengurangi produksi jejak karbon yang setara dengan energi yang dihasilkan batu bara untuk konsumsi listrik kota yang punya penduduk 36.000 orang selama satu bulan! Jadi, dari beberapa solusi di atas, solusi apa yang bakal kamu terapkan? Share di kolom komentar, ya.