Tips

7 Alasan Mengapa Bilik Disinfektan Berbahaya Bagi Manusia

Dalam rangka pencegahan wabah Covid-19 di Indonesia, beberapa daerah, baik melalui pemerintah maupun kelompok masyarakat, membuat berbagai inovasi pencegahannya. Salah satunya adalah melalui penyemprotan dari bilik disinfektan.

Penyemprotan cairan disinfektan pun sudah banyak digunakan di tempat-tempat publik, seperti pasar, tempat transportasi umum, tempat ibadah, atau rumah makan. Bahkan ada juga yang membuatnya sendiri di rumah untuk disemprotkan di pekarangannya.

Selain disemprotkan secara berkala, kini penyemprotan cairan disinfektan semakin berkembang penggunaannya. Nah, salah satu yang populer saat ini adalah bilik disinfektan. Kita tinggal masuk ke dalamnya dan cairan disinfektan pun disemprotkan saat berjalan melewatinya.

Yap, demi membasmi virus dan bakteri, disinfektan sekarang tidak lagi hanya digunakan pada permukaan benda mati, tetapi juga langsung ke tubuh manusia! Namun, penggunaannya pada tubuh atau langsung disemprot ke kulit ternyata tidak dianjurkan, lho.

7 Bahaya Bilik dan Cairan Disinfektan Bagi Tubuh Manusia

Bukan hanya tidak dianjurkan, penyemprotan cairan disinfektan ke tubuh manusia secara langsung ternyata berbahaya dan memiliki risiko kesehatan yang sama berbahayanya dengan virus Corona, lho!

Oleh karena itu, penggunaan bilik disinfektan untuk manusia sebenarnya justru merugikan. Nggak percaya? Simak berbagai alasannya yang Rukita rangkum berdasarkan standar WHO!

1. Menyebabkan iritasi kulit dan sesak napas

Source: CNN Indonesia

Ya, WHO sangat tidak menganjurkan penggunaan cairan disinfektan pada bilik disinfektan atau ruang steril untuk digunakan pada manusia secara langsung.

Pertama, cairan ini memiliki efek samping jika terpapar langsung pada tubuh manusia di antaranya adalah iritasi kulit dan bahkan sesak napas jika digunakan berlebihan.

Cairan disinfektan akan lebih efektif jika digunakan pada permukaan benda mati seperti gagang pintu, mesin ATM, dan permukaan lantai. Bahkan, aman jika digunakan untuk baju dan peralatan medis karena sifatnya yang membersihkan virus.

FYI, bahan baku pembuatan cairan disinfektan (apalagi yang disemprotkan secara fogging) jadi sangat berbahaya apabila terhirup atau menempel ke kulit, terutama pada bagian wajah, mata, mulut, dan lain sebagainya

2. Sifatnya hanya melindungi sementara

Source: Kanalkalimantan

Sebenarnya penggunaan cairan disinfektan hanya dapat melindungi permukaan benda mati untuk sementara waktu. Jadi bukan berarti setelah disemprot cairan disinfektan maka meja, koper, atau kamu jadi kebal virus, ya!

Jika permukaan benda mati atau tubuh manusia yang disemprot tadi tetap ada kontak dengan virus dan bakteri, maka virus dan bakteri tersebut bisa tetap bisa menempel atau masuk ke dalam tubuh.

Sifat utama cairan disinfektan adalah mematikan bakteri dan virus pada permukaan benda mati. Karena itu cairan disinfektan hanya bisa membunuh bakteri dan virus yang sudah menempel pada permukaan saja.

Walaupun bisa melindungi dan membunuh bakteri dan virus yang menempel, ternyata efeknya tidak terlalu lama. Durasinya sekitar 10-60 menit setelah penyemprotan dilakukan, lho.

3. Tidak berguna untuk virus yang sudah masuk ke dalam tubuh

Source: Natgeo

Betul! Bukan berarti setelah disemprot cairan disinfektan, nih, tubuh kamu jadi kebal terhadap virus, apalagi jika virus tersebut sudah masuk ke dalam tubuhmu.

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, ya, cairan disinfektan hanya mampu membunuh bakteri dan virus yang menempel di permukaan benda mati.

Bahkan, cairan disinfektan belum tentu bisa membunuh semua bakteri atau virus seperti Covid-19, jika keduanya menempel di seluruh permukaan tubuh kita.

4. Waspadai cairan disinfektan yang mengandung klorin

Source: Wikitionary

Selain alkohol, nih, cairan disinfektan juga mengandung klorin sebagai bahan dasarnya. Yap, klorin merupakan sebuah senyawa kimia yang umumnya bisa kita jumpai pada cairan pemutih pakaian. Maka dari itu, banyak orang menggunakan cairan pemutih sebagai bahan dasar disinfektan buatan sendiri di rumah.

