1

10 Fakta 239 Peneliti yang Menyatakan Coronavirus Airborne | Bagaimana Tanggapan WHO?

Benarkah Coronavirus airborne yang menyebar lewat udara?

Banyak negara sekarang sudah membuka kembali sektor bisnisnya. Perekonomian kembali menggeliat, termasuk bar, restoran, gym, kantor, taman, pantai, dan sebagainya yang mulai ramai dikunjungi di era new normal.

Hal ini membuat banyak orang merasa senang sekaligus khawatir, terutama bagi para petugas medis dan dokter. Ternyata sebanyak 239 ilmuwan menyatakan bahwa Coronavirus airborne atau menyebar lewat udara di dalam ruangan tertutup sehingga meminta WHO untuk mengkaji ulang.

Jika Coronavirus memang airborne maka akan menjadi faktor yang mengubah kebijakan dalam pandemi (lagi!). Ruangan yang penuh dan ventilasi buruk bisa meningkatkan kemungkinan penularan sehingga menjadi sangat penting bagi kita untuk tetap pakai masker saat social distancing di dalam ruangan.

Bukannya selama ini WHO bilang bahwa Covid hanya tersebar melalui droplets yang bisa jatuh ke permukaan dengan cepat? Nampaknya, sih, penelitian masih terus dilakukan demi menemukan fakta lain dan akurat. Ayo, ketahui fakta-fakta lainnya!

Beberapa Bukti yang Diajukan 239 Peneliti tentang Coronavirus Airborne

Jadi, nih, para peneliti menemukan bukti yang menunjukkan partikel-partikel kecil bisa menulari orang-orang. Para peneliti berencana untuk mempublikasikan surat ini dalam jurnal ilmiah, lho.

1. WHO dianggap kurang maju dalam sains

Coronavirus WHO emergency meeting: Why did WHO postpone emergency ...
Source: dailyexpree.com

Wawancara yang dilakukan NY Times kepada 20 peneliti menyatakan bahwa WHO selalu memiliki intensi yang baik, namun kadang kurang cepat mengikuti perkembangan sains. Bagaimanapun, baik melakui droplet atau aerosol, jika orang bersin maka droplet tadi tetap bisa muncrat dan terhirup orang lain.

Menurut mereka, tuh, Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi sangat kaku dan terlalu medis. Mereka lambat dan tidak mau mengambil risiko saat harus memperbarui panduan. Menurut para peneliti seharusnya WHO mendiversifikasi ahli di dalamnya dan mau bergerak fleksibel jika membahas wabah.

2. Maksud dari airborne

Is The Covid-19 Coronavirus Capable Of Airborne Transmissions ...
Source: thailandmedical.news

Airborne adalah istilah yang digunakan kalau virus bisa beredar di udara. Ada virus yang bisa menyebar dan hidup di udara, lalu ada yang tidak–tergantung apakah mereka bisa hidup tanpa inang. Campak adalah virus airborne yang bisa bertahan selama 2 jam.

Untuk Coronavirus penelitian masih terus dilanjutkan karena hasilnya cukup membingungkan. Para ilmuwan setuju kalau virus ini tidak bisa ditransfer dalam jarak jauh, namun bisa hidup di luar ruangan.

Bukti lain menunjukkan bahwa virus ini bisa melintasi ruangan. Salah satu eksperimen dengan tekanan udara juga menunjukkan virus bisa bertahan di udara selama 3 jam kalau disebarkan dengan tekanan udara aerosol.

3. Aerosol bisa dikeluarkan saat bicara

How talking with friends or family helps with self-harm - SpunOut ...
Source: spunout.ie

Para peneliti belum tahu seberapa sering virus tersebar lewat droplet kecil yang bertahan di udara atau aerosol. Mereka juga belum tahu lebih menular mana antara droplet kecil dibanding droplet besar yang dikeluarkan orang saat batuk, bersin, maupun kontak dengan permukaan terkontaminasi.

Namun, penularan aerosol inilah yang mendasari bagaimana orang tanpa gejala bisa menulari orang lain. Mereka mengembuskan napas, bicara, dan menyanyi, jadi mereka yakin droplets kecil ini yang menyebabkan Coronavirus airborne.

Karena aerosol jumlahnya lebih sedikit, maka jumlah virusnya juga tidak banyak. Berhubung lebih ringan, maka virus bisa bertahan di udara selama berjam-jam apalagi jika tidak ada udara dan aliran udara yang jelas.

4. Perbedaan aerosol dengan droplet

Coronavirus airborne - airborne disebabkan oleh aerosol
Source: semanthicscholar.com

Aerosol dan droplet nggak ada bedanya, ya, kecuali dalam ukuran. Pada awal pandemi, WHO dan organisasi kesehatan lainnya memfokuskan persebaran virus lewat droplet besar yang disebarkan oleh orang yang menunjukkan gejala.

Droplet besar ini lebih berat dibanding aerosol sehingga mudah jatuh ke lantai atau permukaan yang bisa disentuh orang. Maka dari itu para ahli meminta orang-orang untuk menjaga jarak minimal 1,5 meter dan sering mencuci tangan.

Beberapa ahli juga menyatakan pada bulan Maret 2020 lalu, bahwa virus bisa tersebar ketika orang mengeluarkan aerosol saat batuk, bersin, bernapas, dan bicara apalagi kalau keras dan jaraknya dekat. Namun, WHO mengumumkan bahwa ini tidak terjadi kecuali dalam kondisi khusus seperti rumah sakit yang memiliki kondisi udara khusus dan penyebaran aerosol di mana-mana

5. Butuh berapa orang untuk menyebarkan virus di dalam ruangan?

15 Reasons Why Leeds is a Ruddy Good Night Out | Leeds-List
Source: leeds-list.com

Di dalam ruangan yang penuh ternyata nggak perlu banyak orang, kok, untuk menyebarkan virus. Satu orang saja bisa mengeluarkan aerosol dengan jumlah cukup untuk menginfeksi banyak orang dan mungkin menjadi super spreader.

