Negara yang pernah bangkrut seperti Sri Lanka, semoga tak ada nama Indonesia!
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), bangkrut merupakan kondisi di mana suatu perusahaan mengalami kerugian besar hingga membuat habisnya harta perusahaan. Sedangkan menurut Coporate Finance Institute, negara disebut bangkrut karena perusahaan lembaga pemerintah tak mampu membayar utangnya kepada kreditur.
Mungkin karena akhir-akhir ini berita tentang negara Sri Lanka yang bangkrut jadi bikin sebagian besar darimu bertanya-tanya. Negara apa saja, sih, yang pernah mengalami kebangkrutan?
Sebelum masuk ke dalam pembahasan tersebut, mungkin kamu perlu tahu dulu, nih, kenapa suatu negara bisa dikatakan bangkrut? Jika kamu bisa mengetahui penyebabnya, kamu juga bisa berkontribusi untuk negara supaya tak mengalami kebangkrutan, bukan?
BACA JUGA:
- 5 Penyebab Sri Lanka Bangkrut dan Alami Krisis Ekonomi, Kok Bisa?
- Inilah 8 Fakta Unik Rusia, Satu Negara di Dua Benua!
- Tak Hanya di Indonesia, Ini 4 Ritual Pawang Hujan di Berbagai Negara
Penyebab Utama Negara Bisa Bangkrut
Ada berbagai macam alasan dan faktor yang dapat menyebabkan sebuah negara mengalami kebangkrutan. Nggak hanya bisnis, suatu negara yang berdiri kokoh juga bisa terancam bangkrut. Simak penyebabnya di bawah ini!
1. Krisis ekonomi berkepanjangan
Seperti yang dialami Sri Lanka, jika suatu negara memiliki beban utang yang besar, maka negara tersebut bisa mengalami kebangkrutan. Apalagi, jika pendapatan negara dari suatu sektor menghilang, contohnya sektor pariwisata yang terkena imbas pandemi.
Defisit APBN terhadap PDB melebar dan juga utang yang terus membengkak tentunya akan membuat negara tak bisa memasok berbagai kebutuhan masyarakat. Kini, Sri Lanka memiliki utang lebih dari USD 51 miliar!
Apalagi, pendapatan pajak juga sempat berkurang karena kebijakan memangkas biaya pajak dari pemerintah. Dengan pendapatan yang tak seberapa, tentunya Sri Lanka nggak mampu membayar utang internasional yang sudah menggunung dan lewat batas waktu.
2. Krisis politik
Kondisi politik suatu negara juga akan berpengaruh terhadap perekonomian negara. Contohnya, kondisi politik Sri Lanka yang didominasi korupsi membuat kondisi ekonomi makro di negara ini semakin memburuk.
Kebijakan-kebijakan pemerintah yang berpengaruh terhadap kegiatan perekonomian masyarakat juga tentunya akan membuat perekonomian negara semakin sulit.
Tak hanya itu, krisis politik yang terjadi di luar negeri seperti perang Rusia dan Ukraina juga bisa memicu krisis ekonomi lantaran kegiatan ekspor dan impor ikut terpengaruh.
Daftar Negara yang Pernah Bangkrut Seperti Sri Lanka
Setelah mengetahui berbagai penyebab negara bisa bangkrut, yuk, simak berbagai negara yang pernah bangkrut seperti Sri Lanka di bawah ini!
1. Argentina
Argentina, salah satu negara di bagian Amerika Selatan pernah dinyatakan bangkrut dikarenakan gagal melunasi utang kepada kreditur pada tahun 2001. Pemerintah Argentina pada saat itu mematok nilai USD1 sama dengan 1 Peso Argentina.
Hal tersebut membuat nilai mata uang Argentina dan USD menjadi tak akurat. Akhirnya, negara ini harus mengumpulkan seluruh kreditur dan merestrukturisasi utang yang mencapai sekitar Rp1.440 triliun pada tahun 2005 dan 2010.
Pemerintah Argentina akhirnya mengajukan pinjaman sebesar USD56,3 miliar ke IMF pada tahun 2018.
2. Yunani
Krisis finansial di Yunani mulai terjadi sejak tahun 2007-2008. Di tahun 2010, Yunani gagal membayar utang (idefault) yang berimbas kepada Uni Eropa. Akhirnya, Yunani mendapat bantuan dari Uni Eropa agar negara ini bisa membayar utang.
Pada tahun 2012, Yunani sempat tak bisa membayar utang senilai USD138 miliar atau setara Rp1.987 triliun pada tahun tersebut.
Utang terus meningkat hingga mencapai USD360 miliar atau Rp5.184 triliun yang membuat angka orang miskin di Yunani terus melonjak di tahun 2015. Alhasil, jumlah tunawisma naik menjadi 40% di tahun tersebut dan pengangguran menjadi 26,5%.
3. Ekuador
Ekuador di tahun 2008 sempat tak bisa membayar utang kepada Amerika Serikat dikarenakan korupsi yang merajalela dalam pemerintahannya. Akibatnya, negara ini mengalami inflasi mencapai 60%.
