Bagaimana membedakan ciri beras pulen dan pera? Yuk, simak di sini!
Tahu nggak, sih kalau ada banyak jenis beras yang beredar di pasaran. Seperti beras pulen dan pera yang paling banyak menjadi pilihan masyarakat. Kedua jenis beras ini bisa kamu lihat perbedaannya dari ciri beras pulen dan pera secara fisik.
Tapi di antara beras pulen dan pera, masyarakat Indonesia paling banyak menyukai beras pulen. Hal ini karena beras pulen punya kelebihan yang tak dimiliki beras pera. Untuk mengetahuinya lebih lanjut, kamu harus simak artikel sampai selesai, ya!
Perbedaan paling mudah yang bisa kamu ketahui antara beras pulen dan pera adalah ketika beras tersebut telah dimasak menjadi nasi. Beras pera merupakan beras yang menghasilkan nasi kering yang berbutir-butir. Sedangkan beras pulen menghasilkan nasi lembut dan empuk.
Itulah mengapa banyak orang yang lebih menyukai beras pulen. Tentunya nasi yang lembut dan empuk akan lebih enak dimakan, dong. Supaya kita bisa tahu bagaimana cara memilih beras pulen dan pera, langsung aja cek ciri beras pulen dan pera berikut ini.
Ciri pertama itu bisa kamu lihat dari karakteristiknya, di mana beras pera memiliki kandungan amilosa tinggi.
Apa itu amilosa? Jadi, dalam setiap beras terdapat kandungan pati yang menjadi sumber karbohidrat sebagai sumber energi bagi tubuh saat kita konsumsi. Nah, dalam pati itu ada kandungan amilosa dan amilopektin.
Jika pada beras pera memiliki kandungan amilosa lebih dari 25 persen, yang menyebabkan nasi akan menjadi lebih keras ketika dimasak. Sedangkan pada beras pulen hanya mengandung sekitar 20 persen kadar amilopektin sehingga beras menjadi lengket saat menjadi nasi.
Ini yang membuat beras pulen menjadi lebih lunak ketika dimasak!
Kadar amilosa ini memang yang menentukan tingkat kelembutan beras yang nanti menjadi nasi. Pada beras pulen yang memiliki 20 persen kadar amilosa akan membuat nasi tidak keras, agak lengket, terasa berair, dan tetap lunak setelah dingin.
Ciri kedua yang bisa kamu lihat adalah pada ukuran bulirnya. Umumnya beras pulen itu memiliki ukuran butir yang pendek. Berbeda dengan beras pera yang memiliki butir lebih panjang.
Ciri fisik ini lebih mudah untuk kamu ketahui, kan? Karena bisa dengan cepat kamu lihat sebelum beras tersebut kamu masak.
Indeks glikemik adalah angka yang menggambarkan seberapa cepat makanan diubah menjadi gula darah. Pada beras pulen dan pera, beras pulen itu cenderung memiliki indeks glikemik yang lebih tinggi dibandingkan dengan beras pera.
Alasan simpelnya karena beras pulen yang sudah menjadi nasi tentu lebih mudah untuk kita cerna ketimbang beras peras yang menjadi nasi alias lebih kering. Ya, beras yang lebih mudah dicerna memiliki indeks glikemik yang lebih tinggi. Ini juga berarti beras pulen relatif lebih tidak bersahabat bagi penderita diabetes ketimbang beras pera.
Beras pulen lebih mudah dicerna, baik oleh manusia maupun oleh mikroorganisme. Itulah sebabnya orang membuat tape dari beras ketan, bukan beras biasa. Beras pulen juga lebih mekar ketika ditanak. Itulah sebabnya rengginang lebih renyah dibandingkan kerupuk karak.
Ciri yang bisa membedakan beras pulen dan pera lainnya adalah dari cara memasak. Beras pera biasanya pas digunakan untuk memasak menu ketupat, nasi goreng, dan nasi uduk.
Sementara beras pulen biasanya lebih cocok dimasak untuk hidangan sehari-hari atau makanan tertentu seperti, sushi, nasi kepal, bacang, dan sebagainya.
Karena nasi pulen itu lebih lengket dan lembut, sehingga ketika dibentuk menjadi nasi kepal, sushi, dan lainnya, teksturnya akan tetap terjaga dan enak untuk dimakan.
BACA JUGA: 6 Resep Nasi Goreng Kampung Enak dan Sederhana | Praktis Bikin Sendiri
Sudah pasti dalam penyajiannya, beras pera yang keras membutuhkan lebih banyak air daripada beras pulen. Menggunakan lebih banyak air supaya nasi pera bisa lebih mudah dicerna oleh tubuh ketika disantap.
