Eccedentesiast adalah ketika kamu pura-pura bahagia!
Kebahagiaan adalah hal yang diinginkan oleh semua orang. Ungkapan ini memang benar adanya. Sebab, setiap orang berhak untuk bahagia. Namun, kehidupan nggak selamanya indah. Ada kalanya kita menghadapi masalah dalam kehidupan. Hal ini tentu saja bisa menyebabkan rasa sakit dan kesedihan.
Beberapa orang pun bahkan memilih untuk menutupi rasa sedih itu dengan ‘pura-pura’ bahagia melalui sebuah senyuman. Hal ini dikenal dengan istilah eccedentesiast.
BACA JUGA: Sering Melanda Kaum Millenial, Apa itu Quarter Life Crisis?
Eccedentesiast adalah Ketika Kamu Berusaha Menyembunyikan Kesedihan
Eccedentesiast adalah istilah dalam psikologi yang diperuntukkan bagi seseorang yang menyembunyikan rasa sakit dan kesedihan melalui sebuah senyuman. Padahal sebenarnya, di dalam hatinya mereka menangis atau bahkan berteriak.
Senyuman nggak selamanya menandakan kebahagiaan dalam hidup seseorang. Terkadang, di balik senyuman tersimpan luka yang mendalam. Pernyataan tersebut nampaknya berlaku bagi seorang eccedentesiast.
Eccedentesiast bukanlah merupakan suatu kondisi medis, melainkan hanya sebuah istilah. Ada beberapa alasan mengapa seseorang memilih untuk menyembunyikan kesedihan di balik sebuah senyuman.
Misalnya saja, dia nggak suka ketika orang lain mengetahui perasaan yang dirasakan sebenarnya atau dia nggak mau orang lain ikut-ikutan sedih.
Untuk alasan tersebut, akhirnya beberapa orang memilih untuk ‘pura-pura’ bahagia melalui senyuman, sehingga orang-orang berpikir bahwa dalam kehidupannya nggak terjadi apa-apa.
Hampir mirip dengan eccedentesiast, dalam dunia medis juga terdapat kondisi yang dikenal sebagai smiling depression, yakni ketika seseorang merasa depresi atau cemas namun memilih untuk bersikap bahagia.
Singkatnya, mereka juga memilih untuk bersembunyi di balik senyuman untuk membuat orang lain yakin bahwa mereka bahagia.
Tanda-tanda dari Eccedentesiast
Eccedentesiast memiliki beberapa tanda yang bisa diperhatikan, beberapa di antaranya seperti berikut ini.
1. Tanda dari eccedentesiast adalah tampak ‘bahagia’ dari luar
Seorang eccedentesiast selalu ceria, riang, dan tampak bahagia dari luar. Sehingga, hal ini membuat orang lain berpikir seolah-olah kamu nggak memiliki masalah atau beban dalam kehidupan.
Namun sebaliknya, perasaan yang sebenarnya dirasakan adalah rasa sedih, sakit hati, atau bahkan depresi.
Kamu memilih untuk menyembunyikannya, sehingga perasaan tersebut hanya dirasakan oleh dirimu sendiri. Sebab pada dasarnya, kamu akan merasa bahwa jika orang lain tahu ini hanya akan membuatmu tambah sedih atau ditakutkan nantinya akan merepotkan orang lain.
2. Melakukan segala sesuatunya sendiri
Eccedentesiast bukan hanya bisa menyebabkan seseorang terlihat bahagia dari luar saja, tapi ini juga dapat memengaruhi kepribadian mereka.
Seorang eccedentesiast cenderung bersikap tertutup dan menutup diri. Kembali lagi, alasannya mereka nggak mau orang lain larut dalam kesedihan yang sebenarnya mereka rasakan. Hingga mereka memilih untuk nggak meminta bantuan orang lain.
Selain nggak mau merepotkan orang lain, ada alasan lain yang juga membuat seorang eccedentesiast memilih untuk nggak meminta bantuan dari orang lain, yakni mungkin saja mereka bingung bagaimana caranya.
Singkatnya, mereka sebenarnya mau meminta bantuan, tapi nggak tahu apa yang harus dilakukan.
Sebagai contoh, mereka cenderung memecahkan suatu masalah berdasarkan pemikiran atau jalan mereka sendiri tanpa adanya keterlibatan orang lain. Hal inilah yang juga menjadi alasan mengapa mereka terlihat lebih mandiri.
3. “Nggak apa-apa, aku baik-baik aja, kok”
Tanda dari eccedentesiast lainnya adalah kamu merasa seolah-olah semuanya baik-baik saja. Hal ini dilakukan agar nggak ada orang lain yang tahu.
Berusaha untuk baik-baik saja, namun sebenarnya ada kesedihan mendalam yang dirasakan memang sulit untuk dilakukan. Namun, seorang eccedentesiast bisa melakukannya. Dalam arti mereka tebiasa dan cenderung ‘membohongi’ diri mereka sendiri.