Karena sudah gagal berulang kali dalam membayar utang, Presiden Ekuador Rafael Correa juga menyebutkan utang negaranya sebagai pelanggaran moral yang tak bisa dilegitimasi. Adapun di catatan IMF, kini ekonomi Ekuador sudah mengalami pertumbuhan.
4. Zimbabwe
Di tahun 2008, Zimbabwe juga mengalami krisis ekonomi akibat terlilit utang internasional yang mencapai angka USD5.355 miliar. Negara ini juga mengalami hiperinflasi yang menciptakan rekor inflasi tertinggi di dunia.
Akhirnya, di tahun 2009, IMF berutang kepada IMF sebesar USD138 juta dan World Bank sebesar USD678 juta. Di tahun yang sama, Zimbabwe berhenti mencetak mata uangnya dan memutuskan menggunakan USD di akhir tahun 2015.
Tak disangka, di akhir Mei 2022, Zimbabwe kembali alami krisis dikarenakan hiperinflasi mencapai 131,4%.
5. Venezuela
Venezuela tercatat memiliki utang sebesar USD150 miliar kepada beberapa negara, termasuk China dan Rusia. Negara yang berada di kawasn Amerika Selatan ini juga meminta restrukturisasi terhadap pembayaran utang kepada China dan Rusia lantaran mengalami kesulitan.
Venezuela sendiri sudah mengalami krisis sejak kepergian mantan Presiden Venezuela, Hugo Chavez pada 2013. Karena kebijakan menyetarakan ekonomi rakyat pada masa kepemimpinan Chavez, Venezuela menjadi negara yang makmur karena bergantung kepada penjualan minyak secara ekspor.
Namun, pada saat kepimpinan Nicholas Maduro, tahun 2016 harga minyak dunia menurun drastis yang membuat pemasukan Venezuela menjadi turun juga. Kas negara pun mengalami defisit.
Maduro malah mengambil keputusan untuk mencetak uang sebanyak mungkin yang menyebabkan nilai mata uang Venezuela menjadi turun drastis hingga terjadi inflasi sampai 1.000%. Selain itu, pada tahun 2019 menurut laporan PBB, 94% rakyat Venezuela hidup dalam garis kemiskinan.
6. Lebanon
Kebangkrutan Lebanon ternyata disampaikan langsung oleh Saadeh al-Shami, Wakil Perdana Menteri Lebanon pada April 2022 dikarenakan krisis ekonomi yang makin parah dan sudah terjadi sejak tahun 2019.
Nilai mata uang Lebanon turun hingga 90%, kemampuan orang untuk mengakses bahan-bahan pokok seperti makanan, air, alat kesehatan, hingga pendidikan pun menjadi sangat terbatas.
Bahkan, Lebanon juga sempat mengalami pemadaman listrik yang meluas akibat bahan bakar yang langka. Penyebab krisis ekonomi di Lebanon adalah akibat terjadinya korupsi dan konflik perang saudara.
7. Laos
Termasuk di dalam kawasan Asia Tenggara, Laos juga pernah alami krisis ekonomi akibat pendapatan negara yang terus-menerus menurun.
Laos mengalami krisis ekonomi sejak tahun 2020 akibat rasio utang pemerintah yang mencapai angka 55,6% pada tahun 2020. Jumlah utangnya pada kreditur mencapai USD14,5 miliar dan ia sempat menjadi negara termiskin di Asia Tenggara.
Daftar Negara yang Terancam Bangkrut
Selain negara-negara yang pernah dinyatakan bangkrut di atas, ada juga, nih, daftar negara yang terancam bangkrut akibat proporsi utang yang lebih tinggi dibandingkan pendapatannya. Cek daftarnya, yuk!
1. Pakistan
Pakistan merupakan salah satu negara di Asia yang berisiko tinggi mengalami kebangkrutan lantaran tambahan utang yang ia pinjam kepada China mencapai USD62 miliar.
Selain itu, Pakistan juga banyak melakukan proyek-proyek BRI besar dengan suku bunga yang relatif tinggi sehingga menambah kesulitan Pakistan dalam membayar utang negaranya.
2. Djibouti
Menurut IMF, utang luar negeri dari Djibouti telah meningkat dari 50% menjadi 85% dari PDB. Djibouti menjadi negara dengan utang tertinggi di antara negara berpenghasilan rendah.
Sebagian besar utang yang dimiliki Djibouti berasal dari utang perusahaan yang dijamin pemerintah kepada China Exim Bank.
3. Maladewa
Proyek investasi dan pembangunan di Maladewa seperti peningkatan bandara internasional ternyata menelan biaya hingga USD830 juta. Pengembangan pusat populasi baru dan jembatan juga menelan biaya sekitar USD400 juta.
Hal ini menyebabkan Maladewa dianggap IMF dan World Bank sebagai negara berisiko tinggi dalam mengalami kesulitan membayar utang. Belum lagi, saat ini Maladewa juga sedang dilanda krisis politik dalam negeri.
4. Tajikistan
Tajikistan merupakan salah satu negara termiskin di Asia dan dinilai IMF serta World Bank sebagai negara yang memiliki risiko tinggi dalam kesulitan membayar utang.