Klorin (Cl2) sendiri punya banyak manfaat bagi manusia selain sebagai disinfektan, mulai dari mensterilisasi air minum, disinfek kolam renang, hingga digunakan untuk keperluan industri manufaktur. Klorin juga berperan dalam proses kimiawi alami, seperti menjadi agen oksidasi dan pengganti hidrogen.

Nah, meski banyak manfaatnya, ternyata kandungan klorin inilah yang justru berbahaya bagi tubuh manusia.

BACA JUGA: Sebelum Membeli, Yuk, Kenali Dulu Perbedaan Antiseptik dan Disinfektan

5. Gangguan Kesehatan yang disebabkan klorin

Source: Himedik

Klorin bisa berdampak buruk terhadap kesehatan manusia dengan sangat cepat, bahkan dalam hitungan menit setelah manusia terpapar.

Manusia sendiri paling mudah terpapar klorin melalui udara lewat saluran pernapasan, makanya penyemprotan dalam bilik disinfektan yang secara fogging jadi sangat berbahaya.

Dalam kadar rendah klorin akan mengakibatkan iritasi di kulit dan mata, seperti gatal-gatal dan kemerahan. Selain itu efeknya pada pernapasan adalah sakit tenggorokan dan batuk.

Dalam kadar tinggi, nih, klorin bisa menyebabkan penyakit serius seperti bronchospasm atau gangguan penyempitan otot bronkus pada paru-paru sehingga mengganggu keluar-masuk udara dan edema paru. Hii… serem, ya!

6. Tidak ada penawar bagi keracunan klorin

Source: Tokopedia

Bukan cuma dampaknya saja yang menyeramkan, bahkan sampai saat ini tidak ada penawar bagi keracunan klorin, lho.

Oleh karena itu, meski dijual secara bebas, penggunaan senyawa kimia ini harus digunakan secara hati-hati dan sesuai anjuran pemakaiannya untuk menghindari efek samping.

Dampak klorin paling sederhana sebenarnya akan kamu rasakan saat mencuci baju menggunakan tangan dengan cairan pemutih. Pasti setelah mencuci baju tadi tanganmu akan terasa pedih!

7. Lebih baik menggunakan masker dan rajin cuci tangan

Source: Liputan6

Daripada kamu menyemprotkan disinfektan yang mengandung klorin ke seluruh tubuhmu, nih, mending kamu pakai masker dan rajin cuci tangan untuk menghindari virus seperti Covid-19.

Kalaupun harus menggunakan cairan ini, ya, ingat anjuran WHO untuk menyemprotkannya hanya pada permukaan benda mati di sekeliling rumah kamu.

Kamu hanya berkewajiban melindungi diri dengan memakai masker dan sarung tangan saat menyemprotkannya, tetapi bukan menyemprotkan cairan disinfektan ke tubuh dan makanan, ya!


Itulah beberapa alasan mengapa bilik disinfektan berbahaya bagi manusia dan alasan mengapa sebaiknya kamu tidak menyemprotkan cairan disinfektan langsung ke tubuhmu.

Sstt, lebih baik kamu menjaga kebersihan dengan cara rajin mencuci tangan dan meningkatkan daya tahan tubuh demi menjaga kesehatan sekaligus mencegah virus Covid-19.

Apakah di sekitar tempat tinggalmu ada bilik disifektan? Punya pengalaman nggak enak seputar penyemprotan disinfektan? Yuk, berbagi cerita di kolom komentar!

Rizki Ramadhan

Full-time writer, part-time planner, part-time dreamer, part-time guitarist, part-time bassist but not an activist. Just a human being. Hit me up on Twitter @rizkiglonomore

Recent Posts

Sample Post – Megs

In this post, we'll explore various HTML elements and how you can style them effectively…

1 year ago

Sample Post

Introduction to Styling in WordPress In this post, we'll explore various HTML elements and how…

1 year ago

Mengenal Weton Rabu Pahing, dari Watak hingga Jodoh untuk Laki-Laki dan Wanita

Mengenal weton Rabu Pahing untuk laki-laki dan wanita, dari watak, rezeki, garis hidup dan jodoh…

2 years ago

Manfaat Minyak Zaitun untuk Mengatasi Rambut Rontok | Bisa Digunakan Sebagai Masker Rambut!

Apa saja manfaat minyak zaitun untuk rambut rontok dan bagaimana cara penggunaannya? Yuk, simak penjelasannya…

2 years ago

9 Macam-Macam Kurma Terbaik dan Bermanfaat bagi Kesehatan

Macam-macam kurma terbaik dan berbagai manfaatnya untuk kesehatan. Ada apa saja? Yuk, cek di sini.

2 years ago