Namun, untuk memiliki kekuatan penyebaran sebesar itu, satu orang harus berdiri agak dekat dari orang dan berbagai objek yang bisa disentuh tangan. Jadi saat dia bicara dan bernapas, aerosolnya bisa dengan mudah terserap banyak orang atau jatuh ke permukaan.

6. Kita harus mengurangi kegiatan indoor

Coronavirus airborne - lebih aman di luar ruangan
Source: the guardian

Jadi, para peneliti menyarankan agar orang-orang meminimalisasi kegiatan di dalam ruangan selain bersama keluarga, apalagi di tempat umum yang ramai. Mereka juga menyarankan agar sekolah, panti wreda, dan kantor-kantor harus memakai filter udara baru yang kuat dan menambahkan sinar ultraviolet agar bisa membunuh virus airborne.

Masker kain sangat membantu mengurangi risiko penularan, asalkan sebagian besar orang juga memakainya. Kamu tidak perlu memakainya kalau di rumah bersama keluarga dan roomate, ya. Selain itu perhatikan padatnya ruangan, jarak antarmanusia, dan juga ventilasi udara.

7. Kapan social distancing harus selesai?

Social Distancing, Quarantine, and Isolation
Source: cdc.gov

Social distancing sayangnya masih sangat penting dilakukan sampai pandemi ini usai. Semakin kita dekat dengan orang yang terinfeksi, maka semakin besar kemungkinan aerosol dan droplet-nya mengenaimu.

Cuci tangan juga masih wajib, ya, karena kamu bisa saja memegang permukaan barang yang terkena droplet. Kita juga harus terus disiplin menggunaan masker dan memperhatikan pentingnya ventilasi dan aliran udara dalam suatu ruangan.

8. Desakan peneliti pada WHO

Coronavirus airborne - peneliti menuntut WHO
Source: nytimes.com

Pada awal April lalu sejumlah 36 pakar kualitas udara dan aerosol mendesak WHO mempertimbangkan bukti yang menunjukkan penularan Covid-19 lewat udara. Namun, sayangnya saran komite tidak berubah.

Para peneliti menunjukkan insiden yang menjadi bukti penularan lewat udara, terutama di ruangan berventilasi buruk dan sesak. WHO juga membuat perbedaan antara aerosol dan droplet padahal orang yang terinfeksi menghasilkan keduanya.

Di dalam ruangan dengan ventilasi buruk, tuh, pergantian udara jarang terjadi sehingga virus bisa menumpuk di udara dan menimbulkan risiko besar. Jadi, bukan virusnya yang berjalan-jalan di udara, namun bahayanya adalah ketika orang melewati atau berada di ruangan di mana aerosol pembawa akumulasi virus masih bertahan di udara.

9. Apa yang bisa dilakukan untuk meminimalisasi risiko?

Which countries have made wearing face masks compulsory? | News ...
Source: aljazeera.com

Sebisa mungkin kalau mau kumpul-kumpul di luar ruangan saja, deh, dengan jarak yang aman. Kumpul di ruangan terbuka namun ramai dan banyak orang diserta angin cukup kencang sama berbahayanya dengan berkumpul di ruangan tertutup.

Pakai masker di dalam maupun ruang ruangan kalau bakal ada orang lain di sekitar situ. Saat di dalam ruangan, nih, sebisa mungkin duduk di dekat jendela dan buka jendelanya. Saat pakai AC, upgrade AC dengan sistem filter terbaru dan pilih mode udara outdoor.

Kalau kamu pemilik bisnis atau kantor, ya, investasikan penjernih udara dan lampu ultraviolet untuk ruangan agar bisa membantu membunuh virus. FYI, toilet lebih berbahaya dari lift karena orang biasanya berada di WC umum lebih lama dan udaranya stagnan.

Kurangi pula waktu di dalam ruangan karena semakin lama kamu berada di indoor maka semakin banyak virus yang kamu hirup.

10. Kendala bagi bisnis

Coronavirus airborne =  sekat restoran di Thailand
Source: theconversations.com

Sayangnya banyak sekolah, gedung perkantoran, restoran, kost, maupun rumah sakit tidak memiliki aliran udara yang baik. Oleh karena itu, akan sulit bagi kita untuk tetap bisa menjaga kesehatan kalau harus beraktivitas di dalamnya selama berjam-jam.

Berat juga bagi pemilik gedung untuk menginstalasi filter udara baru yang paling canggih karena biayanya juga akan sangat mahal. Kalau orang kembali takut mendukung bisnis bisa saja bisnis kecil tutup dan mengguncang ekonomi, namun untunglah jasa antar makanan masih bisa menyelamatkannya.


Kini kita hanya bisa menunggu hasil-hasil penelitian yang lebih lengkap dan melihat apabila WHO akhirnya mengakui bahwa Coronavirus airborne. Terus pakai masker di mana pun berada dan sebisa mungkin berkegiatan outdoor saja. Jangan lupa jaga jarak, ya!

Apakah kamu sekarang sudah mulai sering nongkrong indoor lagi? Ayo, bagikan pendapatmu mengenai Coronavirus airborne di kolom komentar.

Chikitta Carnelian

Lifestyle content writer by day, and researcher by night. Care about mental health, the environment, and healthy lifestyle. Love pastries too much and enjoy trying different brunch places and nice bars. In the journey to consume less meat.

Leave a Reply