Di samping itu, Tajikistan juga sedang berencana menambah utang luar negeri untuk membiayai investasi infrastruktur di sektor kelistrikan dan transportasi.
Tajikistan berutang kepada China sebagai kreditur tunggal besar. Hal ini tentu membuat utang internasional Tajikiztan meningkat sekitar 80% selama periode 2007-2016.
5. Kirgistan
Kirgistan memilih Bank Exim China sebagai kreditur tunggal terbesar dalam memperoleh utang luar negeri terkait pembangunan infrastruktur. Pinjaman yang dilaporkan pada akhir 2016 mencapai nilai USD1,5 miliar,
Walaupun masuk ke dalam kategori risiko kesulitan utang ‘sedang’ namun IMF dan World Bank tetap mewaspadai Kirgistan sebagai negara yang terancam bangkrut jika utang internasionalnya terus bertambah, tuh.
Dampak Negara Bangkrut terhadap Masyarakat
Tentunya akan ada banyak dampak kebangkrutan negara yang mungkin terjadi dan tak hanya akan dialami oleh masyarakat negara tersebut, namun juga secara global.
1. Menurunnya nilai pasar saham
Kebangkrutan sebuah negara tentunya akan sangat berpengaruh terhadap nilai pasar saham. Kondisi ekonomi negara yang memburuk akan membuat nilai pasar saham mengalami keruntuhan.
Contohnya, saat Rusia-Ukraina alami perang, bursa saham AS jadi menurun akibat lonjakan harga komoditas. IHSG juga mengalami penurunan akibat konflik ini.
2. Hilangnya jaminan negara terhadap warga
Ketika mengalami kebangkrutan, tentunya banyak sistem negara yang nggak berjalan dengan baik. Kebutuhan sehari-hari seperti pasokan listrik, air, subsidi, stok makanan, pendidikan, semuanya menjadi tak terjamin oleh negara lantaran krisis yang melanda.
3. Banyak perusahaan gulung tikar
Dengan terjadinya krisis ekonomi, tentunya para pelaku usaha dan bisnis lama-kelamaan akan menutup toko atau bahkan perusahaannya dikarenakan daya beli masyarakat yang menurun dan kemiskinan semakin merajalela.
4. Kesulitan ekspor
Tentunya selain nggak mampu mengimpor barang, negara juga mengalami kesulitan untuk mengekspor barang karena sudah banyak sektor perusahaan yang tutup dan tak beroperasi dan nggak menghasilkan apa pun.
Dengan kesulitan untuk mengekspor barang, tentunya pendapatan negara akan semakin menurun dan bepengaruh terhadap meningkatnya angka kemiskinan.
5. Kerusuhan massal
Dengan angka kemiskinan yang terus meningkat serta hilangnya jaminan masyarakat terhadap pasokan kebutuhan pokok, hal ini akan membuat masyarakat marah dan resah. Alhasil, kerusuhan, protes, dan demo pun akan terjadi sebagai bentuk amarah terhadap pemerintah.
Kerusuhan massal ini tentunya bisa mengganggu keamanan negara dikarenakan rakyat rela melakukan apa pun demi mendapatkan apa yang mereka butuhkan.
Itulah berbagai informasi tentang daftar negara yang pernah bangkrut seperti Sri Lanka atau bahkan negara yang terancam bangkrut karena krisis ekonomi. Semoga, kondisi ekonomi di negara-negara tersebut semakin membaik, ya. Jangan sampai Indonesia masuk ke dalam daftar tersebut!
Kamu sedang cari kost di Jakarta Pusat yang nyaman, strategis, dan memiliki bangunan modern? Rukita Juana House Menteng bisa jadi solusi tepat untukmu!
Kost ini hanya berjarak 5 menit dari Stasiun KRL Sudirman dan juga Stasiun MRT Dukuh Atas. Kamu juga akan tinggal dikelilingi oleh mal seperti Grand Indonesia, Plaza Indonesia, Thamrin City, Sarinah, dan Citywalk Sudirman, nggak sampai 10 menit dari kost, deh!
Soal fasilitas juga nggak perlu diragukan. Mulai dari Rp3 juta saja, kamu sudah bisa tinggal di kamar fully furnished dilengkapi AC, Wi-Fi, kamar mandi dalam dengan water heater, jendela, bahkan TV. Penasaran? Klik tombol di bawah untuk cek unit kost idamanmu!
Kamu masih ingin mencari kost Rukita di kawasan lainnya? Ada berbagai pilihan kost coliving fully furnished dari Rukita yang fasilitasnya lengkap banget! Harganya terjangkau, lokasinya strategis banget, lho. Penasaran? Klik tombol di bawah!
Jangan lupa unduh aplikasi Rukita via Google Play Store atau App Store, bisa juga langsung hubungi Nikita (customer service Rukita) di +62 811-1546-477, atau kunjungi www.Rukita.co.
Follow juga akun Instagram Rukita di @Rukita_Indo dan Twitter di @Rukita_Id untuk berbagai info terkini serta promo menarik!