Selain karena membuat beras pera lebih mudah dicerna, memasak dengan membutuhkan lebih banyak air ini ternyata juga bisa membuat seseorang menjadi lebih cepat kenyang, lho.
Sedangkan kalau beras pulen hanya menyerap air sedikit, sehingga kandungan air pada nasinya pun tak begitu banyak. Tapi tetap saja, banyak orang lebih menyukai menyantap nasi pulen daripada nasi pera karena lebih lembut.
Ya, meskipun beras pera kurang dimintai oleh sebagian orang. Tapi beras pera ini mempunyai keuntungan sendiri bagi kita, lho. Saat seseorang memakan nasi pera dengan takaran yang lebih sedikit akan membuat gula darah lebih terkontrol.
Tak diragukan lagi, keuntungan tersebut menjadi yang paling banyak dicari oleh orang menderita diabetes. Selain itu, nasi pera juga mudah dicerna dan tidak menyebabkan nasi menumpuk dalam perut.
Apabila beras pulen bisa dan sangat cocok digunakan untuk hidangan seperti ketupat dan sushi, beras pera ternyata juga bisa dibuat menjadi hidangan lain. Yaitu, tepung beras yang mana dari segi kesehatan tepung beras baik dikonsumsi untuk penderita gluten-intolerant karena tidak terlalu banyak mengandung gluten.
Kamu juga harus mengetahui beragam varian beras putih yang beredar di pasaran Indonesia. Nantinya ini akan memudahkan kamu ketika memilih jenis beras pulen dan pera dengan berbagai merk yang ada. Simak macamnya di sini:
Seperti namanya, beras pandan wangi ini memiliki aroma khas yang membuat, (mudah-mudahan saja), nafsu makan bertambah. Varian beras satu ini termasuk beras sangat pulen ketika ditanak. Perlu diingat beras pandang wangi itu tidak berwarna putih bersih melainkan agak sedikit kekuningan, ya.
Varian beras satu ini juga sangat pulen ketika ditanak. Beras rojolele juga memiliki aroma yang harum seperti beras pandan wangi, lho. Tapi tetap tidak seharum pandan wangi. Bentuk beras ini cenderung bulat dan sedikit memanjang.
Beras setra ramos atau nama lainnya adalah IR64, merupakan pilihan beras dengan harga yang sangat terjangkau. Nggak heran akalau setra ramos menjadi pilihan banyak masyarakat. Beras IR64 sama sekali nggak memiliki aroma, bentuknya pun sama seperti beras pada umumnya yang panjang dan lonjong.
Nah, beras IR42 ini adalah jenis beras pera yang cocok dimasak menjadi nasi goreng, nasi uduk, lontong, dan ketupat. Bentuknya pun lebih kecil dan bulat. Meskipun beras ini adalah beras pera, tapi harganya lebih mahal daripada beras IR64. Sehingga beras ini terbilang cukup sulit dicari karena jarang petani yang mau menanam banyak-banyak.
Kalau yang ini sering kali disebut sebagai beras Jepang. Setiap butirnya memiliki bentuk yang lebih panjang dengan warna putih bersih. Kalau kamu mencari beras paling pulen, pilih beras batang lembang ini.
Itulah ciri beras pulen dan pera yang bisa kamu pastikan ketika memilih jenis beras di pasaran. Semoga artikel ini bisa membantu kamu melihat perbedaan di antara kedua beras ini menjadi lebih jelas, ya.
Mencari kost gaya minimalis dengan harga Rp 1 jutaan di Jakarta? Rukita pilihan tepat! Tak hanya di Jakarta, Rukita tersebar di lokasi strategis di Jabodetabek, Bandung, Malang, dan Surabaya. Fasilitas kost yang setara apartemen akan membuatmu merasa #SenyamanDiRumah!
Agar cari kost lebih mudah, gunakan aplikasi Rukita yang bisa kamu download di Play Store atau App Store. Mau tanya-tanya tentang kost Rukita? Bisa hubungi langsung ke Nikita (customer service Rukita) di +62 811-1546-477 atau kunjungi www.Rukita.co.
Jangan lupa follow Instagram Rukita di @Rukita_indo dan Twitter @Rukita_id supaya nggak ketinggalan diskon dan update terkini!
In this post, we'll explore various HTML elements and how you can style them effectively…
Introduction to Styling in WordPress In this post, we'll explore various HTML elements and how…
Mengenal weton Rabu Pahing untuk laki-laki dan wanita, dari watak, rezeki, garis hidup dan jodoh…
Apa saja manfaat minyak zaitun untuk rambut rontok dan bagaimana cara penggunaannya? Yuk, simak penjelasannya…
Macam-macam kurma terbaik dan berbagai manfaatnya untuk kesehatan. Ada apa saja? Yuk, cek di sini.