BACA JUGA: 63 Kata-kata Sedih yang Bermakna Dalam dan Menyembuhkan Luka
4. Melakukan apa yang mereka sukai
Setiap orang memiliki masalahnya masing-masing. Cara menghadapi masalah pun tentunya akan berbeda-beda pada tiap orang. Melakukan apa yang disukai bukan berarti bahwa mereka lari dari masalah, melainkan mereka berusaha tetap tegar sambil menikmati hidup.
Nggak heran, jika mereka tampak sangat menikmati hidupnya. Ini dilakukan agar mereka bisa melakukan hal-hal positif. Setidaknya, ini bisa memberikan kelegaan bagi mereka.
Nggak cuma itu, melakukan hal yang disukai juga bisa membuat mereka sejenak terlepas dari kesedihan dan rasa sakit yang dialami.
Jadi, sah-sah saja, kok, jika mereka melakukan hal ini, yang terpenting mereka melakukan kegiatan yang positif dan bisa menikmati kegiatan tersebut.
5. Tak selamanya kesedihan bisa ditutupi
Meskipun tampak tegar dan bahagia, tapi bukan berarti seorang eccedentesiast nggak bisa menunjukkan ‘wajah aslinya’. Biasanya, mereka akan menunjukkan wajah aslinya ketika mereka sendirian dan nggak melakukan kegiatan apapun.
Pernah mendengar ungkapan “mulut bisa berbohong, tapi tidak dengan mata”? Nampaknya hal ini juga berlaku bagi seorang eccedentesiast.
Nggak heran, jika banyak orang yang berkata bahwa mata bisa menunjukkan emosi dalam jiwa seseorang. Pasalnya, nggak selamanya kesedihan yang dirasakan dapat ditutupi. Adakalanya seseorang menyadari jika kamu sebenarnya menangis dalam senyuman.
Nah ketika hal ini terjadi, biasanya seorang eccedentesiast merasa bahagia. Sebab, ada orang yang tahu mengenai apa yang sebenarnya mereka rasakan. Biasanya, orang terdekat yang sudah kenal lama denganmu akan menyadari hal ini.
Memilih Menjadi Seorang Eccedentresiast Memang Punya Sisi Positif, Tapi…
Ketika memilih menjadi seorang eccedentesiast memang ada beberapa sisi positif yang bisa diperoleh, misalnya saja kamu bisa menjadi lebih tegar dalam menghadapi cobaan, mandiri dalam menyelesaikan masalah, dan selalu optimis.
Dikutip dari laman Very Well Health, beberapa penelitian memang menemukan bahwa tersenyum dapat menciptakan perasaan positif dan membuat seseorang merasa lebih baik.
Apabila kamu tersenyum untuk memberikan dorongan positif pada diri sendiri, memang biasanya ini berhasil untuk mendapatkan suasana hati yang baik.
Namun sebaliknya, jika kamu berpura-pura tersenyum agar nggak berurusan dengan rasa sedih yang dialami atau secara singkat kamu menjadikan senyum sebagai sebuah ‘trik’ yang dipaksakan agar kamu terlihat bahagia, ini hanya akan membuatmu merasa lebih buruk dalam jangka panjang.
Sangat wajar, jika kamu nggak mau merepotkan orang lain dengan berpura-pura bahagia. Namun ingat, kita adalah makhluk sosial yang juga membutuhkan orang lain.
Apabila masalah yang dirasakan terlalu berat dan kamu nggak bisa menutupinya lagi, nggak ada salahnya, lo, jika meminta bantuan pada orang lain.
Cara yang termudah, kamu bisa menceritakan apa yang sebenarnya dialami pada orang terdekat yang kamu percaya. Pilihan lainnya, kamu juga bisa bercerita pada psikolog. Jadi, beban pikiran dan rasa sedih yang kamu rasakan dapat berkurang.
Nah, itulah beberapa informasi mengenai eccedentesiast. Eccedentesiast adalah seseorang yang memilih menutupi kesedihan dengan sebuah senyuman.
Apakah kamu sering merasakan perasaan tersebut? Share di kolom komentar, yuk.
Cari kost yang nyaman, aman, dan rasanya #SenyamanDiRumah? Coba yuk cek di kost coliving Rukita! Rukita punya sederat kost coliving yang tersebar di berbagai lokasi strategis di Jabodetabek, Bandung, Malang dan Surabaya.
Jangan lupa unduh aplikasi Rukita via Google Play Store atau App Store, bisa juga langsung hubungi Nikita (customer service Rukita) di +62 811-1546-477 atau kunjungi www.rukita.co.
Follow juga akun Instagram Rukita di @Rukita_Indo dan Twitter di @Rukita_Id untuk berbagai info terkini serta promo menarik!