T

Tren Coliving di Berbagai Negara, Samakah Seperti di Indonesia?

Sepopuler apa, ya, tren co-living di negara lain?

Setelah co-working space populer. kini saatnya co-living space mulai memasuki tren di Indonesia. Konsep hunian ini pun mulai bersaing dengan kost pada umumnya.

Sayangnya, masih banyak orang Indonesia yang keliru soal perbedaan co-living dengan kost. Padahal, keduanya menawarkan fasilitas dan keunggulan yang berbeda.

tren co-living di berbagai negara
Source: Forbes.com

Singkatnya, nih, pada konsep co-living kamu bisa tinggal di hunian nyaman dengan beberapa orang. Secara tak langsung, para penghuni co-living ini akan membentuk suatu komunitas bersamamu.

Selain itu, co-living tentunya memiliki beberapa fasilitas yang tak dimiliki oleh kost biasa. Huniannya pun dibuat lebih nyaman dan bernilai estetika.

Belum bisa terbayang bagaimana co-living? Intip saja Rukita!

Tren Co-living di Berbagai Negara

Konsep co-living ini tentu saja tak serta merta tumbuh di Indonesia. Negara-negara di luar sana juga memiliki konsep co-living dengan tren masing-masing.

Penasaran terhadap tren co-living di berbagai negara? Yuk, cek di sini. Siapa tahu kamu akan membutuhkannya saat traveling ke luar negeri!

Tren co-living di Amerika

co-living di berbagai negara
Source: common.com

Konsep tinggal co-living sebenarnya bukanlah hal baru. Namun, co-living di era sekarang tentu lebih modern karena ditagergetkan untuk generasi muda, begitu juga di Amerika.

Popularitas tren co-living di Negeri Paman Sam ini tumbuh cukup cepat. Konsep tinggal ini dianggap menjadi solusi cermat untuk para anak muda Amerika yang biasanya pindah ke kota besar untuk hidup mandiri, berkarier, atau mengenyam pendidikan.

Common merupakan salah satu co-living di Amerika Serikat yang populer. Common memiliki desain dan fasilitas yang sesuai dengan karakter hunian masing-masing. Mulai dari New York, Washington DC, San Fransisco, dan Seattle.

coliving di berbagai negara 2. jpg
Source: phillyvoice.com

Selain Common, salah satu co-living populer di Amerika lainnya adalah Quarters. Quarters sendiri memfokuskan produk co-living untuk para profesional muda, milenial, dan digital nomads di seluruh dunia.

Sejauh ini, Quarters sudah memiliki lebih dari 1.700 unit, lho! Nah, keuntungan tinggal di Quarters adalah kamu bisa berpindah ke lokasi unit Quarters di Amerika dan negara lainnya dengan keanggotaan. Tertarik?

Tren co-living di Australia

tren co-living berbagai negara
Source: commercialrealestate.com.au

Di Australia, tren co-living juga dianggap sebagai solusi baru bagi mereka yang membutuhkan tempat tinggal nyaman dan terjangkau.

Selain itu, co-living juga menjadi jawaban anak-anak muda yang ingin mengembangkan jejaringnya dan tak ingin tinggal sendiri. Untuk saat ini, sebagian besar konsumen co-living di Australia adalah mahasiswa, karyawan, atau pendatang.

Source: jllapsites.com

Berdasarkan Australian Bureau of Statistics, angka kepemilikan rumah di Australia kian menurun. sementara gaya hidup masyarakat urban semakin meningkat. Grafiknya bisa kamu lihat, nih, di atas! Kesimpulannya co-living menjadi solusi untuk mendapatkan hunian nyaman di lokasi strategis.

Tren co-living di Singapura

coliving di berbagai negara - singapura
Source: hmlet.com

Konsep hunian co-living juga semakin hype di Singapura pada 2019 lalu. Menurut informasi dari sbr.com.sg, konsep co-living ini digemari oleh para milenial dan Generasi Z yang lahir pada tahun 1980-2000.

Rata-rata penghuni co-living di Singapura adalah mahasiswa, startup founders, karyawan, profesional muda, dan orang kreatif. Co-living juga semakin populer seiring meningkatnya biaya akomodasi di kota seperti Singapura.

Apalagi Singapura merupakan salah satu kota paling mahal di dunia. Tentu saja hunian co-living menjadi solusi yang terjangkau bagi anak muda dibandingkan menyewa apartemen di sana.

coliving di berbagai negara - singapura
Source: hmlet.com

Salah satu co-living paling populer di Singapura adalah Hmlet. Di sini penghuni bisa memilih tipe hunian, lokasi, berapa lama waktu sewa, hingga jumlah housemate yang diinginkan.

Uniknya lagi, Hmlet menyediakan test kepribadian agar penghuni dapat tinggal bersama orang yang memiliki karakter atau kegemaran serupa. Menarik, ya?

 Tren co-living di India

co-living di india
Source: yourstory.com

India juga menjadi salah satu negara yang menyambut tren co-living, nih. Sejauh ini, India sendiri memiliki lebih dari 25 perusahaan start-up co-living.

Sama seperti di Indonesia, co-living mulai booming dan menjadi gebrakan gaya hidup pada 2019 lalu di India. Bahkan, menurut laporan dari Knight Franks dan Proptiger, potensi pasar co-living di India mencapai 93 USD per tahun dan akan meningkat sesuai demand.

coliving di india
Source: scroll.in

Menurut survei Knight Frank pada 2018, lebih dari 50% anak muda di India berusia 18-35 tahun memilih untuk tinggal di co-living. Harga sewa co-living yang berkisar 15.000 Rs (setara sekitar 2,8 juta rupiah) di kota besar seperti Delhi, Bengaluru, dan Mumbai tentu akan terasa lebih menguntungkan dan nyaman.

Unit co-living di India tentunya memiliki fasilitas dasar yang nyaman seperti laundry, room cleaning, dan security. Di luar itu, penghuni juga bisa menikmati fasilitas tambahan free Wi-Fi, perpustakaan, gym, kolam renang, dan video game.


Nah, itulah tren co-living di beberapa negara yang bisa kamu ketahui. Meski baru mulai hype tahun lalu, konsep hunian co-living sudah cukup populer, bukan?

Menurutmu sendiri, nih, apakah co-living sudah cukup menargetkan konsumen kaum urban saja atau bisa menjangkau lapisan masyarakat lainnya? Beri komentarmu di bawah ini, ya!

Qonita Chairunnisa

A passionate SEO content writer with a Journalism background. Been stringing words together for diverse content for years, and aims to keep learning all about SEO and copywriting.

Leave a Reply