Cara mengatasi rasa duka dan kehilangan, kamu pasti bisa!
Rasa sakit, trauma, takut, sedih, hingga frustasi yang dialami oleh seseorang yang tengah berduka tentunya adalah rasa sakit yang tak ternilai dan tak bisa dibandingkan dengan apapun. Proses berduka karena kehilangan seseorang tak jarang membuat para penyintas duka alias grief survivor ingin menyerah.
Memang, ya, membutuhkan waktu dan proses yang perlahan untuk bisa bangkit kembali dan hidup bersama rasa duka tersebut. Perlu diingat bahwa rasa duka tersebut nggak akan pernah hilang seumur hidup. Tapi, buat kamu yang tengah berduka, kamu pasti bisa melewati masa-masa sulit ini dan melanjutkan hidup, kok.
BACA JUGA:
- Tempat Karaoke Korea di Jakarta, Kpopers Wajib Datang
- Fakta dan Sejarah Menarik Stadion Kanjuruhan, Markas Arema FC
- Kost Tanjung Duren Fasilitas Kamar Mandi Dalam Mulai 1 Jutaan | Ngekost Makin Betah
Cara Terbaik Mengatasi Rasa Duka agar Bisa Move On
Nggak perlu dipaksa, perlahan-lahan. pasti kamu bisa menghadapinya. Coba simak berbagai cara yang bisa kamu lakukan ketika mengatasi duka cita atau grief. Mungkin saja, beberapa cara mengatasi rasa duka cita dan kehilangan di bawah ini bisa menolongmu di saat kamu merasa putus asa.
To those grief survivors out there, here are some tips for you!
1. Kenali 5 tahapan grief
Dilansir dari verywellmind, sebenarnya rasa duka sendiri terdiri 5 tahapan atau the 5 stages of grief. Sebenarnya, tahapan ini nggak melulu terjadi secara runtut, tetapi, beginilah tahapan yang biasa dirasakan para grief survivor.
Tahap pertama adalah denial atau penyangkalan. Pada tahap ini, biasanya kamu masih sulit untuk percaya bahwa seseorang yang penting dan kamu cintai dalam hidup telah tiada untuk selama-lamanya. Kamu sering mengingat-ingat memori tentangnya dan nggak percaya bahwa ia sudah pergi.
Biasanya, seseorang akan berada di tahap denial dalam kurun waktu yang cukup lama. Butuh waktu untuk memproses sebuah kehilangan, terlebih kehilangan yang sangat mendalam. It’s okay, take your time to heal, no need to rush! Nggak perlu terburu-buru, kok.
Tahap kedua adalah anger. Rasa marah terhadap realita dan kenyataan bahwa kamu harus merasakan duka dan sakit yang mendalam ini bisa membuat kamu putus asa. Pada tahap anger, akan ada banyak sekali emosi yang kamu rasakan, nih. Mulai dari takut, kecewa, marah sedih, takut akan kehilangan orang lain, pokoknya, ini akan jadi tahapan yang sulit.
Tahap selanjutnya adalah bargaining. “Tuhan. seandainya engkau mengembalikan dia, aku janji akan jadi lebih baik.”
Mungkin kalimat itu terlalu sering muncul di kepalamu pada tahap ini. Biasanya di tahap penawaran ini, kamu seakan-akan rela untuk menukar apa pun demi mengubah situasinya. Mungkin saja dirimu meminta kepada Tuhan untuk mengembalikan sosok tersayang dan menggantikannya dengan apa pun yang kamu miliki.
Selanjutnya, ada tahap depression. Setelah kamu kenyadari bahwa proses bargaining nggak akan bisa mengubah keadaan, kamu mulai merasakan pahitnya kenyataan yang sedang kamu hadapi. Kamu semakin merasakan betapa menakutkannya hidup ketika ditinggal oleh seseorang yang disayangi.
Di tahap ini, kesedihan akan sering muncul. Mungkin saja, kamu jadi depresi dan lebih suka menyendiri. Tapi nggak apa-apa, kok. Kalau kamu memang lebih nyaman sendirian saat sedang menghadapi tahap depression, just do it. Biarkan waktu yang menyembuhkan.
Tahap terakhir adalah acceptance. Walaupun kamu telah melewati banyak rintangan, pada akhirnya kamu pasti akan sampai pada tahap mencoba menerima realita. Ini bukan berarti bahwa kamu nggak akan merasakan sedih dan sakit karena kehilangan, namun, kamu bisa berjuang dan bertahan pada tahap ini dan mencoba melanjutkan kehidupan.
Ketahuilah bahwa seluruh tahap tersebut bisa saja terjadi berulang kali dan nggak berurutan. Kamu harus tetap kuat, semangat, dan yakin bahwa kamu pasti bisa melewati setiap proses dengan baik.
2. Rasakan seluruh emosi
Jangan percaya jika ada seseorang yang mengatakan bahwa rasa sakit karena berduka akan menghilang jika kamu menolak perasaan tersebut. Kalau ada seseorang yang melarangmu untuk menangis, itu hal yang salah, ya!
In order to make the pain go away, you have to feel it. Kalau ingin rasa sedih, marah, cemas, takut, dan kecewamu hilang, kamu harus bisa merasakan seluruh emosi tersebut. Jangan pernah “menunda” sedih, marah, atau emosi yang muncul karena berduka. Itu akan berujung depresi dan stres yang akan berdampak buruk bagi kesehatan mental dan juga fisik.
Jika kamu mengabaikan rasa sakit dan sedih, kamu malah akan memperburuk situasi dalam jangka panjang. Penyembuhan malah akan memakan waktu semakin lama. Jadi, ketika ombak duka sedang berdatangan, terimalah dengan lapang dan rasakanlah sampai benar-benar hilang.
3. Berkonsultasi kepada para ahli
Nggak ada waktu yang pasti bagi seseorang untuk mengakhiri masa dukanya. Ada beberapa grief survivor yang merasa lebih baik dalam waktu beberapa minggu, bulan, atau bahkan tahun.
Jika perasaan dan emosi tak kunjung membaik dan kamu sudah mulai merasa ada sesuatu yang tak beres dengan kondisi mentalmu, segeralah pergi berkonsultasi kepada para ahli seperti psikolog atau pskiater.
Dengan bertemu para ahli yang sudah dilatih untuk membantu seseorang menangani ketakutan, rasa bersalah, rasa cemas dengan baik tentunya akan membuat kamu lebih tenang. Apalagi, semua emosi yang kamu rasakan itu terkait dengan kematian seseorang yang membuatmu trauma.
Para ahli seperti psikolog dan pskiater akan membantumu untuk membangun dan mengembangkan strategi untuk bertahan dan melewati kesedihan. Kamu juga bisa menemukan makna di balik kenyataan yang harus dihadapi. Jadi, jangan pernah ragu untuk meminta pertolongan kepada ahlinya, ya!
4. Ikut komunitas grief survivors untuk mengatasi rasa duka
Ada kalanya kamu lebih memilih untuk menyimpan segala cerita dan rasa duka yang kamu alami. Bercerita atau membagikan cerita duka kepada seseorang yang tak pernah merasakan duka sebelumnya mungkin akan membuatmu merasa tak nyaman.
Pastinya, kamu akan sering merasa kesepian dan berpikir bahwa tak ada yang bisa mengerti kondisi dan perasaanmu saat ini. Tapi, yang perlu kamu ketahui adalah kamu nggak sendirian. Ada banyak, kok, grief survivors di sekitarmu yang merasakan hal yang sama.
Agar kamu tak lagi merasa kesepian dan sendirian, salah satu cara terbaik menghadapi rasa duka adalah dengan bergabung dengan suatu komunitas. Yap, kamu bisa bergabung dengan grief community, lho.
Di Indonesia, ada suatu komunitas grief bernama Grief Talk. Kamu bisa cek Instagram @grieftalk.id, nih. Komunitas ini rutin menyelenggarakan sharing session di setiap hari Kamis dua minggu satu kali. Tenang, sharing session ini biasanya dilakukan secara online melalui Zoom.
Di komunitas Grief Talk, kamu bisa bertemu banyak orang yang juga pernah mengalami kehilangan. Kamu bisa berkenalan dengan banyak teman, bahkan keluarga baru. Tentunya, kamu akan merasa aman dan nyaman berbagi bersama komunitas ini. Nggak perlu takut di-judge!
Kalau kamu belum siap untuk bercerita, boleh banget, kok, hanya hadir dan mendengarkan saja. Jika sudah berani untuk bercerita, maka kamu bisa jadi lebih terbuka di sesi selanjutnya.
Itu dia berbagai cara terbaik mengatasi rasa duka dan kehilangan yang bisa kamu lakukan. Nggak perlu terburu-buru, jika kamu merasa cemas, tarik napas mendalam, lalu berikan waktu untuk menenangkan diri. Segeralah cari bantuan atau bergabung dengan komunitas grief supaya kamu nggak merasa sendirian!
Kamu sedang mencari unit kost di pusat kota dekat dengan berbagai mall, perkantoran, dan kampus? Ada berbagai pilihan kost coliving fully furnished dari Rukita yang fasilitasnya lengkap banget! Harganya terjangkau, lokasinya strategis banget, lho. Penasaran? Klik tombol di bawah!
Jangan lupa unduh aplikasi Rukita via Google Play Store atauApp Store, bisa juga langsung hubungi Nikita (customer service Rukita) di +62 811-1546-477, atau kunjungi www.Rukita.co.
Follow juga akun Instagram Rukita di @Rukita_Indo, Twitter di @Rukita_Id dan juga TikTok di @rukita_id untuk berbagai info terkini serta promo menarik!